Sabtu, 09 Juni 2018

Ciri-Ciri Cerpen dan Jenis-Jenis Cerpen

cerpen

Cerpen merupakan singkatan dari cerita pendek.
Maksud dari cerita pendek disini adalah ceritanya kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) kata atau kurang dari 10 (sepuluh) halaman.
Cerpen biasanya hanya memberikan kesan tunggal yang demikian dan memusatkan diri pada satu tokoh dan satu situasi saja.
Cerpen adalah jenis karya sastra yang memaparkan kisah ataupun cerita tentang kehidupan manusia lewat tulisan pendek.
Cerpen juga bisa disebut sebagai karangan fiktif yang berisikan tentang sebagian kehidupan seseorang atau juga kehidupan yang diceritakan secara ringkas yang berfokus pada suatu tokoh saja.

A.  Pengertian Cerpen
Berikut pendapat para ahli tentang cerpen:
1.   Sumardjo dan Saini
Cerpen adalah cerita fiktif atau tidak benar-benar terjadi, tetapi bisa saja terjadi kapanpun serta dimanapun yang mana ceritanya relatif pendek dan singkat.
2.   Menurut KBBI
Cerpen berasal dari dua kata yaitu cerita yang mengandung arti tuturan mengenai bagaimana sesuatu hal terjadi dan relatif pendek
Berarti kisah yang diceritakan pendek atau tidak lebih dari 10.000 kata yang memberikan sebuah kesan dominan
Serta memusatkan hanya pada satu tokoh saja dalam cerita pendek tersebut.
3.   Nugroho Notosusanto dalam Tarigan
Cerpen atau cerita pendek yaitu sebuah cerita yang panjang ceritanya berkisar 5000 kata atau perkiraan hanya 17 hlm kuarto spasi rangkap serta terpusat pada dirinya sendiri.
4.   Hendy
Cerpen ialah suatu karangan yang berkisah pendek yang mengandung kisahan tungal.
5.   Aoh. K.H
Cerpen merupakan salah satu karangan fiksi yang biasa disebut juga dengan kisahan prosa pendek.
6.   J.S. Badudu
Cerpen merupakan cerita yang hanya menjurus serta terfokus pada satu peristiwa saja.
7.   H. B. Jassin
Menurut pendapat H. B. Jassin, cerpen ialah sebuah cerita yang singkat yang harus memiliki bagian terpenting yakni perkenalan, pertikaian, serta penyelesaian.
8.   Bakar Hamid
A. Bakar Hamid dalam tulisan “Pengertian Cerpen” berpendapat bahwa: yang disebut cerita pendek itu harus dilihat dari kuantitas, yaitu banyaknya perkataan yang dipakai: antara 500 – 20.000 kata, adanya satu plot, adanya satu watak, & adanya satu kesan.

B.  Ciri-Ciri Cerpen
Ciri-ciri cerpen anatara lain:
1.   Jalan ceritanya lebih pendek dari novel
2.   Sebuah cerpen memiliki umlah kata yang tidak lebih dari 10.000 (10 ribu) kata
3.   Biasanya isi cerita cerpen berasal dari kehidupan sehari-hari
4.   Tidak menggambarkan semua kisah para tokohnya, hal ini karena dalam cerpen yang digambarkan hanyalah inti sarinya saja.
5.   Tokoh dalam cerpen digambarkan mengalami masalah atau suatu konflik hingga pada tahap penyelesainnya.
6.   Pemakaian kata yang sederhana serta ekonomis dan mudah dikenal pembaca.
7.   Kesan yang ditinggalkan dari cerpen tersebut sangat mendalam sehingga pembaca dapat ikut merasakan kisah dari cerita tersebut.
8.   Biasanya hanya 1 kejadian saja yang diceritakan.
9.   Memiliki alur cerita tunggal dan lurus.
10.       Penokohan pada cerpen sangatlah sederhana, tidak mendalam serta singkat

C.  Struktur Cerpen
Strukturcerpen antara lain:
1.   Abstrak
Abstrak adalah ringkasan dari sebuah cerita. Abstrak merupakan inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi beberapa rangkaian kejadian.
Abstrak juga bisa disebut sebagai gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang mana dalam sebuah cerpen, kita boleh tidak menggunakan abstrak.
2.   Orientasi
Orientasi adalah hal-hal yang berhubungan dengan suasana, tempat dan waktu yang ada dalam cerita tersebut.
Biasanya orientasi tidak hanya terpaku pada satu tempat, suasana dan waktu. Karena dalam sebuah cerita terdapat banyak kejadian dan tokoh yang berbeda-beda.
3.   Komplikasi
Komplikasi merupakan rangkaian kejadian-kejadian yang berhubungan dan ber risikan tentang sebab akibat kejadian sebuah cerita.
Dalam struktur ini kamu bisa menentukan watak atau karakter dari tokoh cerita. Watak atau karakter dari tokoh dapat muncul karena kerumitan permasalahan yang mulai terlihat.
4.   Evaluasi
Evaluasi yaitu struktur dari konflik-konflik yang terjadi dalam cerita yang mengarah pada titik klimaks atau puncak permasalahan dan mulai mendapatkan gambaran penyelesaian dari konflik tersebut.
Struktur ini merupakan struktur yang sangat penting. Karena struktur ini sangat menetukan menarik tidaknya suatu cerita.
Dalam struktur ini penulis dapat menyajikan konflik-konflik yang mampu mebuat hati pembaca terbawa suasana.
Sehingga pembaca lebih menghayati dan menjiwai karakter yang ada dalam cerita ini.
5.   Resolusi
Resolusi merupakan penyelesaian dari evaluasi.
Biasanya resolusi sangat dinanti-nati oleh pembaca, karena pada struktur ini pengarang memberikan solusi mengenai permasalahan yang dialami seorang tokoh atau pelaku dalam cerita.
6.   Koda
Koda ialah nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu cerita. Koda merupaka hikmah yang terkandung dalam cerita.
Koda biasanya dapat diketaui setelah pembaca semua cerita dalam cerpen yakni dari permulaan hingga ahir dari cerita.
Koda dapat berupa nasehat, pelajaran dan peringatan bagi pembacanya.

D.  Jenis-Jenis Cerpen
Jeniscerpen dibagi berdasarkan jumlah kata, teknik mengarang, dan aliran sastra.
1.   Cerpen Berdasarkan Jumlah Katanya
Berdasarkan jumlah katanya, cerita pendek dibedakan menjadi 3, yakni:
a.   Cerpen mini (flash), cerpen dengan jumlah kata yang berkisar antara 750 hingga 1.000 kata.
Cerpen ini sering disebut cerita mini atau cermin.
Cerpen jenis ini biasanya penulisannya to the point, tidak menggunakan penjelasan maupun deskripsi yang mendalam dan bertele-tele.
Contoh cerpen mini antara lain “Mengenang Sendok dan Sedotan” karya penulis Dewi Lestari atau akrab dikenal sebagai Dee.
Contoh cerpen mini lain adalah cerpen “Rendra” karya Putu Wijaya.
b.    Cerpen yang ideal, cerpen dengan jumlah kata yang berkisar antara 3000 hingga 4000 kata.
Cerpen ini sesuai namanya, merupakan gambaran cerita pendek yang ideal, baik dari segi banyaknya kata serta bahasa dan isinya.
Cerpen ideal memiliki bahasa da nisi yang mudah dipahami, sehingga diibaratkan jika cerpen ini dapat dibaca dalam sekali duduk atau kurang dari satu jam.
Serta isinya tidak mudah terlupakan oleh pembacanya.
Salah satu contoh cerpen ideal adalah cerpen “My Last Love” karya Agnes Davonar.
c.   Cerpen panjang, cerpen dengan jumlah kata yang mencapai 10.000 kata.
Dalam beberapa definisi cerpen panjang dibatasi dengan jumlah kata sebanyak 10.000 kata atau sekitar delapan hingga sepuluh halaman.
Namun pada nyatanya novel jenis ini banyak ditulis hingga melebihi 10.000 kata.
Novel ini sangat populer di Eropa pada sekitar akhir abad ke-19 hingga abad ke-20.
Cerpen dengan panjang lebih dari 10.000 kata sering dikategorikan pula sebagai novella atau novellet, karangan yang lebih pendek dari novel.
Contoh novella yang terkenal adalan cerpen panjang “Lelaki Tua dan Laut” karya Ernest Hemingway yang bercerita tentang seorang nelayang tua dari Kuba bernama Santiago yang berjuang di tengah laut lepas demi mendapatkan seekor ikan.
Contoh novella lain adalah “Kamar Inap Nomor 6” karya Anton Chekhov yang menceritakan seorang dokter dengan pasiennya di suatu kamar rumah sakit, cerpen ini bertujuan menggambarkan kebobrokan sosial di Rusia pada masa silam, serta melancarkan kritik sosial.

2.   Berdasarkan Teknik Mengarang
a.   Cerpen Sempurna (well made short-story)
Cerpen ini ditulis dengan fokus pada satu tema yang memiliki plot yang sangat jelas serta ending yang mudah dipahami.
Umumnya, cerpen jenis ini bersifat konvensional dan ditulis berdasarkan realita yang ada.
Cerpen jenis ini mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca awam sekali pun.
Contoh cerpen jenis ini sangat banyak kita temukan saat ini.
b.   Cerpen Tak Utuh (slice of life short-story)
Cerpen ini tidak berfokus pada satu tema atau temanya terpencar-pencar.
Alur yang digunakannya pun tidak terstruktur dan terkadang di buat mengambang oleh penulisnya.
Umumnya cerpen jenis ini bersifat kontemporer dan ditulis berdasarkan gagasan atau ide – ide orisinil dari pengarangnya sehingga cerpen jenis ini juga biasa disebut dengan cerpen ide atau cerpen gagasan.
Pembaca awam akan susah memahami cerpen jenis ini, hingga harus dibaca berulang – ulang agar dapat dipahami sebagai mana mestinya.
Bagi para pembaca awam, cerpen jenis ini juga disebut sebagi cerpen kental atau cerpen berat.
Contoh cerpen jenis ini banyak kita temui di antara cerpen – cerpen karya penulis ulung, seperti Putu Wijaya dan W. S. Rendra.

3.   Berdasarkan Aliran Cerita
Aliran – aliran pada cerita pendek atau cerpen merupakan filosopi dasar yang mencirikan gaya penulisan atau pengucapan sastra seorang sastrawan.
Berdasarkan aliran – aliran cerita pendek, berikut ini beberapa macam cerpen tersebut:
a.   Realisme
Aliran realism muncul sekitar abad ke-18. Aliran ini merupakan aliran dalam kesusastraan yang melukiskan suatu keadaan secara sesungguhnya.
H. B. Jassin mendefinisikan aliran ini sebagai aliran yang mengambarkan karya seni seperti keadaan yang sebenarnya terlihat oleh mata.
Pengarang menempatkan dirinya sebagai pengamat yang objektif sehingga dalam menuliskan karyanya dibuat teliti, tanpa prasangka, tanpa bercampur dengan tafsiran subjektif, maupun memaksakan pandangan atau kehendaknya kepada pelaku atau tokoh maupun pembaca ceritanya.
Aliran ini bertolak belakang dengan aliran romantisme yang dianggap cengeng dan berlebihan oleh penganut aliran realis.
Karya realisme banyak mengambil cerita atau gambaran dari masyarakat bawah, seperti kaum tani; buruh; gelandangan; pelacur; dan premanisme.
b.   Impresionalisme
Impresionalisme berasal dari kata impesi yang berarti kesan.
Berbeda dari aliran realisme, menurut J. S. Badudu, kaum penganut aliran impresionalisme tidak akan melukiskan hal – hal yang dilihatnya secara mendetail
Namun hanya kesan pertama yang melekat dari penglihatan sang pengarang itulah yang akan diceritakan kembali oleh sang pengarang kepada pembacanya.
c.   Naturalisme
Aliran ini dapat dikatakan sebagai cabang dari aliran realisme.
Aliran naturalism cenderung menggambarkan hal apapun yang nyata dirasakan, tidak seperti aliran realism yang kebanyak berkutat tentang kehidupan sehari – hari.
Naturalisme lebih cenderung menggambarkan hal – hal buruk, jorok, bahkan berbau pornografis
Namun aliran naturalism juga melancarkan kritik sosial secara lebih tajam.
Penganut aliran naturalism akan mengungkapkan aspek – aspek alam semesta yang bersifat fatalis dan mekanis
Serta mementingkan gerak dan aktivitas manusia yang mewujudkan kebendaan maupun kehidupan moral yang rendah.
d.   Neo-Naturalisme
Aliran ini merupakan bentuk aliran baru atau lanjutan dari aliran naturalisme.
Aliran ini menggabungkan aliran realism dengan naturalism, di mana aliran ini menggambarkan hal – hal buruk maupun kenyataan yang baik.
Aliran ini muncul karena adanya ketidakpuasan terhadap aliran realisme yang dianggap tidak mampu menyatakan ekspresi jiwa pengarang serta ketidakpuasan terhadap aliran naturalisme yang dianggap kurang mengekspresikan hal secara ekstrim.
e.   Determinisme
Determinisme berasal dari kata ‘to determine’ yang berarti menentukan.
Aliran ini merupakan cabang dari aliran naturalisme.
Aliran ini berpusat pada takdir, di mana menurut kaum determinisme, takdir merupakan suatu hal yang ditentukan oleh unsur biologis dan lingkungan.
J. S. Badudu menjelaskan, jika aliran ini akan memandang nasib sebagai bukan sesuatu yang ditentukan oleh  Tuhan, melainkan nasib ditentukan oleh keadaan masyarakat sekitarnya.
Aliran ini berpendapat jika ke-mlarat-an yang dialami seseorang, sifat jahat yang dimiliki seseorang, maupun sakit yang diderita seseorang bukanlah karena takdir Tuhan, melainkan karena pengaruh lingkungan.
Contoh karya – karya yang menggunakan aluran ini di antaranya “Neraka Dunia” karya Nur St. Iskandar, “Pada Sebuah Kapal” karya N. H. Dini, serta “Atheis” karya Achdiat K. Mihardja.
f.     Ekspresionalisme
Ekspresionalisme dijelaskan oleh H. B. Jassin merupakan suatu aliran di mana penganutnya mampu mengenali manusia hingga pikiran dan perasaan yang paling dalam, kesedihan dan kesengsaraan, ketinggian rasa susila, dan kerendahan hawa nafsu.
Pada aliran ini, si pengarang seolah – olah masuk ke dalam tokoh – tokohnya dan aktif di dalam jiwa tokoh tersebut
Aliran jenis ini menjadikan pengarang sebagai pemain yang subjektif yang turut menyatakan apa yang menjadi dirinya pada setiap cerita  yang ia tuliskan.
g.   Romantisme
Aliran romantisme memfokuskan pada perasaan.
Romantisme kadang dianggap sebagai penyakit kaum muda yang belum banyak mengecap pahit – manis kehidupan, di mana mereka lebih sering mengukur segalanya dengan intuisi dan perasaan tanpa melibatkan otak.
Aliran romantisme sangat mementingkan penggunaan kata – kata indah serta pengandaian atau awang – awang di alam mimpi.
Karya romantisme ada jenis yang cengeng, yang melukiskan kegalauan jiwa remaja yang berlagu tentang bahagia romansa seakan dunia hanya milik berdua, berlarian di taman bunga yang indah dipayungi awan dan pelangi yang menghiasi.
Namun, ada pula jenis romantisme dewasa yang dibalut dengan pengalaman dan pengetahuan yang mampu melahirkan karya sastra mengharukan, seperti “Romeo dan Juliet” karya Shakespeare serta “Les Mirables” karya Victor Hugo.
h.   Idealisme
Aliran ini didefinisikan oleh Sabarudin Ahmad sebagai aliran romantisme yang mendasarkan cita – cita ceritanya bertumpu pada cita – cita atau ide si penulis semata.
Pengikut aliran ini akan memandang jauh ke depan ke masa mendatang dengan segala kemungkina yang diharapkan akan terjadi.
Karya aliran ini umumnya indah dan menawan, salah satu contohnya adalah penciptaan tokoh Tuli dalam cerpen Layar Terkembang yang diceritakan mampu mewujudkan cita – citanya untuk mengangkat harkat markabat kaum wanita seperti yang dicita – citakan R. A. Kartini.
Karya lain yang tergolong aliran idealisme antara lain “Pertemuan Jodoh” karya Abdul Muis serta “Siti Nurbaya” karya Marah Rusli.
i.     Surealisme
Aliran ini muncul di Perancis dalam rentang Perang Dunia Pertama dan Perang Dunia Kedua.
Tokoh aliran ini berusaha menggambarkan suatu dunia mimpi tanpa mengarahkan maksudnya, sehingga pembaca didorong untuk memberikan penafsiran mereka sendiri–sendiri.
Penggambaran cerita dalam aliran surealisme umumnya melompat – lompat sehingga sulit untuk dipahami.
Pembaca dituntut mampu menyatukan sendiri tata bahasa, pemikiran, serta logika yang ditampilkan secara acak oleh pengarang di dalam karya surealismenya.

E.  Fungsi Sastra dalam Cerpen
Fungsi sastra dalam cerpen dibagi dalam lima golongan yaitu :
1.   Fungsi rekreatif, yaitu memberikan rasa senang, gembira, serta menghibur para penikmat atau pembacanya.
2.   Fungsi didaktif, yaitu mengarahkan dan mendidik para penikmat atau pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya.
3.   Fungsi estetis, yaitu memberikan keindahan bagi para penikmat atau para pembacanya.
4.   Fungsi moralitas, yaitu fungsi yang mengandung nilai moral sehingga para penikmat atau pembacanya dapat mengetahui moral yang baik dan tidak baik bagi dirinaya.
5.   Fungsi relegiusitas, yaitu mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi para penikmatnya atau pembacanya.

F.   Unsur Intrinsik Cerpen
Unsur intrinsik cerpen antara lain:
1.   Tema
Tema merupakan gagasan pokok atau ide pokok sebuah cerita. Pada umumnya tema dapat di bagi menjadi dua.
Yakni tema yang dapat langsung terlihat jelas di dalam cerita (tersurat) tanpa harus menghayati ceritanya dan tema yang tidak langsung terlihat jelas , yakni pembaca harus bisa menyimpulkan sendiri tema yang terkandung dalam cerita tersebut (tersirat).
Misalkan, tema tentang asmara, pendidikan, kesehatan, kepahlawanan dll.
2.   Alur (Plot)
Alur atau plot adalah jalan cerita sebuah karya sastra. Secara garis alur dalam sebuah cerita dapat di gambarkan sebagi berikut:
a.   Perkenalan tokoh
b.   Mucul konflik atau permasalahan yang dihadapi tokoh
c.   Peningkatan konflik hingga puncak konflik atau klimaks
d.   Penurunan konflik
e.   Penyelesaian dari masalah
Dalam membuat alur atau plot penulis harus memperhatikan karakter tokoh  yang akan di ceritakan. Biasanya semakin baik karakter tokoh maka semakin besar konflik yang akan timbul.
3.   Setting atau latar
Setting atau latar merupakan hal-hal yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan suasana dalam cerita tersebut.
Seting atau latar biasanya berhubungan eret dengan tema cerpen misalnya jika cerpen bertemakan pendidikan maka setingnya berada di sekolahan, jika cerpen bertemakan agama maka setingnya berada di tempat ibadah.
4.   Tokoh Atau Pelaku
Tokoh merupakan pelaku pada sebuah cerita. Setiap tokoh biasanya mempunyai karakter tersendiri mulai dari watak , sikap, sifat dan kondisi fisik.
Karakter tokoh dalam sebuah cerpen dapat pula disebut dengan perwatakan. Dalam sebuah cerita kita dapat mengolongkan karakter tokoh dalam 3 jenis yaitu:
a.   Tokoh protagonis (tokoh utama dalam sebuah cerita atau tokoh yang memerankan peran menjadi orang baik),
b.   tokoh antagonis (lawan dari tokoh utama atau tokoh yang memerankan peran menjadi orang jahat)
c.   tokoh figuran (tokoh pendukung untuk cerita atau tokoh yang mendampingi tokoh protagonis).
5.   Penokohan (perwatakan)
Penokohan adalah pemberian karakter pada setiap tokoh dalam cerita. karakter yang telah ditentukan akan tercermin pada pikiran, tindakan, ucapan, serta pandangan tokoh terhadap peristiwa yang terjadi.
Metode yang digunakan untuk menetukan karakter suatu tokoh  ada 2 (dua) macam yaitu:
a.   Metode analitik
Metode analitik adalah metode yang digunakan untuk menetukan karakter tokoh dengan cara memaparkan ataupun menyebutkan sifat tokoh secara langsung.
Contoh : penyayang, lemah lembut, pemberani, tegas, pemalu, egois, ringan tangan, ramah, ceria, lugu, kreatif, dll.
b.   Metode dramatik
Metode dramatik adalah suatu metode yang digunakan untuk menetukan karakter tokoh dengan cara tidak langsung menggambarkan sifat tokoh.
Penggambaran tokoh dilakukan melalui percakapan yang dilakukan oleh tokoh lain. Metode ini dapat juga disebut sebagai  metode reaksi tokoh lain (berupa pandangan, pendapat, sikap, dsb).
6.   Sudut Pandang (Point of View)
Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam memandang suatu peristiwa di dalam sebuah cerita. Ada beberapa macam sudut pandang, diantaranya yaitu:
a.   Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Utama
Dalam sudut pandang ini, tokoh ”aku” mengisahkan tentang berbagai peristiwa yang terjadi serta tingkah laku yang dialaminya.
Tokoh ”aku” akan menjadi pusat perhatian dari kisah cerpen tersebut. Dalam sudut pandang ini, tokoh "aku" digunakan sebagai tokoh utama.
Contoh:
Pagi ini cuaca begitu cerah hingga dapat mengubah suasana jiwaku yang penat karena setumpuk tugas yang terbengkelai menjadi teringankan. Namun, sekarang aku harus mulai bangkit dari tidurku dan bergegas untuk mandi karena pagi ini aku harus bekerja keras.
b.   Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Sampingan
Tokoh ”aku” muncul tidak sebagai tokoh utama lagi, melainkan sebagai pelaku tambahan.
Tokoh ”aku” hadir dalam jalan cerita hanya untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan kemudian ”dibiarkan” untuk dapat mengisahkan sendiri berbagai pengalaman yang dialaminya.
Tokoh dari jalan cerita yang dibiarkan berkisah sendiri itulah yang pada akhirnya akan menjadi tokoh utama, sebab ialah yang lebih banyak tampil, membawakan berbagai peristiwa, serta berhubungan dengan tokoh-tokoh yang lainnya.
Dengan demikian tokoh ”aku” cuman tampil sebagai saksi saja. Saksi terhadap berlangsungnya sebuah cerita yang ditokohi oleh orang lain.
Tokoh ”aku” pada umumnya hanya tampil sebagai pengantar dan penutup cerita.
Contoh:
Sekarang aku tinggal di Jakarta, kota metropolitan yang memiliki beribu-ribu kendaraan. Dulu, aku sempat menolak untuk dipindahkan ke ibukota. Tapi, pada kali ini aku sudah tidak kuasa untuk menghindar dari tugas ini. Ternyata, bukan aku saja yang mengalaminya. Teman asramaku yang bernama Andi, juga mengalami hal yang sama. Kami berdua sangatlah akrab dan berjuang bersama-sama dalam menghadapi kerasnya kota Jakarta.
c.   Sudut Pandang Orang Ketiga Serbatahu
Kisah cerita dari sudut ”dia”, namun pengarang atau narator dapat menceritakan apa saja hal-hal dan tindakan yang menyangkut tokoh ”dia” tersebut. Pengarang mengetahui segalanya.
Contoh:
Sudah genap 1 bulan dia menjadi pendatang baru di perumahan ini. Tapi, dia juga belum satu kali pun terlihat keluar rumah cuman untuk sekedar beramah-tamah dengan tetangga yang lain. “Apakah si pemilik rumah itu terlalu sibuk ya?” ungkap salah seorang tetangganya. Pernah 1 kali dia kedatangan tamu yang katanya adalah saudaranya. Memang dia adalah sosok introvert, jadi walaupun saudaranya sendiri yang datang untuk berkunjung, dia tidak menyukainya.
d.   Sudut Pandang Orang Ketiga Pengamat
Dalam sudut pandang ini berbeda dengan orang ketiga serbatahu. Pengarang hanya melukiskan apa yang dilihat, dialami, dipikir, dan dirasakan oleh tokoh tersebut, namun terbatas pada seorang tokoh saja. 
Contoh:
Entah apa yang telah terjadi dengannya. Pada saat datang, ia langsung marah. Memang kelihatannya ia mempunyai banyak masalah. Tapi kalau dilihat dari raut mukanya, mungkin tak hanya itu yang sedang ia rasakan. Tapi sepertinya dia juga sakit. Bibirnya tampak kering, wajahnya pucat, serta rambutnya kusut.
7.   Amanat atau pesan
Yakni pesan yang ingin disampaikan oleh seorang pengarang melalui karya tulisnya kepada pembaca atau pendengar.
Pesan bisa berupa harapan, nasehat, dan sebagainya. Pesan merupakan hal penting dalam sebuah cerpen, karena dengan pesan yang baik pengarang dapat menyajikan cerita yang baik sehingga tokoh-tokoh dalam ceritanyapun dapat diteladani.

G.  Unsur Ekstrinsik Cerpen
Unsur ekstrensik antara lain:
1.   Latar belakang masyarakat
Kondisi latar belakang masyarakat seorang penulis sangatlah berpengaruh besar terhadap terciptanya sebuah cerita.
Kondisi itu bisa berupa pengkajian Ideologi negara, kondisi politik negara, kondisi sosial masyarakat, kondisi lingkungan sekitar, sampai dengan kondisi ekonomi masyarakat.
2.   Latar belakang pengarang
Latar belakang pengarang meliputi pemahaman kita terhadap sejarah hidup dan sejarah hasil karangan yang telah diciptakan.
Semakin banyak karya sastra yang pernah ditulis maka semakin baik pula karya sastra tersebut. Latar belakang pengarang dapat dikelompokkan kedalam 3 faktor yakni:
a.   Biografi, yakni riwayat hidup pengarang cerita, yang ditulis secara keseluruhan. Mulai dari jenjang pendidikan yang paling rendah hinga jenjang terahir yang telah ditamatkan.
b.   Kondisi psikologis, yakni berisi mengenai pemahaman kondisi mood atau keadaan saat seorang pengarang menulis sebuah cerita atau cerpen.
c.   Aliran Sastra, seorang penulis pastinya mengikuti aliran sastra tertentu. Hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang besar pada gaya penulisan yang dipakai oleh penulis dalam menciptakan sebuah karya sastra

H.  Contoh Cerpen
Buku yang Mengandung Janji dan Cinta
Penulis : Mas Kahfi
Namaku Rosyad, biasa dipanggil  Roy. Aku kelas 3 SMA di kota Banten. Ini adalah kisahku yang teragis dan mungkin bisa dibilang sepele. Namun dari kejadian ini, membuatku susah untuk tidur dengan nyenyak.

Setiap harinya ketika aku melihat benda tersebut, aku selalu ingat dengan dengan kejadian itu. Sepele memang, sungguh benar-benar sepele tapi tak pernah bisa terlupakan.

Kejadiannya kurang lebih dua tahun yang lalu. Pada saat itu di kelas 1 SMA, di kelas yang paling utara, aku sedang bercanda dengan kawanku sebangku.
Temanku memang orangnya jahil, kadang bulpenku di pinjam diam-diam, kadang juga sampai di bawa pulang, kadang juga bukuku yang menjadi sasaran empuknya.

Tapi aku tak masalah, aku anggap semua hal itu hanyalah bercandaan belaka. Itu sudah menjadi kebiasaan sehari-hari kami yang hidup di gedung bersama, apalagi dia adalah teman satu bangku denganku.

Tapi karena bercandanya, sebuah kecelakaan,- emm mungkin lebih tepatnya kejadian yang tak terduga, itu bermula. Tidak ada niatan diantara kita untuk saling menjatuhkan atau merendahkan. Kami hanya ingin saling tertawa.

Saat itu, temanku usil dengan membawa buku tulisku. Dilemparnya ke atas lalu ditangkapnya. Dia hanya berharap aku marah padanya, tapi kebiasaanku aku sering tidak peduli padanya. Terlalu kekanak-kanakan menurutku.

Sampai ketika dia menjatuhkan buku tulisku ke lantai, dia telat menangkapnya. Lalu seketika itu aku marah, tapi aku tidak balas pada saat itu juga. Aku berjanji akan membalasnya pada sore hari nanti ketika dia tidak melihatnya.
Waktu sorepun tiba, sebentar lagi kita akan pulang, tapi disela waktu senggang itu, aku diam-diam mengambil buku yang ada di mejanya lalu langsung saja aku buang ke dalam tong sampah.

Aku pun puas dengan tindakanku, karena berhasil membalas dendam dari dia yang telah merusak buku kesayanganku. Aku ingin melihat kesedihan terlihat di wajahnya karena buku tulisnya yang berada di sampah.

Saat itu, dia menghampiriku hendak mengajak pulang. Aku pun tersenyum kecil bentuk kemenanganku. Tapi dia malah keheranan, kenapa aku tersenyum. Seketika itu dia kaget kerena mendapati bukunya yang ada di atas meja hilang begitu saja.
Dia menanyakan kepadaku dengan ekspresi wajah khawatir,
“kau kemanakan buku yang ada di atas mejaku?”
“mana aku tahu, cari aja sendiri” jawabku sambil tertawa sinis.
“astaga Roy, buku itu bukan milikku, itu bukunya Diana.”
Diana adalah wanita cantik serta anak paling pintar yang dikagumi satu kelas. Kebanyakan lelaki suka terhadapnya. Tapi jika kau tanya aku, mungkin lebih tepatnya aku tidak mengenalnya, atau mungkin tidak terlalu memperhatikan teman yang tidak terlalu akrab denganku. Apalagi bicara, bagiku itu mustahil.
Seketika itu aku berlari menuju tempat sampah tempat di mana aku membuang buku tersebut, karena khawatir dengan buku yang ternyata bukan milik temanku sendiri.

Ku dapati di depan tong sampah tersebut, ada wanita berdiri dengan membawa buku yang sedikit kotor. Buku itu persis dengan buku yang telah aku buang. Aku masih ragu awalnya, tapi terlihat dia menangis sambil memandangi buku tersebut membuatku yakin bahwa dia adalah pemilik buku itu.

Aku bingung dalam keadaanku seperti ini, apa yang harus aku perbuat. Meminta maaf dan bilang kalau itu adalah salah ku? itu tidak mungkin. Aku tidak biasa ngomong sama perempuan, aku bahkan tidak pernah.

Aku tidak bisa berkata apa-apa, tubuhku kaku tak bisa bergerak, mulutku bagai ada yang memborgol, dadaku sesak, jangtungku berdenyuk kencang saking ketakutannya. Apa yang harus ku perbuat Ya Tuhaann?

Aku merasa bersalah dan aku tidak mengucapkan maaf kepadanya, sungguh aku tak bisa. Aku sama sekali tak bisa bilang kepada wanita untuk meminta maaf. Bahkan aku tak pernah punya masalah dengan wanita.

Setelah ku pandangi beberapa menit, dia pergi dengan sedikit berlari menuju jalan kecil di antara rumah-rumah warga lalu menghilang.
Aku masih berdiri kaku. Rasa bersalah yang bercampur aduk ini sungguh tak karuan. Baru kali ini perasaan yang aneh seperti ini datang. Tak pernah sama sekali dalam hidupku aku memiliki perasaan yang seperti ini.

Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus menyalahkan temanku yang menjailiku? toh juga dia yang mulai, sehingga aku membalasnya yang ku kira itu adalah bukunya.
Apa aku harus pergi kerumahnya dan bilang kalau itu tadi adalah perbuatanku? Mustahil.
“sudahlah tak apa-apa, besok aku akan bantu bicarakan. Sekarang ayo kita pulang.” kata temanku berbisik pelan.
Aku masih tidak percaya dengan kajadian tadi. Tubuhku tetap saja membeku, tapi temanku memaksaku berjalan, dan tanpa sadar aku sudah di depan rumah. Aku masih memikirkan hal tadi.
Hari demi hari berlalu.

Sampai sekarang, aku belum juga meminta maaf kepadanya. Mungkin juga dia sudah lupa, toh juga itu kejadian dua tahun yang lalu. Tapi entah kenapa hati ini tak bisa melupakanya begitu saja. Masih ada rasa bersalah yang harus diungkapkan.

Aku pernah berjanji, sebelum lulus SMA, aku harus sudah meminta maaf darinya. Karena bila masih saja belum dapat maaf darinya, maka setiap aku melihat buku pasti akan muncul rasa bersalah itu kembali.

Hari menjelang ujian nasional semakin dekat. Aku mencari waktu yang tepat agar bisa meminta maaf kepadanya tanpa di ketahui anak-anak yang lain.
Aku sering mencarinya dan memperhatikannya. Nampaknya dia bahagia saja tanpa adanya maaf dariku. Kadang dia berada di kelas membaca buku, kadang dia bergurau dengan teman yang lain, sepertinya dia sudah benar-benar lupa dengan kejadian itu.

Pada hari selasa, sekitar jam 15.30 aku mendapati dia masih berada di kelas sendirian. Dia sedang asik dengan bukunya. Dia juga tak tau kalau aku memperhatikannya dari hari-hari kemarin.

Mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk meminta maaf. Tapi kenapa rasa hati ini berdebar-debar, seperti ada rasa yang lain selain rasa bersalah.
Apakah ini cinta? Apakah aku salah memperhatikannya terus menerus? Aku hanya ingin mencari waktu yang pas agar bisa meminta maaf kepadanya, tapi karena itu juga aku kadang tersenyum-senyum sendiri ketika memandanginya.
Aku juga heran, kenapa bisa aku ikut bahagia ketika dia sedang asik bercanda dengan teman-temannya. Kenapa juga aku harus membuntutinya dan menghawatirkannya, toh juga dia sudah lupa.

Saat itu juga aku mengetuk pintu kelas dan berdehem kepadanya memberi tanda kalau aku disana.
Dia menengok dan melihatku lalu berkata.
“oh hai Roy, kau belum pulang?”
“Belum” jawabku polos.
“aku yang kau lakukan di sini, sepertinya teman-temanmu sudah pulang semua”
“iya aku tau, kau juga kenapa belum pulang?”
“aku ingin belajar lebih hari ini, ada beberapa bab yang aku masih belum menguasainya.”
“emm Diana, ada yang ingin aku omongkan denganmu, boleh aku meminta waktumu sebentar?” Kataku dengan cepat, tepat ketika dia mengakhiri kalimatnya.
“iya silakan”
Aku menceritakannya dengan ragu dan malu-malu. Aku juga bingung harus dimulai dari mana, kejadian itu sudah cukup lama, apa pentingnya kalau dia tau.
Tapi karena desakan hatiku yang terdalam, akhirnya aku langsung menceritakannya dari awal. Dia pun mendengarkan seluruh ceritaku. Lalu tiba-tiba dia mengatakan sesuatu yang aku tidak pernah menyangkanya.

“Ohh kejadian itu, aku mengingatnya. Aku tidak akan bisa melupakanya kalu kau yang telah membuang buku catatanku.”
Ketika kalimat itu terucap, aku merasa semakin bersalah.
“aku juga sebetulnya sudah tau dari awal kalau kau yang membuang buku milikiku. Karena ketika kau membuangnya, aku berada agak jauh di sampingmu dan kau tak melihatku. Aku juga heran kenapa setelah kau membuang buku tersebut kau malah tersenyum bahagia. Ku kira kau membenciku, sebab itulah aku menangis.”
“emm.. maafkan aku” kataku pelan.
“iya tak apa-apa” jawabnya.
Ada sedikit keganjalan menurutku darinya. Kenapa dia bisa menganggapku benci kepadanya padahal kita saat itu belum kenal akrab, bahkan bicarapun tidak pernah. Akhirnya aku beranikan untuk tanya kepadanya, dan dia menjawab.
“Kalau Roy tau, dari dulu aku mengagumi dirimu. Sikap cuekmu, gaya tertawamu dan semua yang ada pada dirimu.”
“ehh,, hehe.. apaan sih”
“Aku itu suka sama kamu Roy sejak kita pertama bertemu.”
Deg,.. Jantungku seketika itu berhenti.
Mungkin jika hal itu dibiarkan sedikit saja lebih lama, aku sudah tidak ada di dunia ini.
Tiba-tiba saja dia bilang hal semacam itu kepadaku. Dia tak tau perasaanku yang setiap hari dihantui olehnya karena rasa bersalah. Lalu dia tiba-tiba bilang suka?
Dalam hati terdalam antara rasa senang dan bahagia bercampur aduk dengan gerogi serta bingung. Aku tidak tau kenapa dia langsung bilang seperti itu.
Setelah beberapa lama, aku hanya menanggapinya dengan biasa. Aku masih bingung mau menjawab apa, lalu aku pamit pulang.

Disisi lain aku merasakan lebih percaya diri untuk mendekatinya melalui ponsel. Setiap hari kita SMS membahas semua hal, dari tugas yang diberi oleh guru, tanya jam berangkat sekolah, sampai mau lanjut kemana setelah selesai dari SMA ini.

Setiap malam ada perasaan bahagia karena selalu menantikan SMS darinya. Kadang juga aku yang memulai duluan, dan ternyata kita ingin memasuki kampus yang sama.
Lambat laut karena perasaan ini yang bergejolak, akhirnya aku mengungkapkan rasa cinta kepadanya. Kabar baiknya, dia menerimaku dengan senang hati, dan dari situlah kisah cinta kita bermula.

Contoh Cerpen Persahabatan
Sahabat Baru
Penulis : Bang Qooid
Aku adalah Andi anak yang baru pindah dari provinsi sebelah. Sekarang aku tinggal di kota Lamongan. Aku tidak menyangka ternyata kota Lamongan itu indah banget. Tempatnya yang asri, bukit yang menjulung, daerah yang masih hijau, aku senang berada di sini.

Di setiap harinya, aku bisa melihat lautan yang luas. Jarang sekali aku bisa main. Di tempat tinggalku dulu, aku bahkan hampir tidak pernah mainan air. Aku bisa mainan air sama keluargaku jika waktu liburan dan mampir di suatu wahana.

Kebetulan saat di sana, ada tetanggaku yang bernama Luqman. Dia juga seumuranku, masih duduk di bangku kelas 3 SD.
Karena aku akan menetap di kota ini, maka aku juga harus pindah sekolah. Nah kebetulan aku satu sekolahan sama Luqman, teman baruku.

Setiap hari aku berangkat sekolah bersama, pulang sekolah juga. Kami sering bermain di pesisir pantai. Kami hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk pergi di bibir pantai.
“Luqmaann ..” panggiku dari depan rumah temanku.
“Iya sebentar”
“ayok cepetan kita main”
“ayok .. ayok ..”
Hampir setiap hari libur kami menghabiskan waktu untuk bermain air. Tentunya sudah izin dengan orang tua kami masing-masing.
Terkadang juga kami menonton film kartun bersama.
Pernah juga saat kita asik bermain di pantai, ada anak dari teman kami sekelas datang kesana. Namanya Anton.
“Hai.. Antoonn” teriaku pada sedikit kejauhan
Dia pun menoleh, dan dia langsung menghampiri kami berdua.
“kalian sedang apa” kata Anton.
“kami sedang bermain air, sambil cari kerang ini” kata Luqman.
“eh bagaimana kalau kita lomba lempar batu aja ke sana. Siapa yang paling jauh maka itu pemenangnya.” Anton menjelaskan.

Kami pun saat itu ikut saran dari teman kami Anton, mengambil bebatuan karang yang cukup untuk dilemparkan sejauh yang kami bisa.
Pertama aku yang menang, terus disusul oleh Anton lalu Luqman. Permain itu sudah cukup menggembirakan buat kami. Menurut kami bahagia itu sederhana, tinggal kitanya saja dapat bersyukur atau tidak.

Kami mengulang-ngulangi permainan itu sampai kami puas. Kadang juga Anton duluan yang menang, kadang juga Luqman, kadang juga aku yang paling akhir.
Itulah persahabatan kami yang sungguh menyenangkan. Semoga kalian juga memiliki sahabat yang baik seperti teman-temanku.

Contoh Cerpen Pendidikan
Pak Guru Hadi yang Ikhlas Mendidik
Penulis : Mas Blue
Sosok guru yang sedang berbicara di depan kelas adalah pak Hadi. Beliau mengajar pelajaran biologi di berbagai sekolah. Tapi kali ini mungkin dia harus menguasai semua mata pelajaran, karena dialah satu-satunya guru yang ada di dusun terpencil ini.

Pak Hadi adalah seorang guru yang baik. Ketulusannya membimbing anak-anak di dusun ini tak menyurutkan semangatnya. Walau dia tidak dibayar, tapi pak Hadi tekun dan terus mengajarkan pelajaran kepada anak-anak kami.
Di dusun ini tidak ada sekolahan. Jika ingin sekolah yang formal, maka penduduk dusun ini harus menempuh perjalanan yang sukup jauh agar bisa bersekolah.

Harus menempuh perjalanan dengan melewati sungai yang deras, hutan yang rimba dan waktu yang cukup panjang.
Tapi guru yang satu ini, dia dengan ikhlasnya mau tinggal di dusun ini. Kalau ditanya makan apa disini, kami biasanya hanya makan dengan singkong yang dibakar, mandi di sungai dan tempat tinggal yang terbuat dari bambu yang kami keringkan dengan atap seadanya.

Terlihar jelas ketegunan guru tersebut. Kami penduduk dusun kecil ini sering melihat guru beserta murit-murit belajar di tanah dengan alas seadanya, kadang juga di sawah, kadang juga di rumah warga.
Bagi kami hal itu tidak membuat masalah, karena dia sudah menolong anak-anak kami dengan memberikan pendidikan.
Lambat laun karena kerja kerasnya pak Hadi, berdirilah sekolahan SD di dusun tersebut. Pastinya tidak dengan gampang, bertahun-tahun dia menghabiskan waktunya untuk menolong dusun kami.

Sampai listrik pun bisa masuk ke dusun kami. Perjuangan pak Hadi harus di akui jempol.
Pernah sekali mendengar pak Hadi mengajar,
“bagaimana anak-ana, apakah kalian paham?”
“paham pak”
Waktu itu, pak Hadi dengan kemaunya sendiri membawa peralatan tulis dari kota tempat tinggalnya. Dia rela membawakan buku tulis, papan bor, dan kapur untuk menuliskan pelajaran. Muritnya juga senang sekali dengan kedatangan guru tersebut.

Ada sepuluh anak yang ikut kelas pak Hadi untuk belajar. Pak Hadi berusaha penuh agar semua anak yang ada di sana mendapatkan pendidikan yang layak.
Walaupun tidak bisa mengajak semuanya, tapi cukup untuk mewakili dusun tersebut kelak suatu hari nanti.
Murit pak Hadi bermacam-macam, ada yang masih kecil, ada yang sudah kumisan, ada juga murit yang masih anak-anak dan masih di awasi oleh orang tuanya.

Bagi pak hadi itu tidak menjadi masalah, karena datangnya murit dengan semangat untuk belajar saja sudah membuanya senang.
Harapan terbesar dari pak hadi adalah ketika anak-anak didiknya tumbuh besar, mereka bisa memajukan bangsa mereka, terutama dusun yang mereka tinggali. Itulah pak Hadi, guru yang ikhlas untuk mengajarkan ilmu-ilmunya.

Contoh Cerpen Sedih
Sedih Melihat Jasa Kucingku Tersayang
Penulis : Mas Kahfi
Bulu lebat dengan hidung pesek dan ekor yang sedang mengibas-ngibaskan ke arahku itu namanya Kelly. Dia adalah kucing kesayanganku. Kelly adalah nama yang diberikan oleh ibuku.

Aku suka sekali dengan kucing, dia selalu menemani hariku. Disaat santai menonton tv, sedang belajar, juga sedang bermain di halaman.
Kami selalu bersama jika aku sedang di rumah. Dia kucing yang manja, tapi sebetulnya dia adalah kucing yang berani. Jenis kelaminya saja jantan, masak iya sih kalo dia penakut? ya mungkin dia tidak pernah keluar saja, cuman dia pemberani kok, aku yakin itu.

Sampai suatu hari kami tinggal pergi ke luar kota. Aku sedih karena tidak bisa mengajaknya. Dia akan menyusahkan bila diajak pergi.
Aku hanya memberikannya makanan yang cukup untuk beberpa hari pada wadah makanannya.

Sebelum keberangkatan, aku peluk dia dan bilang kepadanya.
“Kelly.., kamu baik-baik saja kan di rumah, aku sama mama dan papa mau pergi beberapa hari, kamu jaga ruamah aja yaa.”
Kelly pun hanya bisa mengeong kecil.

Keesokan harinya aku beserta mama-papaku sudah siap untuk pergi dengan beberapa tas besar di depan rumah. Papa mengeluarkan mobil dari garasi.
Sebelum kami naik, Kelly pun datang menghampiriku sambil mengeong-ngeong. Kami sengaja memberi pintu khusus agar bisa dibuat keluar-masuknya peliharaan kami. 

Dan dia tidak ingin kami pergi begitu saja meninggalkan dia. Tapi apa boleh buat kami harus pergi.
Aku pun menaruhnya setelah memeluk tubuhnya yang lembut beberapa saat, lalu kami masuk mobil dan pergi. Ku lihat dari kaca belakang mobil, Kelly mengejar mobil kami, aku pun sedikit sedih karena telah meninggalkannya.
Lalu aku masih melihatnya dari dalam mobil, setelah berjarak sedikit jauh, Kelly terhenti dan memandangi mobil kami yang melaju.

Dalam perjalanan aku pun cemas, apa jadinya kalau kucing manja tersebut kami tinggal. Apa dia akan baik-baik saja? Aku harap sih begitu, semoga dia baik-baik saja.
Tiga hari berlalu, kami pun pulang ke rumah. Tak sabar melihat kucingku, aku segera bergegas masuk ke dalam rumah. Sesaat aku tidak mendapatinya, aku cari dikamar dia tidak ada, aku cari di rumah kecilnya juga tidak ada, sampai ketika aku mencarinya di dapur. Aku tidak menyangkanya, ada bercak darah di sana.

Dan sebentar saja aku melihat kucingku berbaring dekat pintu dapur. Dia tak sadarkan diri. Aku segera membangunkannya, tapi tubuh kucing tersebut sangat berat, lebih berat 10x dari biasanya. Tubuhnya juga sudah dingin dan kaku.

Ayahku datang dan menghampirinya, ternyata kucingku telah mati. Aku menangis sejadi-jadinya. Kenapa dengan kucingku, ada apa dengan dia. Seharunya dia baik-baik saja, kan dia adalah kucing yang pemberani.

Ayahku mencari tahu kenapa Kelly bisa terbunuh. Dia menelusuri dapur, ruang tamu, tidak ada apa-apa di sana. Sampai ketika dia melihat ke arah taman dan didapatinya ada seekor ular ukuran sedang berbaring tewas di sana. Tubuhnya penuh dengan luka cakaran dan gigitan.
Dari sini kita baru tau, kucingku terbunuh setelah melawan ular pengganggu ini untuk melindungi rumah kami. Kelly yang malang.

Contoh Cerpen Lucu
Lucunya Suamiku
Penulis : Mas Blue
Waktu adalah uang.
Di dalam sebuah rumah, terdapat sepadang suami-istri sedang duduk bercengkrama. Saat itu sang istri mengingikan sesuatu dan bilang pada suaminya.
“pa, kan uang bulanan mama sudah habis, boleh nggak mama minta lagi.”
“Kan papa baru saja memberikannya kemaren”
“papa gak sadar ya, kan papa sudah memberikanya 3 minggu yang lalu, dan sekarang sudah tanggal tua pa.”
“ohh, sekarang tanggal sudah tua ya ma, kapan lahirnya kok tiba-tiba sudah tua.” dengan sedikit tertawa.
“ihh, pa kalau papa tidak memberika uang, besok kita makan apa pa.”
“halah, kamu sih boros.”
“hmm, kan mama butuh pa”
“tapi juga gak beli pakaian juga ma, pakaian mama sudah banyak di lemari.”
“iya iya, mana sekarang uangnya.”
“sabar ma, papa punya sesuatu yang lebih baik dari pada yang mama minta” kata suami tersebut dengan senyum kemenangan.
“apa itu pa?”
Sang suami tersebut lalu berdiri dari kasurnya lalu memberikan benda yang ada di saku kanannya.
“ini yang kata papa lebih baik dari yang mama minta?”
“iya.” jawabnya yakin
“jam tangan?”
“ketauhilah ma, karena waktu itu adalah uang.”
Sang suami ketawa terbahak-bahak seraya menang dari kekasihnya, sedangkan sang istri cemberut jengkel karena tidak mendapatkan uang yang dia inginkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEDIH

  Ia ceritakan kepada malam Sebuah kisah yang kelam Ketika hati menjadi ulam Mengenang cinta yang suram   Ia ceritakan kepada bint...