Cerpen
merupakan singkatan dari cerita pendek.
Maksud
dari cerita pendek disini adalah ceritanya kurang dari 10.000 (sepuluh ribu)
kata atau kurang dari 10 (sepuluh) halaman.
Cerpen
biasanya hanya memberikan kesan tunggal yang demikian dan memusatkan diri pada
satu tokoh dan satu situasi saja.
Cerpen
adalah jenis karya sastra yang memaparkan kisah ataupun cerita tentang
kehidupan manusia lewat tulisan pendek.
Cerpen
juga bisa disebut sebagai karangan fiktif yang berisikan tentang sebagian
kehidupan seseorang atau juga kehidupan yang diceritakan secara ringkas yang
berfokus pada suatu tokoh saja.
A. Pengertian Cerpen
Berikut
pendapat para ahli tentang cerpen:
1. Sumardjo dan Saini
Cerpen
adalah cerita fiktif atau tidak benar-benar terjadi, tetapi bisa saja terjadi
kapanpun serta dimanapun yang mana ceritanya relatif pendek dan singkat.
2. Menurut KBBI
Cerpen
berasal dari dua kata yaitu cerita yang mengandung arti tuturan mengenai
bagaimana sesuatu hal terjadi dan relatif pendek
Berarti
kisah yang diceritakan pendek atau tidak lebih dari 10.000 kata yang memberikan
sebuah kesan dominan
Serta
memusatkan hanya pada satu tokoh saja dalam cerita pendek tersebut.
3. Nugroho Notosusanto dalam
Tarigan
Cerpen
atau cerita pendek yaitu sebuah cerita yang panjang ceritanya berkisar 5000
kata atau perkiraan hanya 17 hlm kuarto spasi rangkap serta terpusat pada
dirinya sendiri.
4. Hendy
Cerpen
ialah suatu karangan yang berkisah pendek yang mengandung kisahan tungal.
5. Aoh. K.H
Cerpen
merupakan salah satu karangan fiksi yang biasa disebut juga dengan kisahan
prosa pendek.
6. J.S. Badudu
Cerpen
merupakan cerita yang hanya menjurus serta terfokus pada satu peristiwa saja.
7. H. B. Jassin
Menurut
pendapat H. B. Jassin, cerpen ialah sebuah cerita yang singkat yang harus
memiliki bagian terpenting yakni perkenalan, pertikaian, serta penyelesaian.
8. Bakar Hamid
A.
Bakar Hamid dalam tulisan “Pengertian Cerpen” berpendapat bahwa: yang disebut
cerita pendek itu harus dilihat dari kuantitas, yaitu banyaknya perkataan yang
dipakai: antara 500 – 20.000 kata, adanya satu plot, adanya satu watak, &
adanya satu kesan.
B. Ciri-Ciri Cerpen
Ciri-ciri
cerpen anatara lain:
1. Jalan
ceritanya lebih pendek dari novel
2. Sebuah
cerpen memiliki umlah kata yang tidak lebih dari 10.000 (10 ribu) kata
3. Biasanya
isi cerita cerpen berasal dari kehidupan sehari-hari
4. Tidak
menggambarkan semua kisah para tokohnya, hal ini karena dalam cerpen yang
digambarkan hanyalah inti sarinya saja.
5. Tokoh
dalam cerpen digambarkan mengalami masalah atau suatu konflik hingga pada tahap
penyelesainnya.
6. Pemakaian
kata yang sederhana serta ekonomis dan mudah dikenal pembaca.
7. Kesan
yang ditinggalkan dari cerpen tersebut sangat mendalam sehingga pembaca dapat
ikut merasakan kisah dari cerita tersebut.
8. Biasanya
hanya 1 kejadian saja yang diceritakan.
9. Memiliki
alur cerita tunggal dan lurus.
10. Penokohan
pada cerpen sangatlah sederhana, tidak mendalam serta singkat
C. Struktur Cerpen
Strukturcerpen antara lain:
1. Abstrak
Abstrak
adalah ringkasan dari sebuah cerita. Abstrak merupakan inti dari cerita yang
akan dikembangkan menjadi beberapa rangkaian kejadian.
Abstrak
juga bisa disebut sebagai gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional
yang mana dalam sebuah cerpen, kita boleh tidak menggunakan abstrak.
2. Orientasi
Orientasi
adalah hal-hal yang berhubungan dengan suasana, tempat dan waktu yang ada dalam
cerita tersebut.
Biasanya
orientasi tidak hanya terpaku pada satu tempat, suasana dan waktu. Karena dalam
sebuah cerita terdapat banyak kejadian dan tokoh yang berbeda-beda.
3. Komplikasi
Komplikasi
merupakan rangkaian kejadian-kejadian yang berhubungan dan ber risikan tentang
sebab akibat kejadian sebuah cerita.
Dalam
struktur ini kamu bisa menentukan watak atau karakter dari tokoh cerita. Watak
atau karakter dari tokoh dapat muncul karena kerumitan permasalahan yang mulai
terlihat.
4. Evaluasi
Evaluasi
yaitu struktur dari konflik-konflik yang terjadi dalam cerita yang mengarah
pada titik klimaks atau puncak permasalahan dan mulai mendapatkan gambaran
penyelesaian dari konflik tersebut.
Struktur
ini merupakan struktur yang sangat penting. Karena struktur ini sangat
menetukan menarik tidaknya suatu cerita.
Dalam
struktur ini penulis dapat menyajikan konflik-konflik yang mampu mebuat hati
pembaca terbawa suasana.
Sehingga
pembaca lebih menghayati dan menjiwai karakter yang ada dalam cerita ini.
5. Resolusi
Resolusi
merupakan penyelesaian dari evaluasi.
Biasanya
resolusi sangat dinanti-nati oleh pembaca, karena pada struktur ini pengarang
memberikan solusi mengenai permasalahan yang dialami seorang tokoh atau pelaku
dalam cerita.
6. Koda
Koda
ialah nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu cerita. Koda
merupaka hikmah yang terkandung dalam cerita.
Koda
biasanya dapat diketaui setelah pembaca semua cerita dalam cerpen yakni dari
permulaan hingga ahir dari cerita.
Koda
dapat berupa nasehat, pelajaran dan peringatan bagi pembacanya.
D. Jenis-Jenis Cerpen
Jeniscerpen dibagi berdasarkan jumlah kata, teknik mengarang, dan aliran sastra.
1. Cerpen Berdasarkan Jumlah
Katanya
Berdasarkan
jumlah katanya, cerita pendek dibedakan menjadi 3, yakni:
a. Cerpen
mini (flash), cerpen dengan jumlah kata yang berkisar antara 750 hingga
1.000 kata.
Cerpen
ini sering disebut cerita mini atau cermin.
Cerpen
jenis ini biasanya penulisannya to the point, tidak menggunakan
penjelasan maupun deskripsi yang mendalam dan bertele-tele.
Contoh
cerpen mini antara lain “Mengenang Sendok dan Sedotan” karya penulis Dewi Lestari
atau akrab dikenal sebagai Dee.
Contoh
cerpen mini lain adalah cerpen “Rendra” karya Putu Wijaya.
b. Cerpen yang ideal, cerpen dengan jumlah kata
yang berkisar antara 3000 hingga 4000 kata.
Cerpen
ini sesuai namanya, merupakan gambaran cerita pendek yang ideal, baik dari segi
banyaknya kata serta bahasa dan isinya.
Cerpen
ideal memiliki bahasa da nisi yang mudah dipahami, sehingga diibaratkan jika
cerpen ini dapat dibaca dalam sekali duduk atau kurang dari satu jam.
Serta
isinya tidak mudah terlupakan oleh pembacanya.
Salah
satu contoh cerpen ideal adalah cerpen “My
Last Love” karya Agnes Davonar.
c. Cerpen
panjang, cerpen dengan jumlah kata yang mencapai 10.000 kata.
Dalam
beberapa definisi cerpen panjang dibatasi dengan jumlah kata sebanyak 10.000
kata atau sekitar delapan hingga sepuluh halaman.
Namun
pada nyatanya novel jenis ini banyak ditulis hingga melebihi 10.000 kata.
Novel
ini sangat populer di Eropa pada sekitar akhir abad ke-19 hingga abad ke-20.
Cerpen
dengan panjang lebih dari 10.000 kata sering dikategorikan pula sebagai novella atau novellet, karangan yang
lebih pendek dari novel.
Contoh
novella yang
terkenal adalan cerpen panjang “Lelaki Tua dan Laut” karya Ernest Hemingway
yang bercerita tentang seorang nelayang tua dari Kuba bernama Santiago yang
berjuang di tengah laut lepas demi mendapatkan seekor ikan.
Contoh
novella lain
adalah “Kamar Inap Nomor 6” karya Anton Chekhov yang menceritakan seorang
dokter dengan pasiennya di suatu kamar rumah sakit, cerpen ini bertujuan
menggambarkan kebobrokan sosial di Rusia pada masa silam, serta melancarkan
kritik sosial.
2. Berdasarkan Teknik Mengarang
a. Cerpen
Sempurna (well made
short-story)
Cerpen
ini ditulis dengan fokus pada satu tema yang memiliki plot yang sangat jelas
serta ending yang
mudah dipahami.
Umumnya,
cerpen jenis ini bersifat konvensional dan ditulis berdasarkan realita yang
ada.
Cerpen
jenis ini mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca awam sekali pun.
Contoh
cerpen jenis ini sangat banyak kita temukan saat ini.
b. Cerpen
Tak Utuh (slice of life
short-story)
Cerpen
ini tidak berfokus pada satu tema atau temanya terpencar-pencar.
Alur
yang digunakannya pun tidak terstruktur dan terkadang di buat mengambang oleh
penulisnya.
Umumnya cerpen jenis
ini bersifat kontemporer dan ditulis berdasarkan gagasan atau ide – ide
orisinil dari pengarangnya sehingga cerpen jenis ini juga biasa disebut dengan
cerpen ide atau cerpen gagasan.
Pembaca
awam akan susah memahami cerpen jenis ini, hingga harus dibaca berulang – ulang
agar dapat dipahami sebagai mana mestinya.
Bagi
para pembaca awam, cerpen jenis ini juga disebut sebagi cerpen kental atau
cerpen berat.
Contoh
cerpen jenis ini banyak kita temui di antara cerpen – cerpen karya penulis
ulung, seperti Putu Wijaya dan W. S. Rendra.
3. Berdasarkan Aliran Cerita
Aliran
– aliran pada cerita pendek atau cerpen merupakan filosopi dasar yang
mencirikan gaya penulisan atau pengucapan sastra seorang sastrawan.
Berdasarkan
aliran – aliran cerita pendek, berikut ini beberapa macam cerpen tersebut:
a. Realisme
Aliran
realism muncul sekitar abad ke-18. Aliran ini merupakan aliran dalam
kesusastraan yang melukiskan suatu keadaan secara sesungguhnya.
H.
B. Jassin mendefinisikan aliran ini sebagai aliran yang mengambarkan karya seni
seperti keadaan yang sebenarnya terlihat oleh mata.
Pengarang
menempatkan dirinya sebagai pengamat yang objektif sehingga dalam menuliskan
karyanya dibuat teliti, tanpa prasangka, tanpa bercampur dengan tafsiran
subjektif, maupun memaksakan pandangan atau kehendaknya kepada pelaku atau tokoh
maupun pembaca ceritanya.
Aliran
ini bertolak belakang dengan aliran romantisme yang dianggap cengeng dan
berlebihan oleh penganut aliran realis.
Karya
realisme banyak mengambil cerita atau gambaran dari masyarakat bawah, seperti
kaum tani; buruh; gelandangan; pelacur; dan premanisme.
b. Impresionalisme
Impresionalisme
berasal dari kata impesi yang berarti kesan.
Berbeda
dari aliran realisme, menurut J. S. Badudu, kaum penganut aliran
impresionalisme tidak akan melukiskan hal – hal yang dilihatnya secara mendetail
Namun
hanya kesan pertama yang melekat dari penglihatan sang pengarang itulah yang
akan diceritakan kembali oleh sang pengarang kepada pembacanya.
c. Naturalisme
Aliran
ini dapat dikatakan sebagai cabang dari aliran realisme.
Aliran
naturalism cenderung menggambarkan hal apapun yang nyata dirasakan, tidak
seperti aliran realism yang kebanyak berkutat tentang kehidupan sehari – hari.
Naturalisme
lebih cenderung menggambarkan hal – hal buruk, jorok, bahkan berbau pornografis
Namun
aliran naturalism juga melancarkan kritik sosial secara lebih tajam.
Penganut
aliran naturalism akan mengungkapkan aspek – aspek alam semesta yang bersifat
fatalis dan mekanis
Serta
mementingkan gerak dan aktivitas manusia yang mewujudkan kebendaan maupun
kehidupan moral yang rendah.
d. Neo-Naturalisme
Aliran
ini merupakan bentuk aliran baru atau lanjutan dari aliran naturalisme.
Aliran
ini menggabungkan aliran realism dengan naturalism, di mana aliran ini
menggambarkan hal – hal buruk maupun kenyataan yang baik.
Aliran
ini muncul karena adanya ketidakpuasan terhadap aliran realisme yang dianggap
tidak mampu menyatakan ekspresi jiwa pengarang serta ketidakpuasan terhadap
aliran naturalisme yang dianggap kurang mengekspresikan hal secara ekstrim.
e. Determinisme
Determinisme
berasal dari kata ‘to determine’ yang berarti menentukan.
Aliran
ini merupakan cabang dari aliran naturalisme.
Aliran
ini berpusat pada takdir, di mana menurut kaum determinisme, takdir merupakan
suatu hal yang ditentukan oleh unsur biologis dan lingkungan.
J.
S. Badudu menjelaskan, jika aliran ini akan memandang nasib sebagai bukan
sesuatu yang ditentukan oleh Tuhan, melainkan nasib ditentukan oleh
keadaan masyarakat sekitarnya.
Aliran
ini berpendapat jika ke-mlarat-an yang dialami seseorang, sifat jahat yang
dimiliki seseorang, maupun sakit yang diderita seseorang bukanlah karena takdir
Tuhan, melainkan karena pengaruh lingkungan.
Contoh
karya – karya yang menggunakan aluran ini di antaranya “Neraka Dunia” karya Nur
St. Iskandar, “Pada Sebuah Kapal” karya N. H. Dini, serta “Atheis” karya
Achdiat K. Mihardja.
f. Ekspresionalisme
Ekspresionalisme
dijelaskan oleh H. B. Jassin merupakan suatu aliran di mana penganutnya mampu
mengenali manusia hingga pikiran dan perasaan yang paling dalam, kesedihan dan
kesengsaraan, ketinggian rasa susila, dan kerendahan hawa nafsu.
Pada
aliran ini, si pengarang seolah – olah masuk ke dalam tokoh – tokohnya dan
aktif di dalam jiwa tokoh tersebut
Aliran
jenis ini menjadikan pengarang sebagai pemain yang subjektif yang turut menyatakan
apa yang menjadi dirinya pada setiap cerita yang ia tuliskan.
g. Romantisme
Aliran
romantisme memfokuskan pada perasaan.
Romantisme
kadang dianggap sebagai penyakit kaum muda yang belum banyak mengecap pahit –
manis kehidupan, di mana mereka lebih sering mengukur segalanya dengan intuisi
dan perasaan tanpa melibatkan otak.
Aliran
romantisme sangat mementingkan penggunaan kata – kata indah serta pengandaian
atau awang – awang di alam mimpi.
Karya
romantisme ada jenis yang cengeng, yang melukiskan kegalauan jiwa remaja
yang berlagu tentang bahagia romansa seakan dunia hanya milik berdua, berlarian
di taman bunga yang indah dipayungi awan dan pelangi yang menghiasi.
Namun,
ada pula jenis romantisme dewasa yang dibalut dengan pengalaman dan pengetahuan
yang mampu melahirkan karya sastra mengharukan, seperti “Romeo dan Juliet”
karya Shakespeare serta “Les Mirables” karya Victor Hugo.
h. Idealisme
Aliran
ini didefinisikan oleh Sabarudin Ahmad sebagai aliran romantisme yang
mendasarkan cita – cita ceritanya bertumpu pada cita – cita atau ide si penulis
semata.
Pengikut
aliran ini akan memandang jauh ke depan ke masa mendatang dengan segala
kemungkina yang diharapkan akan terjadi.
Karya
aliran ini umumnya indah dan menawan, salah satu contohnya adalah penciptaan
tokoh Tuli dalam cerpen Layar Terkembang yang diceritakan mampu mewujudkan cita
– citanya untuk mengangkat harkat markabat kaum wanita seperti yang dicita –
citakan R. A. Kartini.
Karya
lain yang tergolong aliran idealisme antara lain “Pertemuan Jodoh” karya Abdul
Muis serta “Siti Nurbaya” karya Marah Rusli.
i. Surealisme
Aliran
ini muncul di Perancis dalam rentang Perang Dunia Pertama dan Perang Dunia
Kedua.
Tokoh
aliran ini berusaha menggambarkan suatu dunia mimpi tanpa mengarahkan
maksudnya, sehingga pembaca didorong untuk memberikan penafsiran mereka
sendiri–sendiri.
Penggambaran
cerita dalam aliran surealisme umumnya melompat – lompat sehingga sulit untuk
dipahami.
Pembaca
dituntut mampu menyatukan sendiri tata bahasa, pemikiran, serta logika yang ditampilkan
secara acak oleh pengarang di dalam karya surealismenya.
E. Fungsi Sastra dalam Cerpen
Fungsi
sastra dalam cerpen dibagi dalam lima golongan yaitu :
1. Fungsi
rekreatif, yaitu memberikan rasa senang, gembira, serta menghibur para penikmat
atau pembacanya.
2. Fungsi
didaktif, yaitu mengarahkan dan mendidik para penikmat atau pembacanya karena
nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya.
3. Fungsi
estetis, yaitu memberikan keindahan bagi para penikmat atau para pembacanya.
4. Fungsi
moralitas, yaitu fungsi yang mengandung nilai moral sehingga para penikmat atau
pembacanya dapat mengetahui moral yang baik dan tidak baik bagi dirinaya.
5. Fungsi
relegiusitas, yaitu mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi
para penikmatnya atau pembacanya.
F. Unsur Intrinsik Cerpen
Unsur
intrinsik cerpen antara lain:
1. Tema
Tema
merupakan gagasan pokok atau ide pokok sebuah cerita. Pada umumnya tema dapat
di bagi menjadi dua.
Yakni
tema yang dapat langsung terlihat jelas di dalam cerita (tersurat) tanpa harus
menghayati ceritanya dan tema yang tidak langsung terlihat jelas , yakni
pembaca harus bisa menyimpulkan sendiri tema yang terkandung dalam cerita
tersebut (tersirat).
Misalkan,
tema tentang asmara, pendidikan, kesehatan, kepahlawanan dll.
2. Alur (Plot)
Alur
atau plot adalah jalan cerita sebuah karya sastra. Secara garis alur dalam
sebuah cerita dapat di gambarkan sebagi berikut:
a. Perkenalan
tokoh
b. Mucul
konflik atau permasalahan yang dihadapi tokoh
c. Peningkatan
konflik hingga puncak konflik atau klimaks
d. Penurunan
konflik
e. Penyelesaian
dari masalah
Dalam
membuat alur atau plot penulis harus memperhatikan karakter tokoh yang
akan di ceritakan. Biasanya semakin baik karakter tokoh maka semakin besar
konflik yang akan timbul.
3. Setting atau latar
Setting
atau latar merupakan hal-hal yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan suasana
dalam cerita tersebut.
Seting
atau latar biasanya berhubungan eret dengan tema cerpen misalnya jika cerpen
bertemakan pendidikan maka setingnya berada di sekolahan, jika cerpen bertemakan
agama maka setingnya berada di tempat ibadah.
4. Tokoh Atau Pelaku
Tokoh
merupakan pelaku pada sebuah cerita. Setiap tokoh biasanya mempunyai karakter
tersendiri mulai dari watak , sikap, sifat dan kondisi fisik.
Karakter
tokoh dalam sebuah cerpen dapat pula disebut dengan perwatakan. Dalam sebuah
cerita kita dapat mengolongkan karakter tokoh dalam 3 jenis yaitu:
a. Tokoh
protagonis (tokoh utama dalam sebuah cerita atau tokoh yang memerankan peran
menjadi orang baik),
b. tokoh
antagonis (lawan dari tokoh utama atau tokoh yang memerankan peran menjadi
orang jahat)
c. tokoh
figuran (tokoh pendukung untuk cerita atau tokoh yang mendampingi tokoh
protagonis).
5. Penokohan (perwatakan)
Penokohan
adalah pemberian karakter pada setiap tokoh dalam cerita. karakter yang telah
ditentukan akan tercermin pada pikiran, tindakan, ucapan, serta pandangan tokoh
terhadap peristiwa yang terjadi.
Metode
yang digunakan untuk menetukan karakter suatu tokoh ada 2 (dua) macam
yaitu:
a. Metode
analitik
Metode
analitik adalah metode yang digunakan untuk menetukan karakter tokoh dengan
cara memaparkan ataupun menyebutkan sifat tokoh secara langsung.
Contoh
: penyayang, lemah lembut, pemberani, tegas, pemalu, egois, ringan tangan,
ramah, ceria, lugu, kreatif, dll.
b. Metode
dramatik
Metode
dramatik adalah suatu metode yang digunakan untuk menetukan karakter tokoh
dengan cara tidak langsung menggambarkan sifat tokoh.
Penggambaran
tokoh dilakukan melalui percakapan yang dilakukan oleh tokoh lain. Metode ini
dapat juga disebut sebagai metode reaksi tokoh lain (berupa pandangan,
pendapat, sikap, dsb).
6. Sudut Pandang (Point of
View)
Sudut
pandang adalah posisi pengarang dalam memandang suatu peristiwa di dalam sebuah
cerita. Ada beberapa macam sudut pandang, diantaranya yaitu:
a. Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku
Utama
Dalam sudut pandang ini, tokoh ”aku”
mengisahkan tentang berbagai peristiwa yang terjadi serta tingkah laku yang
dialaminya.
Tokoh ”aku” akan menjadi pusat
perhatian dari kisah cerpen tersebut. Dalam sudut pandang ini, tokoh
"aku" digunakan sebagai tokoh utama.
Contoh:
Pagi ini cuaca begitu cerah hingga dapat mengubah suasana jiwaku yang penat karena setumpuk tugas yang terbengkelai menjadi teringankan. Namun, sekarang aku harus mulai bangkit dari tidurku dan bergegas untuk mandi karena pagi ini aku harus bekerja keras.
Pagi ini cuaca begitu cerah hingga dapat mengubah suasana jiwaku yang penat karena setumpuk tugas yang terbengkelai menjadi teringankan. Namun, sekarang aku harus mulai bangkit dari tidurku dan bergegas untuk mandi karena pagi ini aku harus bekerja keras.
b. Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku
Sampingan
Tokoh ”aku” muncul tidak sebagai
tokoh utama lagi, melainkan sebagai pelaku tambahan.
Tokoh ”aku” hadir dalam jalan cerita
hanya untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang
dikisahkan kemudian ”dibiarkan” untuk dapat mengisahkan sendiri berbagai
pengalaman yang dialaminya.
Tokoh dari jalan cerita yang
dibiarkan berkisah sendiri itulah yang pada akhirnya akan menjadi tokoh utama,
sebab ialah yang lebih banyak tampil, membawakan berbagai peristiwa, serta
berhubungan dengan tokoh-tokoh yang lainnya.
Dengan demikian tokoh ”aku” cuman
tampil sebagai saksi saja. Saksi terhadap berlangsungnya sebuah cerita yang
ditokohi oleh orang lain.
Tokoh ”aku” pada umumnya hanya
tampil sebagai pengantar dan penutup cerita.
Contoh:
Sekarang aku tinggal di Jakarta, kota metropolitan yang memiliki beribu-ribu kendaraan. Dulu, aku sempat menolak untuk dipindahkan ke ibukota. Tapi, pada kali ini aku sudah tidak kuasa untuk menghindar dari tugas ini. Ternyata, bukan aku saja yang mengalaminya. Teman asramaku yang bernama Andi, juga mengalami hal yang sama. Kami berdua sangatlah akrab dan berjuang bersama-sama dalam menghadapi kerasnya kota Jakarta.
Sekarang aku tinggal di Jakarta, kota metropolitan yang memiliki beribu-ribu kendaraan. Dulu, aku sempat menolak untuk dipindahkan ke ibukota. Tapi, pada kali ini aku sudah tidak kuasa untuk menghindar dari tugas ini. Ternyata, bukan aku saja yang mengalaminya. Teman asramaku yang bernama Andi, juga mengalami hal yang sama. Kami berdua sangatlah akrab dan berjuang bersama-sama dalam menghadapi kerasnya kota Jakarta.
c. Sudut Pandang Orang Ketiga Serbatahu
Kisah cerita dari sudut ”dia”, namun
pengarang atau narator dapat menceritakan apa saja hal-hal dan tindakan yang
menyangkut tokoh ”dia” tersebut. Pengarang mengetahui segalanya.
Contoh:
Sudah genap 1 bulan dia menjadi pendatang baru di perumahan ini. Tapi, dia juga belum satu kali pun terlihat keluar rumah cuman untuk sekedar beramah-tamah dengan tetangga yang lain. “Apakah si pemilik rumah itu terlalu sibuk ya?” ungkap salah seorang tetangganya. Pernah 1 kali dia kedatangan tamu yang katanya adalah saudaranya. Memang dia adalah sosok introvert, jadi walaupun saudaranya sendiri yang datang untuk berkunjung, dia tidak menyukainya.
Sudah genap 1 bulan dia menjadi pendatang baru di perumahan ini. Tapi, dia juga belum satu kali pun terlihat keluar rumah cuman untuk sekedar beramah-tamah dengan tetangga yang lain. “Apakah si pemilik rumah itu terlalu sibuk ya?” ungkap salah seorang tetangganya. Pernah 1 kali dia kedatangan tamu yang katanya adalah saudaranya. Memang dia adalah sosok introvert, jadi walaupun saudaranya sendiri yang datang untuk berkunjung, dia tidak menyukainya.
d. Sudut Pandang Orang Ketiga Pengamat
Dalam sudut pandang ini berbeda
dengan orang ketiga serbatahu. Pengarang hanya melukiskan apa yang dilihat,
dialami, dipikir, dan dirasakan oleh tokoh tersebut, namun terbatas pada
seorang tokoh saja.
Contoh:
Entah apa yang telah terjadi dengannya. Pada saat datang, ia langsung marah. Memang kelihatannya ia mempunyai banyak masalah. Tapi kalau dilihat dari raut mukanya, mungkin tak hanya itu yang sedang ia rasakan. Tapi sepertinya dia juga sakit. Bibirnya tampak kering, wajahnya pucat, serta rambutnya kusut.
Entah apa yang telah terjadi dengannya. Pada saat datang, ia langsung marah. Memang kelihatannya ia mempunyai banyak masalah. Tapi kalau dilihat dari raut mukanya, mungkin tak hanya itu yang sedang ia rasakan. Tapi sepertinya dia juga sakit. Bibirnya tampak kering, wajahnya pucat, serta rambutnya kusut.
7. Amanat atau pesan
Yakni
pesan yang ingin disampaikan oleh seorang pengarang melalui karya tulisnya
kepada pembaca atau pendengar.
Pesan
bisa berupa harapan, nasehat, dan sebagainya. Pesan merupakan hal penting dalam
sebuah cerpen, karena dengan pesan yang baik pengarang dapat menyajikan cerita
yang baik sehingga tokoh-tokoh dalam ceritanyapun dapat diteladani.
G. Unsur Ekstrinsik Cerpen
Unsur
ekstrensik antara lain:
1. Latar
belakang masyarakat
Kondisi
latar belakang masyarakat seorang penulis sangatlah berpengaruh besar terhadap
terciptanya sebuah cerita.
Kondisi
itu bisa berupa pengkajian Ideologi negara, kondisi politik negara, kondisi
sosial masyarakat, kondisi lingkungan sekitar, sampai dengan kondisi ekonomi
masyarakat.
2. Latar
belakang pengarang
Latar
belakang pengarang meliputi pemahaman kita terhadap sejarah hidup dan sejarah
hasil karangan yang telah diciptakan.
Semakin
banyak karya sastra yang pernah ditulis maka semakin baik pula karya sastra
tersebut. Latar belakang pengarang dapat dikelompokkan kedalam 3 faktor yakni:
a. Biografi,
yakni riwayat hidup pengarang cerita, yang ditulis secara keseluruhan. Mulai
dari jenjang pendidikan yang paling rendah hinga jenjang terahir yang telah
ditamatkan.
b. Kondisi
psikologis, yakni berisi mengenai pemahaman
kondisi mood atau keadaan saat seorang pengarang menulis sebuah cerita atau
cerpen.
c. Aliran
Sastra, seorang penulis pastinya mengikuti
aliran sastra tertentu. Hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang besar pada
gaya penulisan yang dipakai oleh penulis dalam menciptakan sebuah karya sastra
H. Contoh Cerpen
Buku
yang Mengandung Janji dan Cinta
Penulis
: Mas Kahfi
Namaku Rosyad, biasa
dipanggil Roy. Aku kelas 3 SMA di kota Banten. Ini adalah kisahku yang
teragis dan mungkin bisa dibilang sepele. Namun dari kejadian ini, membuatku
susah untuk tidur dengan nyenyak.
Setiap harinya ketika aku
melihat benda tersebut, aku selalu ingat dengan dengan kejadian itu. Sepele
memang, sungguh benar-benar sepele tapi tak pernah bisa terlupakan.
Kejadiannya kurang lebih dua
tahun yang lalu. Pada saat itu di kelas 1 SMA, di kelas yang paling utara, aku
sedang bercanda dengan kawanku sebangku.
Temanku memang orangnya
jahil, kadang bulpenku di pinjam diam-diam, kadang juga sampai di bawa pulang,
kadang juga bukuku yang menjadi sasaran empuknya.
Tapi aku tak masalah, aku
anggap semua hal itu hanyalah bercandaan belaka. Itu sudah menjadi kebiasaan
sehari-hari kami yang hidup di gedung bersama, apalagi dia adalah teman satu
bangku denganku.
Tapi karena bercandanya,
sebuah kecelakaan,- emm mungkin lebih tepatnya kejadian yang tak terduga, itu
bermula. Tidak ada niatan diantara kita untuk saling menjatuhkan atau
merendahkan. Kami hanya ingin saling tertawa.
Saat itu, temanku usil
dengan membawa buku tulisku. Dilemparnya ke atas lalu ditangkapnya. Dia hanya
berharap aku marah padanya, tapi kebiasaanku aku sering tidak peduli padanya.
Terlalu kekanak-kanakan menurutku.
Sampai ketika dia
menjatuhkan buku tulisku ke lantai, dia telat menangkapnya. Lalu seketika itu
aku marah, tapi aku tidak balas pada saat itu juga. Aku berjanji akan
membalasnya pada sore hari nanti ketika dia tidak melihatnya.
Waktu sorepun tiba, sebentar
lagi kita akan pulang, tapi disela waktu senggang itu, aku diam-diam mengambil
buku yang ada di mejanya lalu langsung saja aku buang ke dalam tong sampah.
Aku pun puas dengan
tindakanku, karena berhasil membalas dendam dari dia yang telah merusak buku
kesayanganku. Aku ingin melihat kesedihan terlihat di wajahnya karena buku
tulisnya yang berada di sampah.
Saat itu, dia menghampiriku
hendak mengajak pulang. Aku pun tersenyum kecil bentuk kemenanganku. Tapi dia
malah keheranan, kenapa aku tersenyum. Seketika itu dia kaget kerena mendapati
bukunya yang ada di atas meja hilang begitu saja.
Dia menanyakan kepadaku
dengan ekspresi wajah khawatir,
“kau kemanakan buku yang ada
di atas mejaku?”
“mana aku tahu, cari aja
sendiri” jawabku sambil tertawa sinis.
“astaga Roy, buku itu bukan
milikku, itu bukunya Diana.”
Diana adalah wanita cantik
serta anak paling pintar yang dikagumi satu kelas. Kebanyakan lelaki suka
terhadapnya. Tapi jika kau tanya aku, mungkin lebih tepatnya aku tidak
mengenalnya, atau mungkin tidak terlalu memperhatikan teman yang tidak terlalu
akrab denganku. Apalagi bicara, bagiku itu mustahil.
Seketika itu aku berlari
menuju tempat sampah tempat di mana aku membuang buku tersebut, karena khawatir
dengan buku yang ternyata bukan milik temanku sendiri.
Ku dapati di depan tong
sampah tersebut, ada wanita berdiri dengan membawa buku yang sedikit kotor.
Buku itu persis dengan buku yang telah aku buang. Aku masih ragu awalnya, tapi
terlihat dia menangis sambil memandangi buku tersebut membuatku yakin bahwa dia
adalah pemilik buku itu.
Aku bingung dalam keadaanku
seperti ini, apa yang harus aku perbuat. Meminta maaf dan bilang kalau itu
adalah salah ku? itu tidak mungkin. Aku tidak biasa ngomong sama perempuan, aku
bahkan tidak pernah.
Aku tidak bisa berkata
apa-apa, tubuhku kaku tak bisa bergerak, mulutku bagai ada yang memborgol,
dadaku sesak, jangtungku berdenyuk kencang saking ketakutannya. Apa yang harus
ku perbuat Ya Tuhaann?
Aku merasa bersalah dan aku
tidak mengucapkan maaf kepadanya, sungguh aku tak bisa. Aku sama sekali tak
bisa bilang kepada wanita untuk meminta maaf. Bahkan aku tak pernah punya masalah
dengan wanita.
Setelah ku pandangi beberapa
menit, dia pergi dengan sedikit berlari menuju jalan kecil di antara
rumah-rumah warga lalu menghilang.
Aku masih berdiri kaku. Rasa
bersalah yang bercampur aduk ini sungguh tak karuan. Baru kali ini perasaan
yang aneh seperti ini datang. Tak pernah sama sekali dalam hidupku aku memiliki
perasaan yang seperti ini.
Apa yang harus aku lakukan?
Apa aku harus menyalahkan temanku yang menjailiku? toh juga dia yang mulai,
sehingga aku membalasnya yang ku kira itu adalah bukunya.
Apa aku harus pergi
kerumahnya dan bilang kalau itu tadi adalah perbuatanku? Mustahil.
“sudahlah tak apa-apa, besok
aku akan bantu bicarakan. Sekarang ayo kita pulang.” kata temanku berbisik
pelan.
Aku masih tidak percaya
dengan kajadian tadi. Tubuhku tetap saja membeku, tapi temanku memaksaku
berjalan, dan tanpa sadar aku sudah di depan rumah. Aku masih memikirkan hal
tadi.
Hari demi hari berlalu.
Sampai sekarang, aku belum
juga meminta maaf kepadanya. Mungkin juga dia sudah lupa, toh juga itu kejadian
dua tahun yang lalu. Tapi entah kenapa hati ini tak bisa melupakanya begitu
saja. Masih ada rasa bersalah yang harus diungkapkan.
Aku pernah berjanji, sebelum
lulus SMA, aku harus sudah meminta maaf darinya. Karena bila masih saja belum
dapat maaf darinya, maka setiap aku melihat buku pasti akan muncul rasa
bersalah itu kembali.
Hari menjelang ujian
nasional semakin dekat. Aku mencari waktu yang tepat agar bisa meminta maaf
kepadanya tanpa di ketahui anak-anak yang lain.
Aku sering mencarinya dan
memperhatikannya. Nampaknya dia bahagia saja tanpa adanya maaf dariku. Kadang
dia berada di kelas membaca buku, kadang dia bergurau dengan teman yang lain,
sepertinya dia sudah benar-benar lupa dengan kejadian itu.
Pada hari selasa, sekitar
jam 15.30 aku mendapati dia masih berada di kelas sendirian. Dia sedang asik
dengan bukunya. Dia juga tak tau kalau aku memperhatikannya dari hari-hari
kemarin.
Mungkin ini adalah waktu
yang tepat untuk meminta maaf. Tapi kenapa rasa hati ini berdebar-debar,
seperti ada rasa yang lain selain rasa bersalah.
Apakah ini cinta? Apakah aku
salah memperhatikannya terus menerus? Aku hanya ingin mencari waktu yang pas
agar bisa meminta maaf kepadanya, tapi karena itu juga aku kadang
tersenyum-senyum sendiri ketika memandanginya.
Aku juga heran, kenapa bisa
aku ikut bahagia ketika dia sedang asik bercanda dengan teman-temannya. Kenapa
juga aku harus membuntutinya dan menghawatirkannya, toh juga dia sudah lupa.
Saat itu juga aku mengetuk
pintu kelas dan berdehem kepadanya memberi tanda kalau aku disana.
Dia menengok dan melihatku
lalu berkata.
“oh hai Roy, kau belum
pulang?”
“Belum” jawabku polos.
“aku yang kau lakukan di
sini, sepertinya teman-temanmu sudah pulang semua”
“iya aku tau, kau juga
kenapa belum pulang?”
“aku ingin belajar lebih
hari ini, ada beberapa bab yang aku masih belum menguasainya.”
“emm Diana, ada yang ingin
aku omongkan denganmu, boleh aku meminta waktumu sebentar?” Kataku dengan
cepat, tepat ketika dia mengakhiri kalimatnya.
“iya silakan”
Aku menceritakannya dengan
ragu dan malu-malu. Aku juga bingung harus dimulai dari mana, kejadian itu
sudah cukup lama, apa pentingnya kalau dia tau.
Tapi
karena desakan hatiku yang terdalam, akhirnya aku langsung menceritakannya dari
awal. Dia pun mendengarkan seluruh ceritaku.
Lalu tiba-tiba dia mengatakan sesuatu yang aku tidak pernah menyangkanya.
“Ohh kejadian itu, aku
mengingatnya. Aku tidak akan bisa melupakanya kalu kau yang telah membuang buku
catatanku.”
Ketika kalimat itu terucap,
aku merasa semakin bersalah.
“aku juga sebetulnya sudah
tau dari awal kalau kau yang membuang buku milikiku. Karena ketika kau
membuangnya, aku berada agak jauh di sampingmu dan kau tak melihatku. Aku juga
heran kenapa setelah kau membuang buku tersebut kau malah tersenyum bahagia. Ku
kira kau membenciku, sebab itulah aku menangis.”
“emm.. maafkan aku” kataku
pelan.
“iya tak apa-apa” jawabnya.
Ada sedikit keganjalan
menurutku darinya. Kenapa dia bisa menganggapku benci kepadanya padahal kita
saat itu belum kenal akrab, bahkan bicarapun tidak pernah. Akhirnya aku
beranikan untuk tanya kepadanya, dan dia menjawab.
“Kalau Roy tau, dari dulu
aku mengagumi dirimu. Sikap cuekmu, gaya tertawamu dan semua yang ada pada
dirimu.”
“ehh,, hehe.. apaan sih”
“Aku itu suka sama kamu Roy
sejak kita pertama bertemu.”
Deg,.. Jantungku seketika
itu berhenti.
Mungkin jika hal itu
dibiarkan sedikit saja lebih lama, aku sudah tidak ada di dunia ini.
Tiba-tiba saja dia bilang
hal semacam itu kepadaku. Dia tak tau perasaanku yang setiap hari dihantui
olehnya karena rasa bersalah. Lalu dia tiba-tiba bilang suka?
Dalam hati terdalam antara
rasa senang dan bahagia bercampur aduk dengan gerogi serta bingung. Aku tidak
tau kenapa dia langsung bilang seperti itu.
Setelah beberapa lama, aku
hanya menanggapinya dengan biasa. Aku masih bingung mau menjawab apa, lalu aku
pamit pulang.
Disisi lain aku merasakan
lebih percaya diri untuk mendekatinya melalui ponsel. Setiap hari kita SMS
membahas semua hal, dari tugas yang diberi oleh guru, tanya jam berangkat
sekolah, sampai mau lanjut kemana setelah selesai dari SMA ini.
Setiap malam ada perasaan
bahagia karena selalu menantikan SMS darinya. Kadang juga aku yang memulai
duluan, dan ternyata kita ingin memasuki kampus yang sama.
Lambat laut karena perasaan
ini yang bergejolak, akhirnya aku mengungkapkan rasa cinta kepadanya. Kabar
baiknya, dia menerimaku dengan senang hati, dan dari situlah kisah cinta kita
bermula.
Contoh Cerpen Persahabatan
Sahabat Baru
Penulis
: Bang Qooid
Aku
adalah Andi anak yang baru pindah dari provinsi sebelah. Sekarang aku tinggal
di kota Lamongan. Aku tidak menyangka ternyata kota Lamongan itu indah banget.
Tempatnya yang asri, bukit yang menjulung, daerah yang masih hijau, aku senang
berada di sini.
Di
setiap harinya, aku bisa melihat lautan yang luas. Jarang sekali aku bisa main.
Di tempat tinggalku dulu, aku bahkan hampir tidak pernah mainan air. Aku bisa
mainan air sama keluargaku jika waktu liburan dan mampir di suatu wahana.
Kebetulan
saat di sana, ada tetanggaku yang bernama Luqman. Dia juga seumuranku, masih
duduk di bangku kelas 3 SD.
Karena
aku akan menetap di kota ini, maka aku juga harus pindah sekolah. Nah kebetulan
aku satu sekolahan sama Luqman, teman baruku.
Setiap
hari aku berangkat sekolah bersama, pulang sekolah juga. Kami sering bermain di
pesisir pantai. Kami hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk pergi di
bibir pantai.
“Luqmaann
..” panggiku dari depan rumah temanku.
“Iya
sebentar”
“ayok
cepetan kita main”
“ayok
.. ayok ..”
Hampir
setiap hari libur kami menghabiskan waktu untuk bermain air. Tentunya sudah
izin dengan orang tua kami masing-masing.
Terkadang
juga kami menonton film kartun bersama.
Pernah
juga saat kita asik bermain di pantai, ada anak dari teman kami sekelas datang
kesana. Namanya Anton.
“Hai..
Antoonn” teriaku pada sedikit kejauhan
Dia
pun menoleh, dan dia langsung menghampiri kami berdua.
“kalian
sedang apa” kata Anton.
“kami
sedang bermain air, sambil cari kerang ini” kata Luqman.
“eh
bagaimana kalau kita lomba lempar batu aja ke sana. Siapa yang paling jauh maka
itu pemenangnya.” Anton menjelaskan.
Kami
pun saat itu ikut saran dari teman kami Anton, mengambil bebatuan karang yang
cukup untuk dilemparkan sejauh yang kami bisa.
Pertama
aku yang menang, terus disusul oleh Anton lalu Luqman. Permain itu sudah cukup
menggembirakan buat kami. Menurut kami bahagia itu sederhana, tinggal kitanya
saja dapat bersyukur atau tidak.
Kami
mengulang-ngulangi permainan itu sampai kami puas. Kadang juga Anton duluan
yang menang, kadang juga Luqman, kadang juga aku yang paling akhir.
Itulah
persahabatan kami yang sungguh menyenangkan. Semoga kalian juga memiliki
sahabat yang baik seperti teman-temanku.
Contoh
Cerpen Pendidikan
Pak
Guru Hadi yang Ikhlas Mendidik
Penulis
: Mas Blue
Sosok guru yang sedang
berbicara di depan kelas adalah pak Hadi. Beliau mengajar pelajaran biologi di
berbagai sekolah. Tapi kali ini mungkin dia harus menguasai semua mata
pelajaran, karena dialah satu-satunya guru yang ada di dusun terpencil ini.
Pak Hadi adalah seorang guru
yang baik. Ketulusannya membimbing anak-anak di dusun ini tak menyurutkan
semangatnya. Walau dia tidak dibayar, tapi pak Hadi tekun dan terus mengajarkan
pelajaran kepada anak-anak kami.
Di dusun ini tidak ada
sekolahan. Jika ingin sekolah yang formal, maka penduduk dusun ini harus
menempuh perjalanan yang sukup jauh agar bisa bersekolah.
Harus menempuh perjalanan
dengan melewati sungai yang deras, hutan yang rimba dan waktu yang cukup
panjang.
Tapi guru yang satu ini, dia
dengan ikhlasnya mau tinggal di dusun ini. Kalau ditanya makan apa disini, kami
biasanya hanya makan dengan singkong yang dibakar, mandi di sungai dan tempat
tinggal yang terbuat dari bambu yang kami keringkan dengan atap seadanya.
Terlihar jelas ketegunan
guru tersebut. Kami penduduk dusun kecil ini sering melihat guru beserta
murit-murit belajar di tanah dengan alas seadanya, kadang juga di sawah, kadang
juga di rumah warga.
Bagi kami hal itu tidak
membuat masalah, karena dia sudah menolong anak-anak kami dengan memberikan
pendidikan.
Lambat laun karena kerja
kerasnya pak Hadi, berdirilah sekolahan SD di dusun tersebut. Pastinya tidak
dengan gampang, bertahun-tahun dia menghabiskan waktunya untuk menolong dusun
kami.
Sampai listrik pun bisa
masuk ke dusun kami. Perjuangan pak Hadi harus di akui jempol.
Pernah sekali mendengar pak
Hadi mengajar,
“bagaimana anak-ana, apakah
kalian paham?”
“paham pak”
Waktu itu, pak Hadi dengan
kemaunya sendiri membawa peralatan tulis dari kota tempat tinggalnya. Dia rela
membawakan buku tulis, papan bor, dan kapur untuk menuliskan pelajaran.
Muritnya juga senang sekali dengan kedatangan guru tersebut.
Ada sepuluh anak yang ikut
kelas pak Hadi untuk belajar. Pak Hadi berusaha penuh agar semua anak yang ada
di sana mendapatkan pendidikan yang layak.
Walaupun tidak bisa mengajak
semuanya, tapi cukup untuk mewakili dusun tersebut kelak suatu hari nanti.
Murit pak Hadi
bermacam-macam, ada yang masih kecil, ada yang sudah kumisan, ada juga murit
yang masih anak-anak dan masih di awasi oleh orang tuanya.
Bagi pak hadi itu tidak
menjadi masalah, karena datangnya murit dengan semangat untuk belajar saja
sudah membuanya senang.
Harapan terbesar dari pak
hadi adalah ketika anak-anak didiknya tumbuh besar, mereka bisa memajukan
bangsa mereka, terutama dusun yang mereka tinggali. Itulah pak Hadi, guru yang
ikhlas untuk mengajarkan ilmu-ilmunya.
Contoh
Cerpen Sedih
Sedih
Melihat Jasa Kucingku Tersayang
Penulis
: Mas Kahfi
Bulu lebat dengan hidung
pesek dan ekor yang sedang mengibas-ngibaskan ke arahku itu namanya Kelly. Dia
adalah kucing kesayanganku. Kelly adalah nama yang diberikan oleh ibuku.
Aku suka sekali dengan
kucing, dia selalu menemani hariku. Disaat santai menonton tv, sedang belajar,
juga sedang bermain di halaman.
Kami selalu bersama jika aku
sedang di rumah. Dia kucing yang manja, tapi sebetulnya dia adalah kucing yang
berani. Jenis kelaminya saja jantan, masak iya sih kalo dia penakut? ya mungkin
dia tidak pernah keluar saja, cuman dia pemberani kok, aku yakin itu.
Sampai suatu hari kami
tinggal pergi ke luar kota. Aku sedih karena tidak bisa mengajaknya. Dia akan
menyusahkan bila diajak pergi.
Aku hanya memberikannya
makanan yang cukup untuk beberpa hari pada wadah makanannya.
Sebelum keberangkatan, aku
peluk dia dan bilang kepadanya.
“Kelly.., kamu baik-baik
saja kan di rumah, aku sama mama dan papa mau pergi beberapa hari, kamu jaga
ruamah aja yaa.”
Kelly pun hanya bisa
mengeong kecil.
Keesokan harinya aku beserta
mama-papaku sudah siap untuk pergi dengan beberapa tas besar di depan rumah.
Papa mengeluarkan mobil dari garasi.
Sebelum kami naik, Kelly pun
datang menghampiriku sambil mengeong-ngeong. Kami sengaja memberi pintu khusus
agar bisa dibuat keluar-masuknya peliharaan kami.
Dan dia tidak ingin kami pergi begitu saja meninggalkan dia. Tapi apa boleh buat kami harus pergi.
Dan dia tidak ingin kami pergi begitu saja meninggalkan dia. Tapi apa boleh buat kami harus pergi.
Aku pun menaruhnya setelah
memeluk tubuhnya yang lembut beberapa saat, lalu kami masuk mobil dan pergi. Ku
lihat dari kaca belakang mobil, Kelly mengejar mobil kami, aku pun sedikit
sedih karena telah meninggalkannya.
Lalu aku masih melihatnya
dari dalam mobil, setelah berjarak sedikit jauh, Kelly terhenti dan memandangi
mobil kami yang melaju.
Dalam perjalanan aku pun
cemas, apa jadinya kalau kucing manja tersebut kami tinggal. Apa dia akan
baik-baik saja? Aku harap sih begitu, semoga dia baik-baik saja.
Tiga hari berlalu, kami pun
pulang ke rumah. Tak sabar melihat kucingku, aku segera bergegas masuk ke dalam
rumah. Sesaat aku tidak mendapatinya, aku cari dikamar dia tidak ada, aku cari
di rumah kecilnya juga tidak ada, sampai ketika aku mencarinya di dapur. Aku
tidak menyangkanya, ada bercak darah di sana.
Dan sebentar saja aku
melihat kucingku berbaring dekat pintu dapur. Dia tak sadarkan diri. Aku segera
membangunkannya, tapi tubuh kucing tersebut sangat berat, lebih berat 10x dari
biasanya. Tubuhnya juga sudah dingin dan kaku.
Ayahku datang dan
menghampirinya, ternyata kucingku telah mati. Aku menangis sejadi-jadinya.
Kenapa dengan kucingku, ada apa dengan dia. Seharunya dia baik-baik saja, kan
dia adalah kucing yang pemberani.
Ayahku mencari tahu kenapa
Kelly bisa terbunuh. Dia menelusuri dapur, ruang tamu, tidak ada apa-apa di
sana. Sampai ketika dia melihat ke arah taman dan didapatinya ada seekor ular
ukuran sedang berbaring tewas di sana. Tubuhnya penuh dengan luka cakaran dan
gigitan.
Dari sini kita baru tau,
kucingku terbunuh setelah melawan ular pengganggu ini untuk melindungi rumah
kami. Kelly yang malang.
Contoh
Cerpen Lucu
Lucunya
Suamiku
Penulis
: Mas Blue
Waktu adalah uang.
Di dalam sebuah rumah,
terdapat sepadang suami-istri sedang duduk bercengkrama. Saat itu sang istri
mengingikan sesuatu dan bilang pada suaminya.
“pa, kan uang bulanan mama
sudah habis, boleh nggak mama minta lagi.”
“Kan papa baru saja
memberikannya kemaren”
“papa gak sadar ya, kan papa
sudah memberikanya 3 minggu yang lalu, dan sekarang sudah tanggal tua pa.”
“ohh, sekarang tanggal sudah
tua ya ma, kapan lahirnya kok tiba-tiba sudah tua.” dengan sedikit tertawa.
“ihh, pa kalau papa tidak
memberika uang, besok kita makan apa pa.”
“halah, kamu sih boros.”
“hmm, kan mama butuh pa”
“tapi juga gak beli pakaian
juga ma, pakaian mama sudah banyak di lemari.”
“iya iya, mana sekarang
uangnya.”
“sabar ma, papa punya
sesuatu yang lebih baik dari pada yang mama minta” kata suami tersebut dengan
senyum kemenangan.
“apa itu pa?”
Sang suami tersebut lalu
berdiri dari kasurnya lalu memberikan benda yang ada di saku kanannya.
“ini yang kata papa lebih
baik dari yang mama minta?”
“iya.” jawabnya yakin
“jam tangan?”
“ketauhilah ma, karena waktu
itu adalah uang.”
Sang suami ketawa
terbahak-bahak seraya menang dari kekasihnya, sedangkan sang istri cemberut
jengkel karena tidak mendapatkan uang yang dia inginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar