Minggu, 25 Februari 2018

Gurindam : Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, dan Contohnya

Gurindam adalah karya sastra lama yang berbentuk puisi yang terdiri dari dua baris kalimat yang memiliki rima atau sajak yang sama.


1.   Gurindam hanya terdiri dari dua baris, tidak lebih pada tiap baitnya.
2.   Jumlah kata per baris hanya sekitar 10-14 kata saja.
3.   Pada tiap baris bersajak A-A, B-B, dan seterusnya.
4.   Pada tiap baris gurindam mempunyai hubungan sebab-akibat.
5.   Baris kedua berupa isi.
6.   Isi atau maksud dari gurindam ada pada baris kedua.
7.   Isi gurindam biasanya berupa nasehat-nasehat, filosofi hidup atau kata-kata mutiara.


C. Jenis-Jenis Gurindam
Jika dilihat dari barisnya, ada 5 macam bentuk gurindam antara lain :
a.   Gurindam Berkait : adalah gurindam yang bait pertama berhubungan dengan bait berikutnya dan juga pada bait seterusnya.

Contoh:
Sebelum berbicara pikir dahulu
Agar tak melukai hati  temanmu

Kalau berbicara semaumu
Tentulah banyak orang yang membencimu

Barang siapa tidak memiliki agama
Pastilah sesat hidupnya di dunia.

Barang siapa yang hidupnya tidak ingin sesat di dunia dan akhirat
Maka cepat-cepatlah bertaubat sebelum terlambat

b.   Gurindam berangkai : adalah bentuk gurindam yang memiliki kata yang sama di setiap baris pertama baitnya.

Contoh:
Temukan apa yang dimaksud sahabat
Temukan apa yang dimaksud maksiat

Janganlah menjadi orang yang memelas
Nanti kamu menjadi orang yang malas

c.   Gurindam Serangkap 2 Baris : adalah gurindam yang hanya terdiri dari dua baris saja. Contoh 1
Siapa tak shalat.
Maka Allah akan melaknat.

Contoh 2 
Ketika muda giat belajar.
Masa tua menjadi pengajar

Contoh 3
Hendaklah peliharakan kaki,
Daripada berjalan yang membawa rugi.

d.   Gurindam Serangkap 4 Baris : adalah gurindam yang terdiri dari 4 baris.
Contoh 1
Apabila selalu mencela orang.
Tandanya dia bermain curang.

Jika Anda bermain curang.
Tentulah lawan menjadi berang.

Contoh 2
Barang siapa tinggalkan sholat.
Akan menuntun ke perbuatan maksiat.

Barang siapa melakukan perbuatan maksiat.
Pasti akan disiksa di akhirat.

Contoh 3
Jika bekerja tidak berhati lurus.
Pikiran akan menjadi tergerus.
Jika pikiran selalu tergerus.
Pikiran tak karuan tubuh menjadi kurus.

e.   Gurindam Bebas (Tidak Terikat) : adalah gurindam yang tidak terikat barisnya.
Contoh 1
Apabila dengki sudah merasuki hati.
Tak akan pernah hilang hingga nanti.

Apabila kelakuan baik berbudi .
Hidup menjadi indah tak akan merugi.

Apabila hidup selalu berbuat baik.
Tanda dirinya berhati cantik

Contoh 2
Barang siapa tidak takut tuhan.
Hidupnya tidak akan bertahan.

Barang siapa tidak pernah puasa.
Hidupnya akan penuh dosa.

Barang siapa meninggalkan sholat.
Berarti dia berbuat maksiat.

Barang siapa tidak pernah mengeluarkan zakat.
Hartanya tidak akan mendapat berkat.

Barang siapa yang mampu melaksanakan haji.
Tentulah orangnya patut dipuji.

Contoh 3
Apabila mata terjaga.
Hilanglah semua dahaga.

Apabila kuping tertutup handuk.
Hilanglah semua kabar buruk.

Apabila mulut terkunci rapat.
Hilanglah semua bentuk maksiat.

Apabila tangan tidak terikat rapat.
Hilanglah semua akal sehat.

Apabila kaki tidak menapak.
Larilah semua orang serempak

Contoh 4
Dengan orang tua jangan pernah melawan.
Kalau tidak mau hidup berantakan.

Jagalah hati jagalah lisan.
Agar kau tidak hidup dalam penyesalan.

Sayangilah orang tua dengan sepenuh hati.
Itulah cara menunjukan bakti.

Teruslah menyakiti diri sendiri.
Kelak kau akan mati berdiri


a.   Gurindam Nasihat : adalah gurindam yang berisi nasehat-nasehat.
Contoh 1 
Belajarlah di usia muda.
Janganlah kamu tunda-tunda.

Namun jika kamu menunda.
Maka hilanglah kesempatan yang berharga.

Contoh 2
Barang siapa yang mudah menyerah.
Maka kejayaan tidak akan menyapanya.

Contoh 3
Barang siapa yang meninggalkan rukun islam.
Maka hidupnya akan kelam.

Contoh 4
Barang siapa berpegang teguh kepada Al Qur’an.
Maka hidup akan merasa kebahagiaan.

Contoh 5
Jika engkau menuntut ilmu.
Maka taka da yang bisa menipumu.

b.   Gurindam Pendidikan :  adalah gurindam yang berisi tentang ilmu. Berikut contoh gurindam pendidikan:
Contoh 1
Jika ilmu yang diperoleh tidak sempurna.
Maka hidup tiadalah berguna.

Contoh 2
Masa muda adalah masa produktif.
Maka gunakanlah dengan efektif.

 Contoh 3
Jangan bertindak sebelum berfikir.
Agar tidak kecewa di kemudian hari.

Contoh 4
Raihlah ilmu dengan kesabaran.
Agar kelak engkau memetiknya dengan kesenangan.


c.   Gurindam Cinta : adalah gurindam yang berisi untaian kalimat yang penuh dengan keharmonisan dan kemesraan.
Contoh 1
Apabila hati sudah bergejolak tentang cinta.
Maka tidak ada obatnya selain berumah tangga.

Contoh 2
Seyumanmu adalah penyemangat hari-hariku.
Maka janganlah engkau jauh dari hatiku.

Contoh 3
Melihatmu sungguh tidak membuatku bosan.
Namun membuatku makin kasmaran.




Barang siapa hendak bertanya
Maka tanyalah pada ahlinya
Gurindam di atas bermakna bahwa jika kita ingin menanyakan suatu hal, sebisa mungkin tanyakanlah kepada pihak yang ahli ataupun berkompeten.

Jikalau engkau belajar kitab
Maka haruslah patuhi adab
Makna gurindam di atas adalah jika kita hendak mempelajari kitab suci, maka pelajarilah kitab suci itu sesuai dengan ketentuan atau adab yang berlaku dalam pembelajaran kitab suci tersebut.

Barang siapa tidak berilmu
Bagaikan kursi tidak bertumpu
Makna gurindam di atas adalah siapa saja yang tidak mempunyai ilmu apapun, hidupnya akan tersesat atau tidak berpedoman seperti sebuah kursi yang tidak mempunyai tumpuan.

Belajar harus lalui tahap
Bagai membangun sebuah atap
Makna gurindam di atas adalah bahwa kita mesti belajar secara bertahap atau berproses seperti halnya membangun sebuah atap atau rumah.

Jika berilmu janganlah angkuh
Nanti dirimu akan terjatuh
Makna gurindam di atas adalah kita tidak boleh sombong jika punya ilmu yang banyak atau tinggi. Sebab, sikap sombong itu akan membuat kita ke jalan keterpurukan pada suatu saat nanti.

Kebajikan yang dibuat oleh diri
Jangan pernah lagi kau ingati
Makna gurindam di atas adalah kita selaku manusia harus melupakan perbuatan baik yang telah kita lakukan. Sebab, jika perbuatan baik yang kita lakukan terus diingat-ingat oleh diri sendiri, maka bukan tidak mungkin kita akan membangga-banggakan perbuatan baik tersebut di hadapan orang lain dan hal itu akan mengurangi nilai kebaikan kta.

Jangan hanya pandai di dalam benak
Namun juga harus pandai di tindak
Makna gurindam di atas adalah kita selaku manusia jangan hanya pintar secara intelektual saja. Melainkan, kita juga harus pandai dalam mengambil suatu tindakan atau keputusan.


Dari sekian gurindam, yang paling terkenal adalah gurindam dua belas (12) yang dikarang oleh Raja Ali Haji pada tahun 1847 (23 Rajab 1246 H). Di usia beliau yang masih 38 tahun.

Raja Ali Haji adalah seorang sastrawan sekaligus pahlawan nasional yang namanya diabadikan di Provinsi Kepulauan Riau.

Gurindam karya Raja Ali haji tersebut dinamakan gurindam 12 karena terdiri atas 12 pasal yang berisi nasihat dan petunjuk menuju hidup yang diridhai Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Selain itu, gurindam 12 juga berisi pelajaran dasar ilmu tasawuf tentang mengenal ‘yang empat’; yaitu syariat, tarikat, hakikat dan makrifat.

Gurindam 12 pertama kali diterbitkan pada tahun 1854 dalam Tijdschrft  van het Bataviaasch Genootschap No. II, Batavia.

Gurindam 12 awalnya berbahasa Arab, kemudian oleh Elisa Netscher diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda.


Pasal Satu
Barang siapa tiada memegang agama,
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama
Maknanya : Setiap orang harus beragama karena agama sangat penting baginya, orang yang tidak beragama akan buta arah dalam menjalankan hidupnya.

Barang siapa mengenal yang empat,
Maka ia itulah orang ma’rifat
Maknanya : Untuk mencapai kesempurnaan di dalam kehidupan, manusia harus mengenal empat hal. Empat hal tersebut adalah syariat, tarikat, hakikat dan makrifat.

Barang siapa mengenal Allah,
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
Maknanya : Orang yang mengenal Allah SWT, pastinya ia menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Barang siapa mengenal diri,
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
Maknanya : Orang yang memahami penciptaan dirinya, maka ia telah mengenal Penciptanya.

Barang siapa mengenal dunia,
Tahulah ia barang yang terpedaya
Maknanya : Orang yang mengetahui bahwa dunia itu fana, ia akan berhati-hati menjalani kehidupan, ia tahu bahw dunia hanyalah tempat tipu daya.

Barang siapa mengenal akhirat,
Tahulah ia dunia mudharat
Maknanya : Orang yang menyakini adanya akhirat, pasti ia juga yakin bahwa dunia tempatnya kemudharatan.


Pasal Dua
Barang siapa mengenal yang tersebut,
Tahulah ia makna takut
Maknanya : Seorang yang meyakini hal-hal di atas (Allah, penciptaan diri, agama, dunia dan akhirat), ia akan semakin takut jika melanggar aturan-Nya.

Barang siapa meninggalkan sembahyang,
Seperti rumah tiada bertiang
Maknanya : Perumpamaan orang yang meninggalkan shalat seperti rumah tanpa tiang, karena sejatinya shalat adalah tiangnya agama.

Barang siapa meninggalkan puasa,
Tidaklah mendapat dua termasa
Maknanya : Orang yang meninggalkan puasa wajib akan kehilangan kenikmatan kehidupan dunia dan akhirat.

Barang siapa meninggalkan zakat,
Tiadalah hartanya beroleh berkat
Maknanya : Orang yang tidak mau membayar zakat, hartanya tidak akan mendapat keberkahan. baik di dunia terlebih di akhirat.

Barang siapa meninggalkan haji,
Tiadalah ia menyempurnakan janji
Maknanya : Orang yang tidak melaksanakan ibadah haji, ia akan mudah menginkari janji yang ia buat.


Pasal Tiga
Apabila terpelihara mata,
Sedikitlah cita-cita
Maknanya : Kita harus mempergunakan mata dengan sebaik-baiknya, jangan sampai menggunakannya untuk melihat yang dilarang Allah SWT.

Apabila terpelihara kuping,
Khabar yang jahat tiadalah damping
Maknanya : Telinga arus dijauhkan dari segala dosa pendengaran, seperti gunjingan, hasutan, gosip serta dosa pendengarana lainnya.

Apabila terpelihara lidah,
Niscaya dapat daripadanya faedah
Maknanya : Orang yang senantiasa menjaga bicaranya, ia akan memperoleh banyak manfaat.

Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
Daripada segala berat dan ringan
Maknanya : Berusahalah menjaga tangan dari perbuatan sia-sia dan dilarang agama.

Apabila perut terlalu penuh,
Keluarlah fi’il yang tiada senonoh
Maknanya : Jangan makan terlalu kenyang, karena hal itu akan menyebabkan berbuat yang tidak baik.

Anggota tengah hendaklah ingat,
Di situlah banyak orang yang hilang semangat
Maknanya : Jagalah angota tubuh yang tengah (kemaluan),  karena itu yang menyebabkan banyak orang kehilangan semangat hidup (jika terlanjur melakukan zina).

Hendaklah peliharakan kaki,
Daripada berjalan yang membawa rugi
Maknanya : Langkahkah kakimu ke tempat-tempat yang diridhai Allah, jika tidak maka akan menyebabkan kerugian.


Pasal Empat
Hati kerajaan di dalam tubuh,
jikalau zalim segala anggota pun rubuh
Maknanya : Hati merupakan pusat kendali semua anggota tubuh, jika ia melakukan kezaliman akan menyebabkan kerugian semua anggora tubuh.

Apabila dengki sudah bertanah,
Datanglah daripadanya beberapa anak panah
Maknanya : Hati yang dengki akan merugikan diri sendiri.

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
Di situlah banyak orang yang tergelincir
Maknanya : Berhati-hatilah dalam berbicara, banyak yang tergelincir hanya karena salah bicara.

Pekerjaan marah jangan dibela,
Nanti hilang akal di kepala
Maknanya : Jangan memperturutkan amarah, ia dapat menghilangkan akal sehat.

Jika sedikitpun berbuat bohong,
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekong
Maknanya : Orang yang sudah terbiasa berbohong, jika berbicara pasti ada unsur kebohongannya meskipun sedikit.

Tanda orang yang amat celaka,
Aib dirinya tiada ia sangka
Maknanya : Orang yang celaka adalah orang yang tidak menyadari kesalahannya sendiri.

Bakhil jangan diberi singgah,
Itulah perampok yang amat gagah
Maknanya : Jangan memelihara sifat kikir dan bakhil, justru sifat itu yang akan menguras habis hartanya.

Barang siapa yang sudah besar,
Janganlah kelakuannya membuat kasar
Maknanya : Jangan sampai dengan bertambahnya usia, menjadikanmu bertambah kasar.
Milikilah sikap bijaksana dalam setiap perbuatan.

Barang siapa perkataan kotor,
Mulutnya itu umpama ketor
Maknanya : Perkataan yang kita keluarkan hendaklah terhindar dari perkataan kotor.

Di mana tahu salah diri,
Jika tidak orang lain yang berperi
Maknanya : Setiap kesalahan yang kita perbuat, kita harus meminta maaf kepada orang yang kita dhalimi.

Pekerjaan takbur jangan direpih
Sebelum mati didapat juga sepih
Maknanya : Jangan mengambil pekerjaan yang dilarang agama.


Pasal Lima
Jika hendak mengenal orang berbangsa,
Lihat kepada budi dan bahasa
Maknanya : Kita dapat mengenal suatu bangsa dari perilaku dan bahasanya.

Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
Sangat memeliharakan yang sia-sia
Maknanya : Orang yang bahagia adalah orang yang meninggalkan perbuatan tidak berguna dan sia-sia.

Jika hendak mengenal orang mulia,
Lihatlah kepada kelakuan dia
Maknanya : Orang yang mulia dan terhormat bisa dilihat dari sikap dan perilakunya.

Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
Bertanya dan belajar tiadalah jemu
Maknanya : Orang yang berilmu tidak akan pernah bosan belajar dan mengambil pelajaran dari kehidupannya.

Jika hendak mengenal orang yang berakal,
Di dalam dunia mengambil bekal
Maknanya : Orang yang berakal telah mempersiapkan bekalnya di dunia, untuk menjalani kehidupannya di akhirat.

Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai
Maknanya : Jika ingin melihat orang yang berbudi luhur, lihatlah ketika ia bergaul dengan orang lain.


Pasal Enam
Cahari olehmu akan sahabat,
Yang boleh dijadikan obat
Maknanya : Carilah sahabat setia yang mau membantu kita dalam setiap kondisi.

Cahari olehmu akan guru,
Yang boleh tahukan tiap seteru
Maknanya : Carilah guru bijaksana, yang bisa tidak menyembungikan ilmunya dan dapat mendamaikan orang yang berseteru.

Cahari olehmu akan isteri,
Yang boleh menyerahkan diri
Maknanya : Carilah sitri yang selalu berbakti kepada suami.

Cahari olehmu akan kawan,
Pilih segala orang yang setiawan
Maknanya : Carilah teman yang setia, baik di saat kita senang maupun susah.

Cahari olehmu akan abdi,
Yang ada baik sedikit budi
Maknanya : Carilah pengikut/pembantu yang memiliki budi pekerti luhur.


Pasal Tujuh
Apabila banyak berkata-kata,
Di situlah jalan masuk dusta
Maknanya : Orang yang banyak bicaranya, akan mudah melakukan kebohongan.

Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
Itulah tanda hampirkan duka
Maknanya : Apabila terlalu mengharapkan sesuatu, akan menimbulkan kekecewaan saat sesuatu tersebut tidak didapat.

Apabila kita kurang siasat,
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat
Maknanya : Setiap perkerjaan harus memiliki strategi dan persiapannya.

Apabila anak tidak dilatih,
Jika besar bapanya letih
Maknanya : Jika anak tidak dididik dengan benar, ketika besar akan membangkang dan menyusahkan orang tuanya.

Apabila banyak mencela orang,
Itulah tanda dirinya kurang
Maknanya : Orang yang sering menghina orang lain, pertanda dia merasa kurang sempurna.

Apabila orang yang banyak tidur,
Sia-sia sajalah umur
Maknanya : Jangan menyia-nyiakan umur dengan perbuatan yang tidak bermanfaat.

Apabila mendengar akan khabar,
Menerimanya itu hendaklah sabar
Maknanya : Bila mendengar kabar duka atau kurang menyenangkan, hendaklah sabar dan menerima dengan lapang dada.

Apabila mendengar akan aduan,
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan
Maknanya : Jangan mudah terpengaruh dengan omongan orang lain.

Apabila perkataan yang lemah lembut,
Lekaslah segala orang mengikut
Maknanya : Perkataan yang lemah lembut akan mudah diterima dan didengar orang lain.

Apabila perkataan yang amat kasar,
Lekaslah orang sekalian gusar
Maknanya : Perkataan yang kasar membuat orang yang mendengarnya tidak nyaman dan resah.

Apabila pekerjaan yang amat benar,
Tidak boleh orang berbuat onar
Maknanya : Orang yang baik tidak boleh difitnah.


Pasal Delapan
Barang siapa khianat akan dirinya,
Apalagi kepada lainnya
Maknanya : Orang yang mempunyai sifat khianat dalam dirinya, pasti ia akan berkhianat kepada orang lain.

Kepada dirinya ia aniaya,
Orang itu jangan engkau percaya
Maknanya : Jika kepada diri sendiri saja ia melakukan aniaya, maka jangan pernah mempercayainya.

Lidah yang suka membenarkan dirinya,
Daripada yang lain dapat kesalahannya
Maknanya : Jangan suka menganggap diri sendiri paling benar dan suka menyalahkan orang lain.

Daripada memuji diri hendaklah sabar,
Biar pada orang datangnya khabar
Maknanya : Daripada memuji diri sendiri, lebih baik berbuat baiklah kepada orang lain, agar kamu dipuji oleh orang lain.

Orang yang suka menampakkan jasa,
Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa
Maknanya : Jangan menginginkan imbalan dari setiap bantuan yang kita perbuat.

Kejahatan diri sembunyikan,
Kebajikan diri diamkan
Maknanya : Sifat-sifat buruk dalam diri hendaknya disembunyikan, begitu pula kebaikan yang pernah diperbuat.

Ke’aiban orang jangan dibuka,
Ke’aiban diri hendaklah sangka
Maknanya : Jangan menyebarkan aib orang lain, hendaklah melihat pada aibnya sendiri.


Pasal Sembilan
Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan,
Bukannya manusia yaitulah syaitan
Maknanya : Orang yang tetap mengerjakan perbuatan yang tidak baik padahal ia sudah tahu, ia bukanlah manusia melainkan setan.

Kejahatan seorang perempuan tua,
Itulah iblis punya penggawa
Maknanya : Orang tua yang masih melakukan kejahatan, ia bagaikan pimpinan setan.

Kepada segaia hamba-hamba raja,
Di situlah syaitan tempatnya manja
Maknanya : Jangan engkau tergoda akan kekayaan para raja, karena di situlah tempat setan menggoda manusia.

Kebanyakan orang yang muda-muda,
Di situlah syaitan tempat bergoda
Maknanya : Masa muda jangan mudah tergoda dengan rayuan setan.

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,
Di situlah syaitan punya jamuan
Maknanya : Perkumpulan laki-laki dan perempuan adalah tempat setan melakukan godaannya.

Adapun orang tua yang hemat,
Syaitan tak suka membuat sahabat
Maknanya : Orang yang semasa mudanya tidak menyia-nyiakan waktunya, setan tidak suka kepada orang tersebut.

Jika orang muda kuat berguru,
Dengan syaitan jadi berseteru
Maknanya : Masa muda yang digunakan untuk menuntut ilmu, setan akan menjadi musuhnya.


Pasal Sepuluh
Dengan bapa jangan durhaka,
Supaya Allah tidak murka
Maknanya : Jangan durhaka kepada orang tua, agar Allah tidak murka kepadamu.

Dengan ibu hendaklah hormat,
Supaya badan dapat selamat
Maknanya : Setiap anak harus patuh dan hormat kepada ibunya, agar selamat di akhirat kelak.

Dengan anak janganlah lalai,
Supaya boleh naik ke tengah balai
Maknanya : Jangan pernah melalaikan tanggung jawab mendidik anak, maka kamu akan bahagia dunia akhirat.

Dengan kawan hendaklah adil,
Supaya tangannya jadi kafil
Maknanya : Bersikap adillah kepada temanmu, agar ia dapat menjadi penolongmu kelak.


Pasal Sebelas
Hendaklah berjasa,
Kepada yang sebangsa
Maknanya : Hendaklah menjadi orang yang berjasa dan bermanfaat untuk bangsa.

Hendaklah jadi kepala,
Buang perangai yang cela
Maknanya : Jika kamu menjadi pemimpin, hilangkan perangai buruk dan tercela.

Hendaklah memegang amanat,
Buanglah khianat
Maknanya : Begitu juga pegang amanat kepemimpinan tersebut, jangan sampai mengkhianati masyarakat.

Hendak marah,
Dahulukan hajat
Maknanya : Jika hendak melampiasakan kemarahan pikir ulang lagi, apakah marah tersebut akan mendatangkan kebaikan dan menyelesaikan hajat orang banyak.

Hendak dimulai,
Jangan melalui
Maknanya : Segala sesuatu perlu awal yang baik.

Hendak ramai,
Murahkan perangai
Maknanya : Jika ingin dikenal baik, jagalah perilaku dan budi pekerti.


Pasal Dua Belas
Raja muafakat dengan menteri,
Seperti kebun berpagarkan duri
Maknanya : Hubungan raja dengan menterinya adalah saling bekerjasama dan menjaga satu sama lain.

Betul hati kepada raja,
Tanda jadi sebarang kerja
Maknanya : Raja yang adil kepada rakyatnya dalah raja yang mendapat petunjuk dari Allah SWT.

Hukum adil atas rakyat,
Tanda raja beroleh inayat
Maknanya : Raja yang mendapat petunjuk Allah SWT akan melaksanakan hukum yang adil bagi rakyatnya.

Kasihkan orang yang berilmu,
Tanda rahmat atas dirimu
Maknanya : Bila kamu menghormati orang berilmu, tandanya kamu mendapat rahmat dari Allah.

Hormat akan orang yang pandai,
Tanda mengenal kasa dan cindai
Maknanya : Menghormati orang berilmu, tanda ia mengenal kematian yang merupakan gerbang alam akhirat.

Ingatkan dirinya mati,
Itulah asal berbuat bakti
Maknanya : Bila manusia mengingat kematian, ia akan lebih berbakti kepada Allah SWT.

Akhirat itu terlalu nyata,
Kepada hati yang tidak buta
Maknanya : Orang yang tidak buta mata hatinya, akan meyakini bahwa akhirat benar adanya.


Terjemahan kata :
Bakhil : kikir atau pelit
Balai : rumah tempat menanti raja (di antara kediaman raja-raja)
Bahri: hal mengenai lautan (luas)
Berperi: berkata-kata
Cindai: kain sutra yang berbunga-bunga
Damping : dekat, karib, atau akrab
Fi’il : tingkah laku, perbuatan
Hujjah: tanda, bukti, atau alasan
Inayat: pertolongan atau bantuan
Kafill: majikan atau orang yang menanggung kerja
Kasa: kain putih yang halus
Ketor: tempat ludah (ketika makan sirih), peludahan
Ma’rifat : tingkat penyerahan diri kepada Tuhan yang setahap demi setahap sampai pada tingkat keyakinan yang kuat
Menyalah : melakukan kesalahan
Mudarat : sesuatu yang tidak menguntungkan atau tidak berguna
Pekong (pekung) penyakit kulit yang berbau busuk
Penggawa: kepala pasukan, kepala desa
Perangai: sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatan
Senonoh: perkataan, perbuatan, atau penampilan yang tidak patut (tidak sopan)
Tegah: menghentikan
Terpedaya: tertipu
Termasa: tamasya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEDIH

  Ia ceritakan kepada malam Sebuah kisah yang kelam Ketika hati menjadi ulam Mengenang cinta yang suram   Ia ceritakan kepada bint...