Selasa, 20 Agustus 2019

Puisi : Kenanglah Aku

puisi tema kenang

Kenanglah Aku
Karya : Salohot Nasution

Kenanglah aku ketika pagi hari
Pada secangkair kopi
Aromanya yang semerbak mewangi
Menemaniku memulai hari

Kenanglahlah aku ketika siang hari
Kala sang surya memancarkan teriknya
Di ladang-ladang padi
Menumbuhkan harapan didada para petani

Senin, 19 Agustus 2019

Puisi : Ruang Rindu

puisi tema rindu

Ruang Rindu
Karya : Salohot Nasution

Aku menemukan tatapanmu di ruang itu
Aku mendengar suaramu di ruang itu
Aku merasakan genggaman tanganmu di ruang itu
Aku mendengar derap langkahmu di ruang itu

Aku melihat senyumanmu di ruang itu
Aku mendengar tawamu di ruang itu
Aku melihat tangismu di ruang itu
Aku merasakan kehadiranmu di ruang itu

Minggu, 18 Agustus 2019

Puisi : Waktu Yang Akan Menjawab

puisi tema waktu

Waktu Yang Akan Menjawab
Karya : Salohot Nasution

Pada akhirnya sang waktu jualah
Yang akan menjawab segala tanya
Tentang setia yang kau tawarkan
Apakah sungguhan ataukah gombalan

Pada akhirnya sang waktu jualah
Yang akan menjawab segala tanya
Tentang cinta yang kau berikan
Apakah realita ataukah permainan kata semata

Jumat, 16 Agustus 2019

Puisi : Dimangsa Rindu

puisi tema rindu

Dimangsa Rindu
Karya : Salohot Nasution

Bagimana aku bisa menikmati hari
Jika hari-hari yang kulalui
Telah dimangsa rindu
Yang tersisa hanya kenangan pilu

Bagaimana aku bisa berjalan
Jika setiap jalan yang kulalui
Telah dimangsa rindu
Yang tersisa hanya kenangan syahdu

Minggu, 11 Agustus 2019

Puisi : Aku Ingin

puisi tema galaksi

Aku Ingin
Karya : Salohot Nasution

Aku ingin cinta kita seperti bumi
Dalam galaksi bima sakti
Yang akan selalu abadi
Hingga kiamat nanti

Aku ingin engkau menjadi bulan
Yang akan menerangi bumi ketika malam
Membawa beragam cerita keindahan
Bagi semua insan

Sabtu, 10 Agustus 2019

Puisi : Cinta di Pembuangan Sampah

puisi tema bebas

Cinta di Pembuangan Sampah
Karya : Salohot Nasution

Telah ku temukan cinta
Di tempat pembuangan sampah
Terpancar dari rongga dada
Para pengajar sukarela sekolah

Aroma sampah mereka tak peduli
Bagi mereka itu aroma kesturi
Mengajar tak mengharapkan upah
Cukup dengan senyuman bocah-bocah

Selasa, 06 Agustus 2019

Puisi : Pupusnya Penantian

puisi tema penantian

Pupusnya Penantian
Karya : Salohot Nasution


Tak ada lagi malam-malam panjang
Ketika mata sulit terpejam
Pikiran menghadirkan kenangan
Meratapi kesendirian

Tak ada lagi derai air mata
Bahasa kalbu menderita
Ketika beban kerinduan
Tak lagi tertahankan

Senin, 05 Agustus 2019

Puisi : Pantai Kenangan

puisi tema pantai

Pantai Kenangan
Karya : Salohot Nasution

Kita punya kenangan di pantai ini
Pada pasir yang terhampar luas
Pada birunya air laut
Pada pohon nyiur yang melambai

Di pasir ini kita pernah menulis nama bersama
Di air laut yang membiru kita mandi bersama
Sambil berkejaran diatas ombak yang menggulung
Di bawah pohon nyiur kita duduk bersama

Minggu, 04 Agustus 2019

Puisi : Tak Mampu Ku Sembunyikan Rindu


puisi tema rindu

Tak Mampu Ku Sembunyikan Rindu
Karya : Salohot Nasution


Telah ku sembunyikan rindu
Pada kelopak bunga ditaman
Namun para kumbang memberitahunya
Lewat kuntum-kuntum mawar

Telah ku sembunyikan rindu
Pada kicau burung pipit
Namun angin memberitahunya
Lewat biji-biji yang diterbangkannya

Sabtu, 03 Agustus 2019

Puisi : Kemarau Bulan Juni

puisi tema juni

Kemarau Bulan Juni
Karya : Salohot Nasution


Angin yang berhembus diladang-ladang padi
Mengabarkan mengeringnya tanaman padi
Yang tak mampu hidup mendamba mati
Isyarat gagal panen bulan ini

Tanah-tanah retak dilanda dahaga
Merindukan hujan yang tak kunjung tiba
Kering kerontang wajah tanah
Telah lama ditinggalkan basah

Kamis, 01 Agustus 2019

Puisi : Air Mata Mengering

puisi tema bebas

Air Mata Mengering
Karya  : Salohot Nasution

Air mata mengering di zona-zona merah
Ketika peluru dan mortir bersabda
Mayat bergelimpangan tak bernyawa
Air mata tak cukup untuk menangisi kepergian orang-orang tercinta

Burung pemakan bangkai bersorak gembira
Makanan tersedia melimpah dari daging manusia
Tak sempat dikuburkan selayaknya
Karena peluru dan mortir yang tak kunjung reda

PEDIH

  Ia ceritakan kepada malam Sebuah kisah yang kelam Ketika hati menjadi ulam Mengenang cinta yang suram   Ia ceritakan kepada bint...