Anak
yang sehat adalah dambaan setiap orang tua
Biasanya
anak dianggap sehat apabila berat badannya bagus
Anak
yang badannya montok ditambah pipinya yang tembam
Memang
membuat siapa saja yang melihat jadi gemas
Ternyata,
anak sehat bukan hanya dilihat dari berat badannya saja, tetapi tinggi badannya
juga
Ketika
tinggi badan anak lebih pendek dari anak seusianya
Orang
tua harus waspada, bisa saja si anak mengalami stunting
Stunting
adalah gangguan pertumbuhan pada anak balita (bayi
dibawah lima tahun) disebabkan kekurangan gizi kronis
Stunting
membawa dampak yang cukup serius bagi anak, diantaranya :
1. Pertumbuhan tinggi dan beratnya jauh di
bawah rata-rata anak seusianya.
2.
Kemampuan motoriknya kurang optimal
3.
Kecerdesannya
lebih rendah dibanding anak seusianya.
4.
Bisa menyebabkan kematian di
usia dini
5. Setelah dewasa ia mudah terserang penyakit dan berisiko terkena penyakit diabetes, jantung, kanker
dan stroke.
6. Setelah dewasa produktivitasnya rendah
Karena stunting berkaitan dengan produktivitas
Maka masalah stunting bukan hanya mengancam keluarga
Tetapi lebih luas lagi mengancam kesejahteraan negara.
Negara yang penduduknya dengan produktivitas rendah
Akan mengakibatkan pendapatannya juga rendah
Sehingga akan sulit bersaing dengan
negara lain
Mengingat
dampak yang ditimbulkan stunting ini cukup besar
Maka
diupayakan pencegahannya sedini mungkin
Pencegahan
stunting dimulai dari #1000HariPertamaAnanda
Yaitu 1000
hari pertama kehidupan anak, perhitungannya
270 hari masa kehamilan (9 bulan) ditambah 730 hari setelah anak lahir (anak
berumur 2 tahun)
Karena
stunting subjeknya balita, maka pencegahannya dititik beratkan kepada orang
tuanya
Orang
tua harus memperhatikan pola makan, pola asuh, dan sanitasi anaknya
A. Pola Makan
Pola
makan yang harus diperhatikan adalah pola makan ketika ibu masih mengandung
anaknya (masa kehamilan)
Selama
masa kehamilan ibu harus :
1. Menjaga Status Gizi Tetap Baik
Kurangnya
zat gizi pada ibu selama kehamilan berdampak negatif bagi anak untuk jangka panjang, yaitu
menyebabkan kerusakan perkembangan otak, menghambat pertumbuhan fisik, serta
lebih rentan untuk terkena infeksi dan penyakit.
2. Minum Tablet Penambah Darah
Ibu
hamil perlu minum penambah darah minimal 90 hari
kehamilan
Karena
anak dalam kandungan membutuhkan
zat gizi serta asam folat
Asam
folat ada di :
·
Sayuran
hijau (asparagus, bayam, brokoli, selada)
·
Kacang-kacangan
(kacang polong, kacang hijau, kacangtanah)
·
Buah-buahan
(seperti jeruk, alpukat, buah bit)
·
Gandum
3. Melakukan Pemeriksaan
Kandungan Rutin
Untuk
memantau kesehatan ibu dan anak dalam
kandungan, ibu melakukan pemeriksaan
kandungan secara rutin
B. Pola Asuh
Pola asuh ini dilakukan setelah anak lahir. Hal-hal
yang harus orang tua lakukan adalah :
1.
Ketika Umur Anak 0-6 Bulan
Ketika umur anak 0-6 bulan orang tua harus :
a. Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah menempatkan
bayi di dada ibu untuk mencari Air Susu Ibu (ASI) secara alami setelah bayi
lahir
Tujuannya
agar bayi mendapatkan kolostrum, yaitu cairan berwarna
kuning kental pada ASI yang keluar pertama.
Kolostrum
ini mengandung protein yang tinggi dan rendah gula serta kaya akan senyawa yang
bermanfaat bagi tubuh.
Selain
itu, kolostrum juga mengandung immunoglobin A, yaitu sebagai antibodi yang
dapat mencegah penyakit pada bayi
b. Memberikan ASI Ekslusif
selama 6 bulan
ASI
Ekslusif adalah pemberian ASI kepada bayi tanpa makanan lain
selama 6 bulan.
ASI
mengandung zat gizi yang sempurna sehingga tidak perlu diberi tambahan apapun, kecuali ASI.
2.
Ketika Umur Anak 6 Bulan-2 Tahun
Ketika umur anak 6 bulan-2 tahun orang tua harus :
a.
Memberikan Makanan Pendamping ASI
(MP ASI)
Pedoman pemberian MP ASI menurut WHO harus
memperhatikan jumlah, tekstur, dan frekuensi sesuai dengan umur.
·
Untuk usia 6-9 bulan berikan
makanan yang lumat, teksturnya sangat lunak agar bisa dicerna oleh anak seperti
bubur susu atau buah yang dilumatkan.
·
Untuk usia 10-12 bulan
berikan makanan lembik, teksturnya lebih terlihat namun masih lembik seperti
makanan yang diiris atau dipotong seperti tim saring, nasi tim, buah, atau
biskuit.
·
Untuk usia 13-24 bulan mulai
diperkenalkan makanan keluarga
b. Memantau Berat Badan dan Panjang
Badan Anak.
Membawa
anak ke posyandu untuk memantau perkembangan berat badan dan panjang badan anak
Hal
ini membantu orang tua mengetahui status gizi anak serta dapat membantu
mendeteksi dini gangguan pertumbuhan pada anak.
c. Memberikan Vitamin A dan Imunisasi
Sesuai Jadwal.
Vitamin
A dan imunisasi berfungsi meningkatkan sistem imun tubuh dan mencegah infeksi,
yang merupakan penyebab langsung stunting.
Vitamin
A (bulan Februari dan Agustus) dan imunisasi bisa ibu dapatkan di Posyandu
C. Sanitasi
Sanitasi berkaitan dengan pola hidup bersih keluarga. Yang harus orang
tua lakukan adalah :
1.
Menjaga Kebersihan
Tangan
Orang tua membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum
makan
Dan mengajarkan kebiasaan ini kepada anaknya
2.
Menjaga Kebersihan
Peralatan Makan Anak
Orang tua mencuci tangan dengan sabun ketika menyiapkan dan pada saat
memberi makan anak
Serta menggunakan peralatan makan yang bersih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar