Sabtu, 12 Mei 2018

Pengertian dan Contoh Satire

satire

A.  Pengertian Satire
Satire adalah puisi yang memuat sindiran kepada penguasa/orang yang memiliki posisi/jabatan.
Tokoh sastrawan yang terkenal dengan karya satirenya adalah W.S. Rendra.

B.  Contoh Satire

Lihatlah kami
Peluh dan keringat adalah kawan kami
Banting tulang adalah kesetiaan kami
Kekurangan adalah kelebihan kami
Penderitaan adalah keseharian kami
Tapi lihatlah dirimu
Tertawa di atas peluh keringat kami
Bersantai di atas remuknya tulang kami
Berfoya di atas kekurangan kami
Kau curi semua hak kami
Kau curi sesuap nasi kami
Kau berlimpah harta atas nama kami
Kau berjanji atas nama kami
Kami hanya cukup diam
Di atas sajadah kami
Semoga Tuhan membalas kezhaliman ini


Contoh 2 : Aku bertanya
Oleh : WS Rendra

Aku bertanya...
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidat penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,

sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dalam kaki dewi kesenian.


Contoh 3 : Gigit Jari

Lihatlah pada kami
Wakil rakyat yang dihormati
Disini kami berdiri
Menuntut janji
Kemakmuran yang kau janji kan
Jika dapat kursi dewan
Kami telah turuti
Demi janji-janji
Namun, kini
Apa yang trejadi
Jangankan janji
Ingat pun tidak pada kami
Tertipu lagi
Janji –janji bohong lagi
Terpaksa kini kami hanya menggigit jari


Contoh 4 : Di Negeri Amplop
Oleh : (Gus Mus)

Aladin menyembunyikan lampu wasiatnya “malu”
Samson tersipu – sipu, rambut keramatnya ditutupi topi “rapi – rapi”
David coverfil dan rudini bersembunyi “rendah diri”
Entah, andai Nabi Musa bersedia datang membawa tongkatnya
Amplop – amplop di negeri amplop mengatur dengan teratur
Hal – hal yang tak teratur menjadi teratur
Hal – hal yang teratur menjadi tak teratur
Memutuskan putusan yang tak putus
Membatalkan putusan yang sudah putus
Amplop – amplop menguasai penguasa
Dan mengendalikan orang – orang biasa
Amplop – amplop membeberkan dan menyembunyikan
Mencairkan dan membekukan
Mengganjal dan melicinkan
Orang bicara bisa bisu
Orang mendengar bisa tuli
Orang alim bisa nafsu
Orang sakti bisa mati
Di negri amplop, amplop – amplop mengamplopi apa saja dan siapa saja.


Contoh 5 : Negeriku
Oleh : (Gus Mus)

Mana ada negri sesubur negeriku
Sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tebu dan jagung tapi juga pabrik, tempat rekreasi dan gedung

Prabot – prabot orang kaya di dunia dan burung-burung indah piaraan mereka berasal dari hutanku              
Ikan – ikan pilihan yang mereka santap bermula dari lautku
Emas dan perak, perhiasan mereka digali dari tambangku
Air bersih yang mereka minum bersumber dari keringatku
Mana ada negri sekaya negeriku
Majikan – majikan bangsaku memiliki buruh – buruh mancanegara
Brangkas – brangkas Bank ternama dimana – mana menyimpan harta – hartaku
Negriku menumbuhkan konglomera dan mengikis habis kaum melarat
Rata – rata pemimpin negriku dan handai tolannya terkaya didunia
Mana ada negri semakmur negeriku
Penganggur – penganggur diberi perumahan, gaji dan pensiunan setiap bulan
Rakyat – rakyat kecil menyumbang negara tanpa imbalan
Rampok – rampok di beri rekomendasi, dengan kop sakti instansi
Maling – maling di beri konsensi
Tikus dan kucing dengan asik berkorupsi


Contoh 6 : Semenjak Hari Itu
Oleh : (Malik Abdul)

Di depanku kau menangis tersedu tak tahu malu
Kata-katamu membujukku penuh rayu  
Merengek memintaku untuk kembali 
Namun, aku tetap pada pendirianku
Janji busukmu begitu nyata
Segala resah menyatu buatku ragu
Melihat kau berdua sedang bercumbu
Tanpa rasa bersalah kau mancampakkanku
Kini hari tinggal sepi
Menyisakan hari penuh haru
Semenjak kau dustai kisah cinta berdua 
Rasakan sendiri kini 
Air matamu tak akan pernah berarti 
Untuk menghapus dosa yang kau lakukan sendiri
Selamat tinggal melati.

Contoh 7 : Kepada Para Pemulung Desaku
Oleh : (Malik Abdul)

Desaku terpencil di sudut sungai yang sepi
Masyarakat hidup pas-pasan tetapi penuh gaya
Seakan tak mau kalah dengan kemajuan kota
Mereka tak tahu apa itu halal
Mereka tak tahu apa itu haram
Sambil menyelam minum air
Sambil memulung mereka mencuri
Sambil mencuri mereka menari
Sambil menari mereka mengotori diri
Tiada satu pun cita-cita yang mulia diantara mereka
Karena mereka tiada mengenalnya
Ajaran agama pun tidak mereka anggap benar
Lantas siapakah yang harus berbenah
Para kiyai kah?
Atau mereka?


Contoh 8 : Pencopet Metropolitan
Oleh : (Malik Abdul)

Siang hari di bandara Soekarno-Hatta
Mentari terik menyengat kulit seorang kakek tua
Dia berjalan gontai membawa tas yang penuh dengan pakaian
Terlihat binar matanya menampakkan kerinduan akan kampung halaman
Kepada isteri, anak, dan cucu-cucunya
Bahunya nampak terbungkuk menopang segala beban
Beban yang ada di dalam tasnya
Juga beban akan tanggung jawabnya
Dari arah berlawanan seorang pemuda berjalan cepat
Seperti terburu oleh nafsu sesaat
Tanpa perduli bahwa semua itu perbuatan jahat
Brakk…!
Tampak ia menabrak seorang kakek tua
Sang kakek terjatuh
Tangannya yang ringkih menopang tubuhnya yang terpelanting
Kerumunan orang apatis hanya menyaksikan
Sejenak terhenti dari langkah mereka
Namun seakan peristiwa itu hanyalah hal kecil
Dalam sekejap si pemuda itu terbangun
Dengan gerak cepat ia menyingkapkan dompet coklat didalam jaket
Na’as…
Sang kakek kehilangan segalanya
Semua kerja kerasnya lenyap dalam sekejap
Nampak kesedihan dari mata yang teduh itu
Dari kejauhan ia hanya menyaksikan
Si pemuda itu berlalari sangat kencang
Hingga tiba di seberang jalan
Ia hendak melawan arah untuk terus berlari
Namun sebuah buss melaju kencang hingga tiada mampu ia hindari
Saatnya tibalah karma berujung mati!










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEDIH

  Ia ceritakan kepada malam Sebuah kisah yang kelam Ketika hati menjadi ulam Mengenang cinta yang suram   Ia ceritakan kepada bint...