Kamis, 31 Desember 2020
Puisi Pacu Itiak
Senin, 28 Desember 2020
SARAH
Antrian di ruang peminjaman buku lumayan panjang, karena pegal berdiri, Robi memilih duduk di sofa yang sudah disediakan. Ruang perpustakaan umum tampak ramai siang itu , banyak mahasiswa baru yang ingin meminjam buku. Seorang gadis tampak keluar dari antrian, ketika hendak memasukkan buku yang dipinjamnya ke dalam tas, sesuatu melayang jatuh tanpa disadarinya. Robi mengambil benda yang terjatuh itu, benda itu ternyata kartu perpustakaan.
Sabtu, 26 Desember 2020
Sepeda Baru
Sepeda Baru
Karya : Salohot Nasution
“Ayah, belikan aku sepeda baru” rengek anaknya
“Tunggu dirimu kelas lima anakku” jawab Ayahnya
Sekarang anak itu kelas empat, setahun lagi ia menunggu
Tak sabar rasanya menunggu, lambat terasa putaran waktu
Selasa, 22 Desember 2020
Mimpi
MIMPI
Karya : Salohot Nasution
Pejamkan matamu lalu bermimpilah
Pilih mimpi yang engkau sukai
Dalam bermimpi boleh suka hati
Karena mimpi milik pribadi
Rabu, 16 Desember 2020
Mengenang Jasa Para Pahlawan
Mengenang Jasa Para Pahlawan
Karya : Salohot Nasution
Negeri ini dulu tiada
Lalu mereka menjadikannya ada
Mereka adalah para pahlawan bangsa
Yang kini tinggal pusara
Minggu, 13 Desember 2020
Puisi Tema Kopi
Aku menemukan diri
Diantara manisnya gula
Dan pahitnya kopi
Minggu, 06 Desember 2020
Puisi : Bersatu Dalam Perbedaan
Bersatu Dalam
Perbedaan
Karya : Salohot
Nasution
Dimanakah Indonesia?
Indonesia berada pada ragam bahasa
Yang dituturkan di berbagai daerah
Khazanah bahasa nusantara yang kaya
Minggu, 01 November 2020
Quote Jangan Menyerah
Ketika kesulitan datang menghampiri engkau boleh menangis tapi jangan
pesimis, di depan sana terbentang garis finish yang harus engkau tempuh dengan
sikap optimis. Kesulitan datang untuk menguji seberapa besar engkau punya nyali
untuk mewujudkan mimpi, jangan menyerah pada kesulitan apalagi kalah dengan
keadaan sebelum menggapai tujuan. Ketika tujuan telah ditetapkan kerahkan
segala kemampuan, baik tenaga maupun pikiran. Tidak ada keberhasilan yang bisa
digenggam tanpa perjuangan yang meununtut pengorbanan, oleh karena itu selalu fokus kepada tujuan yang telah
ditetapkan, jangan hiraukan cemoohan yang datang dari kiri-kanan. Lebih baik
menerima kegagalan setelah melewati perjuangan daripada hanya bermimpi tanpa
pernah berusaha mewujudkannya. Gagal dan berhasil hanyalah defenisi yang
diciptakan oleh manusia, karena keberhasilan yang sesungguhnya adalah
perjuangan yang ditempuh tanpa kata menyerah.
Quote tersebut diikutsertakan dalam Lomba Menulis Quotes Tema Bebas yang
diselenngarakan oleh Komunitas Senja tanggal 28 Oktober 2020
Rabu, 28 Oktober 2020
Quote Tema Kesulitan
Kesulitan yang sering kita keluhkan ternyata banyak
melatih kita agar mampu menggunakan akal pikiran
Quote tersebut diikutsertakan dalam Lomba Cipta Quote
Nasional Tema Bebas yang diselenggarakan oleh Penerbit Kertasentuh tanggal 25
Oktober 2020
Selasa, 06 Oktober 2020
Quote Tema Kekalahan
Kekalahan adalah ruang jeda yang memberikan
kesempatan bagi diri untuk belajar lebik baik lagi agar mampu menggapai
kemenangan dimasa depan.
