Raja
Ibrahim merupakan salah satu sastrawan yang hidup satu zaman dengan Raja Ali
Haji yang dikenal dengan karyanya gurindam 12.
Pengaruh
baik terhadap diri pantun dapat menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan bahasa
diri sendiri, serta meningkatkan kreativitas dalam berbahasa.
Pengaruh
baik kepada orang lain dengan pantun bisa memberikan nasehat dengan cara yang
santun, dan dapat juga menghibur orang lain.
Pantun
adalah jenis puisi lama yang
tiap baitnya terdiri atas empat baris serta memiliki sampiran dan isi.
1. Pantun
terdiri dari 4 baris/larik
Pantun
mempunya ciri khas yang kuat, yaitu tiap baitnya terdiri atas empat baris/larik.
2. Satu
bait terdiri dari 8 sampai 12 suku kata
Karena
pantun pada awalnya di sampaikan secara lisan, tiap baris pada dibuat sesingkat
mungkin. Itulah alasan kenapa baris pada
pantun umumnya terdiri dari 8 sampai 12 suku kata.
3. Baris
pertama dan kedua disebut sampiran
Sampiran
adalah pengantar. Sampiran bersifat puitis, bahkan terdengar jenaka. Isi
sampiran tentang peristiwa maupun kebiasaan yang terjadi pada masyarakat.
4. Baris
ketiga dan keempat disebut isi (tujuan pantun)
5. Bersajak
a-a-a-a atau a-b-a-b
Rima
atau yang sering dikenal dengan sajak merupakan kesamaan bunyi yang terdapat
pada puisi. Pantun mempunyai ciri khas rimanya adalah a-a-a-a atau a-b-a-b.
6. Sampiran
dan isi merupakah inti yang terpisah.
7. Pantun
karya yang bersifat anonim (tidak diketahui pengarangnya).
Pantun
tidak bisa disebut dengan pantun, jika dalam pembuatannya tidak mengikuti
kriteria yang mengikatnya.
1. Pantun Berdasarkan Siklus
Kehidupan (Usia)
a. Pantun
Anak-Anak adalah pantun yang berkaitan
dengan masa kanak-kanak. Pantun ini menggambarkan makna suka cita maupun duka
cita.
b. Pantun
Orang Muda adalah pantun mengenai kehidupan masa muda. Pantun ini berisi perkenalan, hubungan asmara dan
rumah tangga, perasaan (kasih sayang, iba, iri, dll), dan nasib.
c. Pantun
Orang Tua adalah pantun mengenai orang tua. Pantun ini mengenai budaya, agama,
nasihat dll.
2. Pantun Berdasarkan
Isinya
a. Pantun
Jenaka adalah pantun yang berisi hal-hal lucu dan menarik
b. Pantun
Nasihat adalah pantun yang berisi nasihat dengan tujuan mendidik, dan
memberikan nasihat moral, budi perkerti, dll.
c. Pantun
Teka-Teki adalah pantun yang berisikan teka teki. Pendengar (pembaca) diberi
kesempatan untuk menjawab teka-teki pantun tersebut.
d. Pantun
Kiasan adalah pantun yang berisi kiasan. Pantun ini menyampaikan suatu hal
secara tersirat.
e. Pantun
Agama adalah pantun yang membahas mengenai manusia dengan pencipta-Nya.
3.
Pantun berdasarkan keterkaitan sampiran dan isi
a. Pantun
Mulia adalah pantun yang sampiran dan isi berkaitan. Kata-kata yang disusun dan
diungkapkan pada sampiran merupakan indikasi keterkaitan terhadap isi.
b. Pantun
tak Mulia adalah pantun yang tidak mempunyai keterkaitan antara sampiran dan
isi, pantun tak mulia adalah kebalikannya dengan pantun mulia.
Contoh Pantun Anak-anak :
Elok Rupa kembang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang
Kita menari ke luar bilik
Sembarang tari kita tarikan
Kita bernyanyi bersama adik
Sembarang lagi kita nyanyikan
Sembarang tari kita tarikan
Kita bernyanyi bersama adik
Sembarang lagi kita nyanyikan
Contoh Pantun Orang Muda / Remaja:
Naik Motor merknya Honda
Pergi sebentar kerumah Hanapi
Bila cinta mekar di dada
Siang terkenang malam termimpi
Makan pagi sepiring berdua
Rasanya enak tiada tara
Awas cowok pandai menggoda
Diam-diam watak buaya
Rasanya enak tiada tara
Awas cowok pandai menggoda
Diam-diam watak buaya
Jalan-jalan ke Ciamis
Ada gedung parkirnya gratis
Aku cinta sama si kumis
orangnya ganteng lagi romantic
Ada gedung parkirnya gratis
Aku cinta sama si kumis
orangnya ganteng lagi romantic
Kemanapun kaki melangkah
Aku selalu mengurai doa
Kemanapun cinta merambah
Aku selalu mengurai setia
Aku selalu mengurai doa
Kemanapun cinta merambah
Aku selalu mengurai setia
Badan siapa terkena kudis
Obati saja dengan lada
Siang malam merayu gadis
Duduk bersanding bersama janda
Obati saja dengan lada
Siang malam merayu gadis
Duduk bersanding bersama janda
Jelas sudah muram si duda
Karena kasihnya tiada lagi asa
Tiada detik bias wajah dinda
Hingga lapar tak lagi terasa
Karena kasihnya tiada lagi asa
Tiada detik bias wajah dinda
Hingga lapar tak lagi terasa
Contoh Pantun Orang Tua :
Supaya tangan tidak terluka
Jangan dikepit hulunya kapak
Supaya Tuhan tidak murka
Jangan sakiti Ibu dan Bapak
Hari rabu memetik salak
Buahnya segar hilang dahaga
Hormati Ibu juga Bapak
Agar kelak masuk surga
Buahnya segar hilang dahaga
Hormati Ibu juga Bapak
Agar kelak masuk surga
Contoh Pantun Jenaka :
Ikan gabus di rawa-rawa
Ikan sepat nyangkut dijaring
Perut sakit menahan tawa
Melihat gigi palsu loncat ke piring
Pak
Tegus pergi ke Bali
Melihat bule sedang menari
Aduh pantas kau bau sekali
Kau belum mandi enam hari
Melihat bule sedang menari
Aduh pantas kau bau sekali
Kau belum mandi enam hari
Makan
bubur di atas meja
Minumnya jus di balik rak
Hari libur terus bekerja
Dapat bonus ambilnya di irak
Minumnya jus di balik rak
Hari libur terus bekerja
Dapat bonus ambilnya di irak
Duduk manis di bibir pantai
Lihat gadis, aduhai tiada dua
Masa muda kebanyakan santai
Sudah renta sulit tertawa
Lihat gadis, aduhai tiada dua
Masa muda kebanyakan santai
Sudah renta sulit tertawa
Contoh Pantun Teka-teki :
Tuan puteri belajar menari
Diajari oleh pak Harun
Kalau tuan bijak bestari
Apa yang naik tapi tak bisa turun
Burung nuri burung dara
Terbang ke sisi taman kayangan
Cubalah cari wahai saudara
Apa yang diisi makin ringan?
Terendak bentan lalu dibeli
Untuk pakaian, saya turun ke sawah
Kalaulah tuan bijak bestari
Apa binatang kepala di bawah?
Untuk pakaian, saya turun ke sawah
Kalaulah tuan bijak bestari
Apa binatang kepala di bawah?
Contoh Pantun Nasihat :
Jangan suka makan mentimun
Mentimun itu banyak getahnya
Jangan suka duduk melamun
Melamun itu tidak ada gunanya
Jalan-jalan ke kota blitar
Jangan lupa membeli sukun
Jika kamu ingin pintar
Belajarlah dengan tekun
Bertamu ke rumah paman
Jangan lupa bawa kedondong
Jika ingin miliki teman
Jangan engkau berlaku sombong
Jangan lupa bawa kedondong
Jika ingin miliki teman
Jangan engkau berlaku sombong
Sungguh indah syair setanggi
Menyusun kata bagai hiasan
Ilmu itu mesti tinggi
Jangan dunia sebagai batasan
Menyusun kata bagai hiasan
Ilmu itu mesti tinggi
Jangan dunia sebagai batasan
Di jalan tak sengaja berjumpa daun sugi
Ingat manfaat, lantas cepat dibawa
Tiada belajar tiada yang rugi
Kecuali diri sendiri di masa tua
Ingat manfaat, lantas cepat dibawa
Tiada belajar tiada yang rugi
Kecuali diri sendiri di masa tua
Contoh Pantun Kiasan:
Apa guna sambal tumis
Kalau tak campur asam belimbing
Apa guna lama menangis
Takkan penuh telaga yang kering
Contoh Pantun Agama:
Asam
kandis asam gelugur
Ketiga asam si riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
Ketiga asam si riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
Air
cuka bercampur pasta,
Terkena mata jadi terluka.
Jangan suka berkata dusta,
Kalau tak ingin masuk neraka
Terkena mata jadi terluka.
Jangan suka berkata dusta,
Kalau tak ingin masuk neraka
Kalau
tuan pergi ke Tuban
Jangan lupa mampir ke Daka
Shalat itu perintah Tuhan
Jika ingkar masuk neraka
Jangan lupa mampir ke Daka
Shalat itu perintah Tuhan
Jika ingkar masuk neraka
Kalau sudah duduk berdamai
Jangan lagi diajak perang
Kalau sunah sudah dipakai
Jangan lagi dibuang-buang
Jangan lagi diajak perang
Kalau sunah sudah dipakai
Jangan lagi dibuang-buang
Contoh Pantun Mulia:
Jangan
suka makan mentimun
Karna mentimun banyak getahnya
Hai kawan jangan melamun
Melamun itu tak ada gunanya
Karna mentimun banyak getahnya
Hai kawan jangan melamun
Melamun itu tak ada gunanya
Contoh Pantun Tak Mulia :
Ke
pasar membeli gitar
Jangan lupa beli sukun
Jika kamu ingin pintar
Belajarlah dengan tekun
Jangan lupa beli sukun
Jika kamu ingin pintar
Belajarlah dengan tekun
Kaidah
kebahasaan yang dipakai pantun sebagai berikut:
1. Diksi:
Agar gagasan yang disampaikan memperoleh dampak yang diharapkan, kata yang
disusun dalam pantun dipilih agar cocok dalam penggunaannya.
2. Bahasa
kiasan: bahasa yang digunakan pelantun untuk menunjukkan makna, secara tidak
langsung. Umumnya berupa peribahasa/ungkapan.
3. Imaji: penggambaran
yang diciptakan oleh pelantun secara tidak langsung. Sehingga seolah-olah
digambarkan dalam pantun dapat dilihat (imaji visual), didengar (imaji
auditif), atau dirasa (imaji taktil).
4. Bunyi:
umumnya muncul dari kiasan, imaji, serta diksi yang diciptakan ketika
menuturkan pantun. Ada unsur rhyme (rima) dan rhytm (ritme), yang berguna
memperindah pantun dan lebih mudah mengingat.
F. Peran Pantun
Pantun
merupakan salah satuk karya sastra yang berperan dalam:
1. Pemeliharaan
bahasa;
2. Penjaga
fungsi kata;
3. Melatih
berpikir asosiatif,
4. Meningkatkan
hubungan sosial selaku fungsinya sebagai alat penguat penyampaian pesan, dan
5. Media
kebudayaan untuk memperkenalkan dan menjaga nilai-nilai kemasyarakatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar