Esai sastra adalah
salah satu bentuk karya tulis yang marak diciptakan oleh berbagai kalangan
sastra
A. Pengertian Esai
Pengertian esai
menurut beberapa ahli :
1. Menurut
H.B Jassin ( Sang Paus Sastra )
Esai
adalah uraian yang membicarakan bermacam ragam,tidak tersusun secara teratur
tetapi seperti dipetik dari bermacam jalan pikiran.
Dalam
esai terlihat keinginan,sikap terhadap soal yang dibicarakan, kadang-kadang terhadap soal
yang dibicarakan.
Pengertian
esai sebagai karangan yang sedang panjangnya, yang membahas persoalan
secara mudah dan sepintas lalu dalam bentuk prosa.
2. Menurut
Soetomo
Esai
adalah sebagai karangan pendek mengenai suatu masalah yang kebetulan menarik
perhatian untuk diselidiki dan dibahas.
Pengarang
mengemukakan pendiriannya, pikirannya, cita-citanya dan sikapnya
terhadap suatu persoalan yang disajikan.
3. Menurut
F.X Surana
Esai
adalah sebagai kupasan suatu ciptaan, tentang suatu soal, masalah pendapat, ideology, dengan panjang lebar.
Kupasan
ini berdasarkan pandangan penulisnya dan diutarakan secara tidak teratur.
4. Menurut
Aan Sugianto Mas
Esai
adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dengan
pendirian, pikiran, cita-cita, siapa penulisnya yang di utarakan
secara tidak teratur.
5. Menurut
Ensiklopedi Indonesia
Esai
adalah jenis tulisan prosa yang menguraikan masalah dalam bidang
kesusastraan,kesenian kebudayaan,ilmu pengetahuan dan filsafat.
Berdasarkan
pengamatan,pengupasan,penafsiran fakta yang nyata atau tanggapan yang berlaku
dengan mengemukakan gagasan dan
wawasan pengarangnya sendiri.
6. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Esai
adalah suatu karangan atau tulisan yang membahas suatu masalah secara sekilas
dari sudut pandang pribadi penulisnya.
Dari beberapa
pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa esai adalah tulisan yang mengandung
opini dan sifatnya subjektif atau argumentatif.
Pandangan-pandangan
pribadi tersebut haruslah logis dan dapat dipahami dengan baik.
Tidak hanya itu,
argument yang disampaikan dalam esai harus didukung oleh fakta, sehingga esai
tersebut tidak menjadi tulisan yang fiktif atau imajinasi sang pengarang
belaka.
Tujuan ditulisnya
sebuah esai yaitu untuk membuat masyarakat yakin terhadap sudut pandang penulis
mengenai suatu isu.
Oleh sebab itu, wajib
adanya data atau fakta yang mendukung.
B. Ciri-Ciri Esai
Suatu
karya bisa digolongkan ke dalam esai jika mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Karangan
Pendek
Esai
adalah salah satu jenis prosa yang merupaka karya sastra dalam bentuk tulisan.
Esai
dibuat atau ditulis dalam jumlah
kalimat yang pendek (singkat) oleh sebabnya isinya berupa kajian yang singakt
padat serta jelas.
2.
Mempunyai
Gaya Bahas Khas
Esai
bisa ditulis oleh semua orang yang berfikir suatu permasalahan atau mengangkat
permasalahan untuk diperbincangkan, sehingga esai mempunyai gaya bahasa yang
khas sesuai dengan karakter penulisnya.
C. Jenis-Jenis Esai
Jenis-jenis esai, antara lain:
1. Berdasarkan Tujuan Penulisan
a. Esai
Cerita
Esai
cerita merupakan esai yang bertujuan untuk melukiskan, atau menghadirkan baik
barang, seseorang, maupun sesuatu lainnya agar mampu dibayangkan oleh pembaca.
Esai
ini bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat bentuk, mendengar suara,
mengecap rasa, maupun mencium bau dari suatu barang, atau seseorang, atau
sesuatu lainnya yang dihadirkan dalam isi esai.
Atau
dengan kata lain, esai cerita bertujuan untuk memberikan kesan utama yang ingin
disampaikan penulis terhadap suatu benda maupun seseorang atau sesuatu lain
kepada pembaca.
b. Esai
Paparan
Esai
ini bertujuan untuk menjelaskan atau memaparkan lebih rinci suatu hal kepada
pembaca.
Tujuan
utama esai ini untuk mengedukasi maupun memberikan informasi kepada pembaca.
c. Esai
Argumentatif
Esai
jenis ini, bertujuan untuk meyakinkan pembaca untuk menerima ide, pandangan,
sikap, maupun kepercayaan penulis terhadap suatu isu atau permasalahan.
Esai
argumentative akan berusaha mengungkapkan kebenaran dari suatu ide dengan motif
agar nantinya pembaca pada akhirnya akan berpihak pada penulis dan berbuat
sesuatu berdasarkan opini yang terdapat dalam esai tersebut.
d. Esai
Lukisan
Esai
lukisan merupakan karangan yang isinya menggambarkan sesuatu dengan tujuan
untuk membantu pembaca memahami hal yang ingin disampaikan.
e. Esai
Ajakan
Esai
ajakan hampir mirip tujuannya dengan esai argumentatif, hanya saja esai jenis
ini mempunyai tujuan lebih spesifik yakni mengajak pembaca untuk mengikuti
penulis dalam melakukan suatu atau sebaliknya mengajak pembaca untuk
menghentikan melakukan suatu hal.
2. Berdasarkan Keragamaan Permasalahan yang Muncul
a. Deskriptif
Esai
deskriptif merupakan esai yang mendeskripsikan seseorang atau benda.
Permasalahan
atau hal yang diangkat pada esai ini adalah sebuah benda, seperti rumah, alat
elektronik, hewan, maupun sesorang.
b. Tajuk
Tajuk,
merupakan jenis esai yang dimuat di dalam surat kabar yang menjadi tempat untuk
menyalurkan pendapat masyarakat guna menyatakan pandangannya terhadap
suatu peristiwa yang sedang berkembang di lingkungan masyarakat tersebut.
Esai
jenis ini mengangkat isu isu yang sedang hangat diperbincangkan di masyarakat
seperti gejolak politik, keadaan perekonomian saat ini dan lain sebagainya.
Tajuk
tidak hanya memuat isu isu berat, namun apa saja yang sedang menjadi tren saat
ini di masyarakat juga dapat menjadi pokok bahasan dalam tajuk, misal model fashion terkini,
bahkan hingga fenomena “Om Telolet, Om” yang marak diperbincangkan akhir akhir
ini.
c. Cukilan
Watak
Esai
jenis ini, memungkinkan seorang penulis untuk menyisipkan cukilan (cuplikan)
dari watak seseorang terhadap isu terkait kepada pembaca.
Esai
ini tidak menjabarkan secara lengkap biografi seorang tokoh, melainkan hanya
mengungkapkan sepenggal watak atau sifat yang dimiliki seorang tokoh yang
terkait dalam isu atau cerita yang diangkat dalam esai tersebut.
d. Pribadi
Esai
pribadi hampir mirip dengan esai cukilan watak.
Hanya
saja yang membedakan esai jenis ini dengan esai cukilan watak ialah watak atau
sifat yang dihadirkan dalam esai merupakan sepenggal watak atau sifat dari
penulis itu sendiri.
Pada
esai pribadi, penulis secara frontal mengungkapkan pendapatnya terhadap isu
yang diangkat dalam esai.
e. Reflektif
Esai
ini merupakan esai yang ditulis untuk merenungkan suatu isu politik, kebijakan
pemerintah, dan lainnya yang biasanya ditulis oleh seorang
pakar/ahlinya guna menanggapi isu isu tersebut.
f. Kritik
Esai
kritik merupakan esai yang menilai baik atau buruk, bermanfaat atau tidaknya,
kelebihan atau kekurangan suatu hal, baik berupa karya seni maupun karya
sastra.
Kritik
akan membicarakan dan menilai berbagai unsut yang membentuk karya tersebut dan
dikemas dalam sebuah esai.
g. Artikel
Penelitian
Artikel
penelitian merupakan jenis esai yang berisi tentang hasil hasil yang diperoleh
dari sebuah penelitian.
Artikel
jenis ini umumnya akan menambah pengetahuan baru di bidangnya atau mencek ulang
penelitian yang ada sebelumnya dengan kondisi riil saat ini.
D. Struktur Esai
Struktur esai adalah sebagai berikut :
1.
Pendahuluan
Di
dalam pendahuluan, kita dapat mengungkapkan topik atau tema yang akan dibahas
dalam keseluruhan esai.
Unsur-unsur
yang ada di dalam pendahuluan adalah latar belakang dan pendapat pribadi
penulis mengenai tema yang akan dibahas secara lebih jelas dan detil pada
bagian selanjutnya.
Pendahuluan
menjadi pengantar pembaca untuk memahami topik yang akan dibahas sehingga
pembaca lebih mudah menelaah isi esai.
2.
Isi/Pembahasan
Isi
atau pembahasan adalah bagian dari esai yang menjelaskan tema/topik tulisan
secara lebih detil.
Di
dalam isi, penulis menjabarkan pendapatnya secara kronologis atau urut sesuai
dengan ide yang disusun dalam kerangka sehingga esai menjadi koheren.
3.
Kesimpulan/Penutup
Kesimpulan
adalah bagian terakhir dalam esai.
Bagian
ini berisi kalimat yang merangkum atau menyimpulkan apa yang sudah disampaikan
di pendahuluan dan pembahasan.
Kesimpulan
tidak boleh melebar ke topik lain.
E. Cara Membuat Esai
Cara membuat esai
yang baik, antara lain:
1. Tentukan tema yang menarik
Sebelum
menulis sebuah esai, tentukan terlebih dahulu esai apa yang ingin Anda tulis.
Sebuah
tema yang bagus akan mempengaruhi isi keseluruhan esai tersebut.
Oleh
karena itu, pilihlah tema yang sedang hangat – hangatnya terjadi, sehingga para
pembaca mau meluangkan waktunya untuk membaca esai yang akan Anda tulis.
2. Lakukan riset
Setelah
mendapatkan tema, lakukanlah riset melaui buku atau internet tentang tema
tersebut.
Hal
ini dilakukan untuk mendukung argument – argument yang ingin Anda tulis di
dalam esai, sehingga pendapat Anda akan semakin kuat.
Jika
esai Anda didukung dengan data seperti, fakta, contoh, teori, dan lain – lain,
maka esaay tersebut akan menjadi bagus.
Sebaliknya,
jika esai Anda tidak memiliki data – data pendukung, tulisan Anda ini akan dianggap
omong kosong dan orang – orang tidak akan percaya dengan esai yang Anda
buat.
3. Membuat outline
Membuat
kerangka atau outline sangat berguna ketika membuat sebuah karya tulis.
Hal
ini dilakukan untuk menyususn ide – ide yang ingin diungkapkan.
Selain
itu, dengan outline, tulisan Anda tidak akan keluar dari ide atau tema, sehingga
esai Anda akan koheren dan logis.
4. Memperhatikan pemilihan kata
Esai
yang baik adalah esai yang menggunakan bahasa yang baik, karena esai adalah
karya tulis formal.
Oleh
karena itu gunakanlah bahasa – bahasa yang formal.
Disamping
itu, Anda juga perlu mempertimbangkan siapa calon pembaca esai.
Jika
calon pembaca esai Anda adalah para intelektual, gunakanlah bahasa intelektual
pula.
Sebaliknya,
jika calon pembaca adalah masyarakat umum, gunakanlah bahasa umum, tetapi tetap
menggunakan bahasa formal.
Hal
ini dilakukan untuk membuat esai Anda selain bagus secara struktur, juga baik
secara konteks, karena mudah dipahami.
5. Kerjakan
Setelah
hal – hal di atas telah selesai dilakukan, mulailah menulis.
Dalam
menulis esai ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Pendahuluan
Pendahuluan
adalah bagian awal esai, bagian ini mengungkapkan hal yang akan dibahas di
dalam sebuah esai.
Selain
itu, di dalam pendahuluan juga terdapat statement Anda tentang suatu
pemasalahan yang akan dibahas.
Ttulislah
statement tersebut dengan bahasa yang bisa menimbulkan pertanyaan dan
keingintahuan dari pembaca untuk mencari tahu alasan – alasan tentang
statement tersebut.
b. Isi
Bagian
selanjunya adalah isi. Bagian ini mengandung garis besar keseluruhan isi esai.
Tulislah
dengan mengacu pada point – point pada outline yang telah dibuat.
Kembangkanlah
point – point tersebut dan jangan lupa untuk memberikan pendukung berupa data
agar opini Anda tidak lemah.
c. Penutup
Bagian
selanjutnya adalah penutup. Bagian ini berupa konklusi atau kesimpulan dari esai.
Tulislah
kembali point – point pada bagian isi dengan bahasa lain dan dalam satu
kalimat.
Sebuah
kesimpulan harus mewakili isi esai tersebut dan janganlah memunculkan ide atau
topik baru pada bagain penutup.
6. Judul
Judul
juga penting dalam membuat esai.
Judul
yang baik adalah judul yang bisa memikat perhatian orang lain, sehingga mereka
tertarik untuk membacanya.
Contoh 1
Kebut
Membawa Maut
Akhir – akhir ini sering sekali
terjadi kecelakaan di jalan raya, terutama pada musim mudik atau menjelang
lebaran. Kecelakaan – kecelakaan tersebut disebabkan oleh banyak faktor,
seperti faktor kelelahan, mengantuk, kebut-kebutan, mesin yang tidak fit, dan
lain – lain. Namun, dari banyaknya faktor tersebut, kebut-kebutan adalah faktor
yang paling berbahaya diantara semua faktor – faktor lainnya.
Menurut data yang diperoleh dari
kepolisian dan jasa raharja, pada tahun lalu terjadi 1900 kasus kecelakaan di
jalan raya akibat kebut-kebutan. kebut-kebutan di jalan raya sangatlah berbahaya
karena menyebabkan kerugian baik bagi diri senidri maupun orang lain. Untuk
meyakinkan statement di atas, berikut ini adalah dua paragaf yang membahas
tentang kerugian akibat kebut-kebutan di jalan raya.
Yang pertama adalah, kebut-kebutan
bisa mencelakai diri sendiri dan orang – orang terkasih. Mengendari kendaraan
di luar batas normal akan menyebabkab kecelakaan, sehingga melukai diri sendiri
dan orang – orang terkasih yang ada di dalam mobil. Bahkan tidak hanya melukai,
tetapi juga bisa mengambil nyawa mereka yang kebut-kebutan di jalan raya. Data
dari kepolisian juga mengungkapkan bahwa dari 1900 kasus kecelakaan akibat
kebut-kebutan, sekitar 5034 orang meninggal dunia.
Kedua, kebut-kebutan bisa mencelakai
orang lain, khusunya pejalan kaki. Para pengemudi yang memacu kendaraannya di
luar batas bisa kehilangan control akan kendaraanya, sehingga akan menabarak
para pejalan kaki. Contohnya kasus yang terjadi di Tugu Tani, Jakarta lima
tahun lalu, sebanyak 17 orang meninggal dunia, dan 20 lainya luka – luka,
akibat tertabrak mobil yang dikendarai oleh seorang wanita.
Oleh karena itu, kebut-kebutan bisa
menyebabkan kecelakaan dan mengantarkan kematian di jalan raya, tidak hanya
bagi pengemudi, tetapi juga bagi orang lain yang ikut menggunakan jalan raya
yang tidak bersalah.
Contoh
2
Penyebab
Bahasa Lampung Terancam Punah
Dilansir
dari situs BBC, UNESCO mengatakan bahwa lebih dari sepertiga bahasa di dunia
terancam punah dan diantaranya dipakai oleh kelompok kecil penutur. Dari
sekitar 2.000 bahasa tersebut, menurut UNESCO, sekitar 200 dipakai oleh
sekelompok kecil penutur. Bahasa Lampung yang merupakan bahasa daerah dari
Provinsi Lampung adalah salah satunya. Bahasa Lampung memiliki banyak ragam
dialek dan juga memiliki aksara (huruf) sendiri.
Di
era globalisasi ketika masyarakat mengedepankan bahasa nasional dan bahasa
asing dikarenakan kebutuhan komunikasi dalam bisnis dan urusan lainnya,
penggunaan bahasa daerah seperti bahasa Lampung di daerah provinsi Lampung
mulai menurun. Dikhawatirkan bahwa bahasa Lampung ini akan semakin sedikit
jumlah penuturnya.
Ada
beberapa kemungkinan penyebab yang membuat penutur asli bahasa Lampung semakin
sedikit; hal yang menurut saya bisa menjadi penyebab berkurangnya penutur
bahasa asli Lampung. Yang pertama adalah banyaknya variasi dialek yang membuat
ketidakpahaman sesama penutur yang menganut dialek berbeda sehingga timbullah
keengganan dalam menggunakan bahasa Lampung. Pada akhirnya mereka lebih memilih
untuk menggunakan bahasa nasional untuk menjembatani kesulitan tersebut.
Masyarakat
yang heterogen dimana banyak masyarakat di luar suku Lampung yang tinggal di
Lampung serta adanya perkawinan antar suku juga termasuk penyebab mengapa
masyarakat lebih cenderung menggunakan bahasa nasional. Adanya perkaiwanan
antar suku ini melahirkan anak-anak yang tidak diajarkan bahasa Lampung karena
orang tua tidak membiasakan atau mengajari mereka bahasa Lampung di rumah.
Komunikasi di rumah didominasi dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Tidak hanya anak-anak dari perkawinan antar suku, namun anak-anak yang terlahir
dari orang tua suku Lampung asli pun sudah mulai banyak yang tidak belajar
bahasa Lampung atau berkomunikasi dengan bahasa Lampung di rumah.
Dominasi
penggunaan bahasa Indonesia sehingga tergesernya penggunaan bahasa asli daerah
tersebut saya rasa tidak hanya terjadi di Lampung. Hal tersebut dikarenakan
desakan kebutuhan dan kepraktisan dalam berkomunikasi pada ranah bisnis,
pendidikan, maupun sektor lainnya.
Pelestarian
bahasa sebagai salah unsur dari budaya tentu bukanlah hal yang mudah apalagi
hal ini menyangkut banyak orang dengan jenis komunikasi yang berbeda-beda.
Penyebab-penyebab mulai terancamnya bahasa daerah, baik bahasa Lampung maupun
bahasa lainnya tidak luput dari peran semua pihak. Oleh karena itu, dibutuhkan
peran dan partisipasi dari banyak pihak juga untuk melestarikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar