Sabtu, 07 Juli 2018

Esai : Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, Struktur, Cara Membuat, dan Contohnya

Esai adalah suatu tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang subyek tertentu yang coba dinilainya.
Esai sastra adalah salah satu bentuk karya tulis yang marak diciptakan oleh berbagai kalangan sastra

A.  Pengertian Esai
Pengertian esai menurut beberapa ahli :
1.   Menurut H.B Jassin ( Sang Paus Sastra )
Esai adalah uraian yang membicarakan bermacam ragam,tidak tersusun secara teratur tetapi seperti dipetik dari bermacam jalan pikiran.
Dalam esai terlihat keinginan,sikap terhadap soal yang dibicarakan, kadang-kadang terhadap soal yang dibicarakan.
Pengertian esai sebagai karangan yang sedang panjangnya, yang membahas persoalan secara mudah dan sepintas lalu dalam bentuk prosa.

2.   Menurut Soetomo
Esai adalah sebagai karangan pendek mengenai suatu masalah yang kebetulan menarik perhatian untuk diselidiki dan dibahas.
Pengarang mengemukakan pendiriannya, pikirannya, cita-citanya dan sikapnya terhadap suatu persoalan yang disajikan.

3.   Menurut F.X Surana
Esai adalah sebagai kupasan suatu ciptaan, tentang suatu soal, masalah pendapat, ideology, dengan panjang lebar.
Kupasan ini berdasarkan pandangan penulisnya dan diutarakan secara tidak teratur.

4.   Menurut Aan Sugianto Mas
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dengan pendirian, pikiran, cita-cita, siapa penulisnya yang di utarakan secara tidak teratur.

5.   Menurut Ensiklopedi Indonesia
Esai adalah jenis tulisan prosa yang menguraikan masalah dalam bidang kesusastraan,kesenian kebudayaan,ilmu pengetahuan dan filsafat.
Berdasarkan pengamatan,pengupasan,penafsiran fakta yang nyata atau tanggapan yang berlaku dengan mengemukakan gagasan dan wawasan pengarangnya sendiri.

6.   Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Esai adalah suatu karangan atau tulisan yang membahas suatu masalah secara sekilas dari sudut pandang pribadi penulisnya.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa esai adalah tulisan yang mengandung opini dan sifatnya subjektif atau argumentatif.
Pandangan-pandangan pribadi tersebut haruslah logis dan dapat dipahami dengan baik.
Tidak hanya itu, argument yang disampaikan dalam esai harus didukung oleh fakta, sehingga esai tersebut tidak menjadi tulisan yang fiktif atau imajinasi sang pengarang belaka.
Tujuan ditulisnya sebuah esai yaitu untuk membuat masyarakat yakin terhadap sudut pandang penulis mengenai suatu isu.
Oleh sebab itu, wajib adanya data atau fakta yang mendukung.

B.  Ciri-Ciri Esai
Suatu karya bisa digolongkan ke dalam esai jika mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.   Karangan Pendek
Esai adalah salah satu jenis prosa yang merupaka karya sastra dalam bentuk tulisan.
Esai dibuat atau ditulis dalam jumlah kalimat yang pendek (singkat) oleh sebabnya isinya berupa kajian yang singakt padat serta jelas.

2.   Mempunyai Gaya Bahas Khas
Esai bisa ditulis oleh semua orang yang berfikir suatu permasalahan atau mengangkat permasalahan untuk diperbincangkan, sehingga esai mempunyai gaya bahasa yang khas sesuai dengan karakter penulisnya.

C.  Jenis-Jenis Esai
Jenis-jenis esai, antara lain:
1.   Berdasarkan Tujuan Penulisan
a.   Esai Cerita
Esai cerita merupakan esai yang bertujuan untuk melukiskan, atau menghadirkan baik barang, seseorang, maupun sesuatu lainnya agar mampu dibayangkan oleh pembaca.
Esai ini bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat bentuk, mendengar suara, mengecap rasa, maupun mencium bau dari suatu barang, atau seseorang, atau sesuatu lainnya yang dihadirkan dalam isi esai.
Atau dengan kata lain, esai cerita bertujuan untuk memberikan kesan utama yang ingin disampaikan penulis terhadap suatu benda maupun seseorang atau sesuatu lain kepada pembaca.

b.   Esai Paparan
Esai ini bertujuan untuk menjelaskan atau memaparkan lebih rinci suatu hal kepada pembaca.
Tujuan utama esai ini untuk mengedukasi maupun memberikan informasi kepada pembaca.

c.   Esai Argumentatif
Esai jenis ini, bertujuan untuk meyakinkan pembaca untuk menerima ide, pandangan, sikap, maupun kepercayaan penulis terhadap suatu isu atau permasalahan.

Esai argumentative akan berusaha mengungkapkan kebenaran dari suatu ide dengan motif agar nantinya pembaca pada akhirnya akan berpihak pada penulis dan berbuat sesuatu berdasarkan opini yang terdapat dalam esai tersebut.

d.   Esai Lukisan
Esai lukisan merupakan karangan yang isinya menggambarkan sesuatu dengan tujuan untuk membantu pembaca memahami hal yang ingin disampaikan.

e.   Esai Ajakan
Esai ajakan hampir mirip tujuannya dengan esai argumentatif, hanya saja esai jenis ini mempunyai tujuan lebih spesifik yakni mengajak pembaca untuk mengikuti penulis dalam melakukan suatu atau sebaliknya mengajak pembaca untuk menghentikan melakukan suatu hal.

2.   Berdasarkan Keragamaan Permasalahan yang Muncul
a.   Deskriptif
Esai deskriptif merupakan esai yang mendeskripsikan seseorang atau benda.
Permasalahan atau hal yang diangkat pada esai ini adalah sebuah benda, seperti rumah, alat elektronik, hewan, maupun sesorang.

b.   Tajuk
Tajuk, merupakan jenis esai yang dimuat di dalam surat kabar yang menjadi tempat untuk menyalurkan pendapat masyarakat guna menyatakan pandangannya terhadap suatu peristiwa yang sedang berkembang di lingkungan masyarakat tersebut.
Esai jenis ini mengangkat isu isu yang sedang hangat diperbincangkan di masyarakat seperti gejolak politik, keadaan perekonomian saat ini dan lain sebagainya.
Tajuk tidak hanya memuat isu isu berat, namun apa saja yang sedang menjadi tren saat ini di masyarakat juga dapat menjadi pokok bahasan dalam tajuk, misal model fashion terkini, bahkan hingga fenomena “Om Telolet, Om” yang marak diperbincangkan akhir akhir ini.

c.   Cukilan Watak
Esai jenis ini, memungkinkan seorang penulis untuk menyisipkan cukilan (cuplikan) dari watak seseorang terhadap isu terkait kepada pembaca.
Esai ini tidak menjabarkan secara lengkap biografi seorang tokoh, melainkan hanya mengungkapkan sepenggal watak atau sifat yang dimiliki seorang tokoh yang terkait dalam isu atau cerita yang diangkat dalam esai tersebut.

d.   Pribadi
Esai pribadi hampir mirip dengan esai cukilan watak.
Hanya saja yang membedakan esai jenis ini dengan esai cukilan watak ialah watak atau sifat yang dihadirkan dalam esai merupakan sepenggal watak atau sifat dari penulis itu sendiri.

Pada esai pribadi, penulis secara frontal mengungkapkan pendapatnya terhadap isu yang diangkat dalam esai.

e.   Reflektif
Esai ini merupakan esai yang ditulis untuk merenungkan suatu isu politik, kebijakan pemerintah, dan lainnya yang biasanya ditulis oleh seorang pakar/ahlinya guna menanggapi isu isu tersebut.

f.     Kritik
Esai kritik merupakan esai yang menilai baik atau buruk, bermanfaat atau tidaknya, kelebihan atau kekurangan suatu hal, baik berupa karya seni maupun karya sastra.
Kritik akan membicarakan dan menilai berbagai unsut yang membentuk karya tersebut dan dikemas dalam sebuah esai.

g.   Artikel Penelitian
Artikel penelitian merupakan jenis esai yang berisi tentang hasil hasil yang diperoleh dari sebuah penelitian.
Artikel jenis ini umumnya akan menambah pengetahuan baru di bidangnya atau mencek ulang penelitian yang ada sebelumnya dengan kondisi riil saat ini.

D.  Struktur Esai
Struktur esai adalah sebagai berikut :
1.   Pendahuluan
Di dalam pendahuluan, kita dapat mengungkapkan topik atau tema yang akan dibahas dalam keseluruhan esai.
Unsur-unsur yang ada di dalam pendahuluan adalah latar belakang dan pendapat pribadi penulis mengenai tema yang akan dibahas secara lebih jelas dan detil pada bagian selanjutnya.
Pendahuluan menjadi pengantar pembaca untuk memahami topik yang akan dibahas sehingga pembaca lebih mudah menelaah isi esai.

2.   Isi/Pembahasan
Isi atau pembahasan adalah bagian dari esai yang menjelaskan tema/topik tulisan secara lebih detil.
Di dalam isi, penulis menjabarkan pendapatnya secara kronologis atau urut sesuai dengan ide yang disusun dalam kerangka sehingga esai menjadi koheren.

3.   Kesimpulan/Penutup
Kesimpulan adalah bagian terakhir dalam esai.
Bagian ini berisi kalimat yang merangkum atau menyimpulkan apa yang sudah disampaikan di pendahuluan dan pembahasan.
Kesimpulan tidak boleh melebar ke topik lain.

E.  Cara Membuat Esai
Cara membuat esai yang baik, antara lain:
1.   Tentukan tema yang menarik
Sebelum menulis sebuah esai, tentukan terlebih dahulu esai apa yang ingin Anda tulis.
Sebuah tema yang bagus akan mempengaruhi isi keseluruhan esai tersebut.
Oleh karena itu, pilihlah tema yang sedang hangat – hangatnya terjadi, sehingga para pembaca mau meluangkan waktunya untuk membaca esai yang akan Anda tulis.

2.   Lakukan riset
Setelah mendapatkan tema, lakukanlah riset melaui buku atau internet tentang tema tersebut.
Hal ini dilakukan untuk mendukung argument – argument yang ingin Anda tulis di dalam esai, sehingga pendapat Anda akan semakin kuat.
Jika esai Anda didukung dengan data seperti, fakta, contoh, teori, dan lain – lain, maka esaay tersebut akan menjadi bagus.
Sebaliknya, jika esai Anda tidak memiliki data – data pendukung, tulisan Anda ini akan dianggap omong kosong dan orang – orang tidak akan percaya dengan esai yang Anda buat. 

3.   Membuat outline
Membuat kerangka atau outline sangat berguna ketika membuat sebuah karya tulis.
Hal ini dilakukan untuk menyususn ide – ide yang ingin diungkapkan.
Selain itu, dengan outline, tulisan Anda tidak akan keluar dari ide atau tema, sehingga esai Anda akan koheren dan logis. 

4.   Memperhatikan pemilihan kata
Esai yang baik adalah esai yang menggunakan bahasa yang baik, karena esai adalah karya tulis formal.
Oleh karena itu gunakanlah bahasa – bahasa yang formal.
Disamping itu, Anda juga perlu mempertimbangkan siapa calon pembaca esai.
Jika calon pembaca esai Anda adalah para intelektual, gunakanlah bahasa intelektual pula.
Sebaliknya, jika calon pembaca adalah masyarakat umum, gunakanlah bahasa umum, tetapi tetap menggunakan bahasa formal.
Hal ini dilakukan untuk membuat esai Anda selain bagus secara struktur, juga baik secara konteks, karena mudah dipahami.

5.   Kerjakan
Setelah hal – hal di atas telah selesai dilakukan, mulailah menulis.
Dalam menulis esai ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu :
a.   Pendahuluan
Pendahuluan adalah bagian awal esai, bagian ini mengungkapkan hal yang akan dibahas di dalam sebuah esai.
Selain itu, di dalam pendahuluan juga terdapat statement Anda tentang suatu pemasalahan yang akan dibahas.
Ttulislah statement tersebut dengan bahasa yang bisa menimbulkan pertanyaan dan keingintahuan dari pembaca untuk mencari tahu alasan – alasan  tentang statement tersebut.
b.   Isi
Bagian selanjunya adalah isi. Bagian ini mengandung garis besar keseluruhan isi esai.

Tulislah dengan mengacu pada point – point pada outline yang telah dibuat.
Kembangkanlah point – point tersebut dan jangan lupa untuk memberikan pendukung berupa data agar opini Anda tidak lemah.
c.   Penutup
Bagian selanjutnya adalah penutup. Bagian ini berupa konklusi atau kesimpulan dari esai.
Tulislah kembali point – point pada bagian isi dengan bahasa lain dan dalam satu kalimat.
Sebuah kesimpulan harus mewakili isi esai tersebut dan janganlah memunculkan ide atau topik baru pada bagain penutup. 

6.   Judul
Judul juga penting dalam membuat esai.
Judul yang baik adalah judul yang bisa memikat perhatian orang lain, sehingga mereka tertarik untuk membacanya. 

F.   Contoh Esai

Contoh 1
Kebut Membawa Maut

Akhir – akhir ini sering sekali terjadi kecelakaan di jalan raya, terutama pada musim mudik atau menjelang lebaran. Kecelakaan – kecelakaan tersebut disebabkan oleh banyak faktor, seperti faktor kelelahan, mengantuk, kebut-kebutan, mesin yang tidak fit, dan lain – lain. Namun, dari banyaknya faktor tersebut, kebut-kebutan adalah faktor yang paling berbahaya diantara semua faktor – faktor lainnya. 

Menurut data yang diperoleh dari kepolisian dan jasa raharja, pada tahun lalu terjadi 1900 kasus kecelakaan di jalan raya akibat kebut-kebutan. kebut-kebutan di jalan raya sangatlah berbahaya karena menyebabkan kerugian baik bagi diri senidri maupun orang lain. Untuk meyakinkan statement di atas, berikut ini adalah dua paragaf yang membahas tentang kerugian akibat kebut-kebutan di jalan raya.

Yang pertama adalah, kebut-kebutan bisa mencelakai diri sendiri dan orang – orang terkasih. Mengendari kendaraan di luar batas normal akan menyebabkab kecelakaan, sehingga melukai diri sendiri dan orang – orang terkasih yang ada di dalam mobil. Bahkan tidak hanya melukai, tetapi juga bisa mengambil nyawa mereka yang kebut-kebutan di jalan raya. Data dari kepolisian juga mengungkapkan bahwa dari 1900 kasus kecelakaan akibat kebut-kebutan, sekitar 5034 orang meninggal dunia.

Kedua, kebut-kebutan bisa mencelakai orang lain, khusunya pejalan kaki. Para pengemudi yang memacu kendaraannya di luar batas bisa kehilangan control akan kendaraanya, sehingga akan menabarak para pejalan kaki. Contohnya kasus yang terjadi di Tugu Tani, Jakarta lima tahun lalu, sebanyak 17 orang meninggal dunia, dan 20 lainya luka – luka, akibat tertabrak mobil yang dikendarai oleh seorang wanita.

Oleh karena itu, kebut-kebutan bisa menyebabkan kecelakaan dan mengantarkan kematian di jalan raya, tidak hanya bagi pengemudi, tetapi juga bagi orang lain yang ikut menggunakan jalan raya yang tidak bersalah.      


Contoh 2

Penyebab Bahasa Lampung Terancam Punah
Dilansir dari situs BBC, UNESCO mengatakan bahwa lebih dari sepertiga bahasa di dunia terancam punah dan diantaranya dipakai oleh kelompok kecil penutur. Dari sekitar 2.000 bahasa tersebut, menurut UNESCO, sekitar 200 dipakai oleh sekelompok kecil penutur. Bahasa Lampung yang merupakan bahasa daerah dari Provinsi Lampung adalah salah satunya. Bahasa Lampung memiliki banyak ragam dialek dan juga memiliki aksara (huruf) sendiri.
Di era globalisasi ketika masyarakat mengedepankan bahasa nasional dan bahasa asing dikarenakan kebutuhan komunikasi dalam bisnis dan urusan lainnya, penggunaan bahasa daerah seperti bahasa Lampung di daerah provinsi Lampung mulai menurun. Dikhawatirkan bahwa bahasa Lampung ini akan semakin sedikit jumlah penuturnya.
Ada beberapa kemungkinan penyebab yang membuat penutur asli bahasa Lampung semakin sedikit; hal yang menurut saya bisa menjadi penyebab berkurangnya penutur bahasa asli Lampung. Yang pertama adalah banyaknya variasi dialek yang membuat ketidakpahaman sesama penutur yang menganut dialek berbeda sehingga timbullah keengganan dalam menggunakan bahasa Lampung. Pada akhirnya mereka lebih memilih untuk menggunakan bahasa nasional untuk menjembatani kesulitan tersebut.
Masyarakat yang heterogen dimana banyak masyarakat di luar suku Lampung yang tinggal di Lampung serta adanya perkawinan antar suku juga termasuk penyebab mengapa masyarakat lebih cenderung menggunakan bahasa nasional. Adanya perkaiwanan antar suku ini melahirkan anak-anak yang tidak diajarkan bahasa Lampung karena orang tua tidak membiasakan atau mengajari mereka bahasa Lampung di rumah. Komunikasi di rumah didominasi dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Tidak hanya anak-anak dari perkawinan antar suku, namun anak-anak yang terlahir dari orang tua suku Lampung asli pun sudah mulai banyak yang tidak belajar bahasa Lampung atau berkomunikasi dengan bahasa Lampung di rumah.
Dominasi penggunaan bahasa Indonesia sehingga tergesernya penggunaan bahasa asli daerah tersebut saya rasa tidak hanya terjadi di Lampung. Hal tersebut dikarenakan desakan kebutuhan dan kepraktisan dalam berkomunikasi pada ranah bisnis, pendidikan, maupun sektor lainnya.
Pelestarian bahasa sebagai salah unsur dari budaya tentu bukanlah hal yang mudah apalagi hal ini menyangkut banyak orang dengan jenis komunikasi yang berbeda-beda. Penyebab-penyebab mulai terancamnya bahasa daerah, baik bahasa Lampung maupun bahasa lainnya tidak luput dari peran semua pihak. Oleh karena itu, dibutuhkan peran dan partisipasi dari banyak pihak juga untuk melestarikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEDIH

  Ia ceritakan kepada malam Sebuah kisah yang kelam Ketika hati menjadi ulam Mengenang cinta yang suram   Ia ceritakan kepada bint...