Quote tersebut diikutsertakan dalam Lomba
Cipta Quotes Tema Bebas yang diselenggarakan oleh Aksara Kinan tanggal 30
September 2020
Selasa, 08 September 2020
Puisi : Tanya Kepada Kawan
Tanya Kepada Kawan
Karya : Salohot Nasution
Apa yang engkau temukan dalam perang?
Tidak lain hanya kematian dan kehancuran
Apa yang engkau temukan dalam pertengkaran?
Tidak lain hanya nafsu ingin menang
Minggu, 06 September 2020
Puisi Generasi Anindita
Generasi Anindita
Karya : Salohot Nasution
Pada masa yang bergulir tergurat tanya
Akankah zamin ini mendekap jaya?
Seperti zamin digdaya nun jauh di sana
Namun tangannya menggenggam buana
Zamin ini kaya limpahan sumber daya
Namun sayang tak sujana mengelola
Di zamin yang gemah ripah loh jenawi
Kesejahteraan masih sekedar ilusi
Di pundak generasi mudalah berada masa depan zamin
ini
Namun mereka belum mengerti
Masih harus banyak belajar lagi
Perlu wiyata sejak dini
Pramuka membina generasi muda Indonesia
Dari siaga hingga pandega dibawah dasadarma
Menjadi pribadi cakap, cinta zamin, beriman
serta bertakwa
Generasi penerus yang anindita asa bangsa dan
negara
Aceh Timur, 27 Agustus 2020
Puisi di atas diikutsertakan dalam Lomba Cipta
Puisi Tingkat Nasional Tema Pramuka yang diselenggarakan oleh Kata Kunci 2020
tanggal 30 Agustus 2020
Kamis, 27 Agustus 2020
Puisi : Ulang Tahun Tanpa Perayaan
Ulang Tahun Tanpa Perayaan
Karya : Salohot Nasution
Jam
dinding menunjukkan jam 12 malam
Kini
usiamu bertambah setahun dari masa silam
Saatnya
berbenah diri dari langkah kelam
Menuju masa depan cerah yang akan digenggam
Rabu, 26 Agustus 2020
Quote Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika laksana jambangan bunga, ia
menyatukan aneka warna yang berbeda, menghadirkan pemandangan yang sedap
dipandang mata, menebarkan aneka aroma yang menggugah rasa.
Bhinneka Tunggal Ika laksana kanvas lukisan, ia
menyatukan berbagai perbedaan goresan warna sehingga menjadi sebuah lukisan
yang indah. Lukisan itu bernama Indonesia, jutaan perbedaan didalamnya menjadi
harmoni dalam berbangsa dan bernegara.
Quote tersebut diikutsertakan dalam Lomba Cipta Quote
Nasional Lintas Pulau Tema Bhinneka Tunggal Ika yang diselenggarakan oleh
Abiezhian tanggal 20 Agustus 2020
Senin, 24 Agustus 2020
Puisi : Kekayaan Budaya Indonesia
Kekayaan Budaya Indonesia
Karya : Salohot Nasution
Masakan dari olahan rempah-rempah
Yang rasanya mampu menggoyang lidah
Tersedia dengan melimpah ruah
Bisa dipilih kemana selera tergugah
Kamis, 20 Agustus 2020
Quote Tema Kepergian
“Dibalik pahitnya
kepergian tersimpan manisnya pertemuan”
Quote tersebut diikutsertakan dalam
Lomba Cipta Quote Nasional Tema Kepergian yang diselenggarakan oleh Ruuang
Rindu tanggal 4 Juli 2020
Rabu, 19 Agustus 2020
Puisi : Manusia Pejuang
Manusia Pejuang
Karya : Salohot Nasution
Detik demi detik hidup manusia adalah perjuangan
Dan setiap manusia adalah pejuang karena dia hidup untuk berjuang
Seorang anak menanggalkan ambisinya lalu mencocokkannya
Dengan puzzle ambisi kedua orang tuanya
Demi mendapat senyuman bangga dari orang tua
Selasa, 18 Agustus 2020
Quote Tema Perjuangan
Sejak corona mewabah perjuangan mencari nafkah semakin
susah, namun tidak boleh ada kata menyerah demi melihat senyum anggota keluarga
merekah. Selalu ada jalan bagi pejuang nafkah yang tak mengenal kata menyerah.
Quote tersebut diikutsertakan dalam Challange Quote
Writhernity Tema Perjuangan yang diselenggarakan oleh Write Together Community tanggal 12
Agustus 2020
Puisi : Kala Matahari Tak Bersinar Lagi
Minggu, 16 Agustus 2020
Puisi : Rumah Honai
Rumah Honai
Karya : Salohot Nasution
Di halaman rumah honai aku berdiri
Mata terpukau mengetuk hati
Mencari makna dalam hidup ini
Di dalam kesederhanaan kutemukan arti
Rabu, 12 Agustus 2020
Puisi : Api Yang Tak Lagi Berapi
Api Yang Tak Lagi Berapi
Karya : Salohot Nasution
Api itu pernah berkobar, menyala menyambar-nyambar
Di dada anggota Budi Oetomo, Serikat Islam dan Partai Nasional Indonesia
Nyala api itu lalu menyebar dan membakar
Di dada rakyat Indonesia yang merindukan merdeka
Senin, 10 Agustus 2020
Quote Tema Corona
Corona menyentuh pusat kesadaran bahwa kemajuan peradaban
manusia bukanlah apa-apa dihadapan Sang Pencipta. Makhluk kasat mata mampu
merobohkan dinding kesombongan manusia yang bangga akan kemajuan peradabannya.
Quote tersebut diikutsertakan dalam Lomba Quote Tema
Corona yang diselenggarakan oleh Rex Publishing tanggal 3 Agustus 2020
Jumat, 07 Agustus 2020
Puisi : Sahabat Tapi
Sahabat Tapi
Karya : Salohot Nasution
Wanita
itu unik, ia sembunyikan duka hatinya
Tapi
semua orang tahu lewat air matanya yang bercerita
Wanita
itu unik, ia sembunyikan suka hatinya
Tapi semua orang tahu lewat senyumnya yang berbicara
Puisi : Bocah Piatu
Bocah
Piatu
Karya
: Salohot Nasution
Ia
berdiri di gerbang sebuah sekolah dasar
Pemandangan
di hadapannya ia tatap dengan nanar
Ketika
bocah-bocah seusianya
Mendapatkan ciuman dan pelukan dari ibunya
Puisi : Negeri Yang Indah
Negeri Yang Indah
Karya : Salohot Nasution
Sebuah
negeri telah diciptakan oleh Tuhan
Di
bawah lautnya Ia titipkan keindahan
Dengan
kehadiran terumbu karang dan tumbuhan
Rumah yang nyaman bagi berbagai jenis ikan
Kamis, 06 Agustus 2020
Puisi : Cinta Sebening Kaca
Cinta Sebening Kaca
Salohot Nasution
Udara
yang bergerak dengan bebasnya
Engkau
tangkap lalu engkau ubah menjadi cinta
Beningnya
tetesan embun pagi
Engkau dekap lalu engkau ubah menjadi kasih murni
Puisi : Belajar Takwa Dari Nabi Ibrahim
Belajar Takwa Dari Nabi Ibrahim
Karya : Salohot Nasution
Ketika
Nabi Ibrahim ingin menyembelih Nabi Ismail
Nabi Ismail
dengan sabar dan ikhlas menyerahkan diri
Walaupun
perintah itu berupa mimpi yang ganjil
Suara keyakinan akan kebenaran menggema kuat di hati
Selasa, 04 Agustus 2020
Puisi : Alarm Telah Dibunyikan
Alarm Telah Dibunyikan
Salohot Nasution
Alarm telah dibunyikan di lautan
Lewat ombak yang gelisah menawarkan basah
Pada gedung dan rumah-rumah
Juga pada tempat-tempat ibadah
Puisi : Rindu Ayah
Rindu
Ayah
Karya
: Salohot Nasution
Siang
itu aku datang ke pusaramu
Disaksikan
matahari yang mengintip malu-malu
Dibawah
langit yang sedang berwajah sendu
Diiringi
gemuruh dada yang kacau
Engkau
datang menemuiku sambil tersenyum
Aku
menyambutmu dengan senyum terkulum
Ayah
bagaimana kabarmu? Aku datang menemuimu
Ini
kubawakan bingkisan doa untukmu
Kita
berdua lalu duduk berdampingan, seperti dulu
Seperti
saat engkau istirahat menghilangkan lelahmu
Lalu
aku duduk disampingmu, menemani engkau
Menghabiskan
bekal makan siangmu
Dan
kisah-kisahpun mulai didengarkan kembali
Lipatan-lipatan
memori dibentangkan kembali
Dalam
waktu yang sangat singkat ini
Beragam
kisah sudah kita lewati
Setelah
berkisah engkaupun kembali
Menuju
peraduanmu yang terakhir kali
Akupun
berpamitan meninggalkanmu sendiri
Melanjutkan
perjalanan bersama rindu yang kugenggam ini
Aceh
Timur, 28 Juli 2020
Puisi
di atas diikutsertakan dalam Lomba Cipta Puisi dengan tema Ayah dan Ibu yang
diselenggarakan oleh Penerbit Mandiri Jaya Subang pada tanggal 28 Juli 2020
Jumat, 31 Juli 2020
Puisi : Guru Tua
Guru Tua
Salohot Nasution
Tubuh
itu kini telah renta dimakan usia
Namun
semangat mengabdinya masih menyala
Setiap
hari ia tebar ilmu pengetahuan kepada muridnya
Menghabiskan
sisa usia, menjadi guru mulia
Ketika
muda ia turut serta bergerilya
Mengangkat
senjata mengusir penjajah, meraih merdeka
Mengorbankan
segala harta yang ia punya
Sekalipun
itu harus berpisah nyawa dengan raga
Setelah
kemerdekaan berhasil digenggam negeri ini
Ia
memilih mengajar sebagai jalan berbakti
Menjalani
hidup sederhana tanpa mengharapkan materi
Menghidupi
keluarga dengan mengolah tanah, menjadi petani
Ia
abaikan godaan sertifikasi yang menari-nari
Kebahagiaannya
bukan pada banyaknya materi
Melainkan
pada keberhasilan muridnya meraih mimpi
Semua
pengorbanan dan pengabdiannya lahir dari nasionalisme murni
Aceh
Timur, 24 Juli 2020
Puisi
di atas masuk Juara Favorit dalam Event Cipta Puisi Abiezhian 2 dengan tema Nasionalisme yang
diselenggarakan oleh Abiezhian ( @abiezhian) pada tanggal 27 Juli 2020
Senin, 27 Juli 2020
Cerita Anak : Tangan Kanan
Ramlan murid kelas 4 SD, ia bersekolah di SD Merah Putih. Sejak dari kelas 1 sampai ia kelas 4, tidak ada yang mau berteman dengannya. Alasannya karena menurut mereka Ramlan bau, selain itu Ramlan juga memiliki cacat tubuh. Ia tidak memiliki tangan sebelah kanan. Bila dibandingkan dengan orang normal, tangannya hanya sebatas siku.
Bau Ramlan sebenarnya berasal dari oli. Sepulang sekolah ia membantu Ayahnya kerja di bengkel. Walaupun tangannya hanya sebelah tapi Ramlan anak yang rajin membantu orang tua. Ketika bekerja membantu orang tuanya kadangkala Ramlan memegang oli. Karena ia masih kecil, ia belum bisa mencuci bekas-bekas oli itu dengan baik, sementara Ibunya sibuk mengurus ketiga adiknya yang masih kecil. Itulah sebabnya kadang-kadang ia bau oli.
Sedangkan tangan kanannya yang tidak ada, dikarenakan cacat bawaan sejak lahir. Memiliki hanya tangan sebelah kiri, membuat teman-temannya menjauhi dia. Kata mereka Ramlan tidak asyik diajak main. Tidak punya teman membuatnya sedih, tapi ia rajin berdoa semoga Tuhan memberikannya teman yang baik untuknya.
Sepertinya doa Ramlan dikabulkan oleh Tuhan. Hari itu kelas 4 kedatangan murid baru, namanya Rafli. Karena hanya bangku yang disamping Ramlan yang kosong, Rafli menjadi teman sebangku Ramlan. Sejak itu Ramlan dan Rafli bersahabat, mereka selalu bersama ketika pergi sekolah maupun pulang sekolah.
Sejak berteman dengan Rafli, Ramlan sangat senang sekali. Rafli anak yang lumayan pintar, mereka sering belajar bersama. Kadangkala di rumah Rafli, kadangkala di rumah Ramlan, kadangkala di bengkel tempat Ramlan bekerja. Selain pintar, Rafli juga berani dan bisa bela diri.
Pernah waktu itu geng tiga sekawan, Jamal, Riki, dan Harun mengganggu Ramlan. Mereka marah karena Ramlan tidak memberikan PR matematikanya kepada mereka, akhirnya mereka dihukum berdiri selama pelajaran matematika berlangsung, karena tidak mengerjakan PR. Sepulang sekolah mereka menghadang Ramlan dan Rafli yang pulang bersama.
Mereka bertiga ingin memukul Ramlan, karena Rafli ada disitu, Rafli tidak tinggal diam. Katiga anak itu dihajarnya dengan ilmu bela diri yang ia kuasai, walaupun tubuh ketiga anak bandel itu lebih besar darinya. Ketiganya lari terbirit-birit begitu kena pukulan dan tendangan Rafli. Sejak itulah katiga anak itu tidak berani lagi mengganggu Ramlan.
Sebenarnya Rafli juga senang berteman dengan Ramlan. Dari Ramlan ia mendapat pelajaran untuk selalu bersyukur walaupun dalam keadaan kekurangan. Selalu rajin membantu orang tua, walaupun dalam keadaan lelah setelah pulang sekolah. Diam-diam ia mengagumi semangat juang sahabatnya itu.
Walaupun Rafli anak orang berada, ia tak pernah gengsi. Bahkan ia senang membantu Ramlan di bengkel. Jika pelanggan sepi, mereka belajar bersama. Jika pelanggan ramai, mereka saling bekerja sama. Dengan adanya Rafli yang sering membantu Ramlan, seolah-olah ia memiliki kedua tangan yang sempurna. Ia menyebut sahabatnya itu “Tangan Kanan”.
Kebersamaan keduanya berlangsung hingga mereka SMP. Setelah SMP keduanya harus berpisah. Ramlan tidak meneruskan sekolahnya, ia memilih membantu Ayahnya karena adik-adiknya sudah mulai masuk sekolah, jadi butuh banyak biaya. Sedangkan Rafli meneruskan sekolahnya ke SMA di kota.
Walaupun mereka berjauhan, mereka saling berkirim kabar. Rafli menceritakan bagaimana suka duka belajar di SMA dan jauh dari orang tua, sedangkan Ramlan menceritakan situasi yang ia alami di bengkelnya. Saat ini bengkelnya sudah banyak pelanggan, oleh karena itu kadangkala ia harus pulang larut malam. Banyaknya pekerjaan tidak bisa diselesaikan dengan cepat karena ia hanya memiliki sebelah tangan, sedangkan menambah orang kerja mengurangi penghasilan.
Pernah Ramlan sakit selama seminggu, kata dokter karena ia kelelahan. Mendengar sahabatnya sakit, Rafli sangat sedih sekali. Ia teringat ketika ia sakit terkena Demam Berdarah, selama dua minggu ia harus menginap di rumah sakit. Selama dua minggu itu pula Ramlan tidur di rumah sakit menemaninya.
Ia lalu berpikir bagaimana caranya agar bisa membantu Ramlan. Setelah berpikir keras, akhirnya ia menemukan ide untuk membantu sahabatnya itu. Ia akan membuat tangan palsu yang menyerupai tangan asli. Untuk mengerjakan idenya tersebut, Rafli bekerja sama dengan beberapa temannya. Setelah menempuh waktu beberapa bulan selesailah tangan palsu itu, kini saatnya memberikannya kepada Ramlan.
Ketika libur sekolah, Rafli pulang menemui orang tuanya sekaligus memberikan hadiah untuk sahabatnya. Ia datang ke rumah Ramlan ketika sahabatnya itu baru pulang kerja.
Rafli : “Ramlan, aku tidak bisa selamanya menjadi tangan kananmu, oleh karena itu ini keberikan untukmu sebuah tangan, mudah-mudahan bisa bermanfaat untukmu”
Ramlan lalu membuka bungkusan tangan itu, lalu dengan sedikit tergesa ia mencoba tangan kanan pemberian Rafli. Ia sangat senang sekali, tangan itu berfungsi dengan baik layaknya tangan asli. Ia lalu memeluk Rafli.
Ramlan : “Terima kasih banyak, sahabatku”
Rafli : “Sama-sama, sahabatku”
Tiba-tiba Ramlan melepas pelukannya, lalu bertanya dengan wajah yang sangat serius kepada Rafli
Ramlan : “Tapi bukan berarti persahabatan kita sampai di sini kan?”
Rafli : Sambil tersenyum, “bukan, persahabatan kita abadi selama matahari masih menyinari bumi”
Keduanya lalu berpelukan kembali.
Cerita ini diikutsertakan dalam Lomba Karya Tulis Cerita Anak yang diselenggarakan oleh Partai Golkar Jawa Timur (@golkarjatim) pada tanggal 24 Juli 2020
Sabtu, 25 Juli 2020
Puisi : Rumah Tempat Kembali
Rumah Tempat Kembali
Karya : Salohot Nasution
Ketika
amarah menguasai diri
Ia
bantah kedua orang tua yang sedang menasihati
“Aku
akan pergi, aku ingin hidup mandiri”
Lalu ia kepakkan sayapnya terbang tinggi
Jumat, 24 Juli 2020
Quote Menuntut Ilmu
Semangat menuntut ilmu
kunci memenangkan persaingan agar diri tidak dipecundangi kemajuan zaman
Quote tersebut diikutsertakan dalam
Sayembara 100 Quote Terbaik Tema Semangat Menuntut Ilmu yang diselenggarakan
oleh Gyfra Publishing tanggal 17 Juli 2020
Kamis, 23 Juli 2020
Puisi : Harapan Bocah Penjual Koran
Harapan Bocah Penjual Koran
Karya : Salohot Nasution
Dipagi buta yang masih menyisakan gelap
Diantara jutaan pasang mata yang masih
terlelap
Engkau bangun untuk mempersiapkan diri
Menjajakan koran yang terbit hari ini
Selasa, 21 Juli 2020
Puisi : Bunga Mawar
Bunga Mawar
Karya : Salohot Nasution
Pada warna engkau kabarkan keindahan
Memikat hati, mengalihkan pandangan
Pada warna engkau kabarkan indahnya ciptaan
Yang menggiring insan kepada keagungan Tuhan
Sabtu, 18 Juli 2020
Puisi : Rindu Omelan Ibu
Rindu Omelan Ibu
Karya : Salohot Nasution
Lima tahun yang lalu aku berlalu
Pergi meninggalkan rumah karena sendu
Merasa jengkel mendengar omelan ibu
Yang tak jemu mengingatkan jangan buang-buang waktu
PEDIH
Ia ceritakan kepada malam Sebuah kisah yang kelam Ketika hati menjadi ulam Mengenang cinta yang suram Ia ceritakan kepada bint...
-
Seloka merupakan kata yang berasal dari bahasa sansekerta yaitu shloka. Seloka ini umumnya ditulis dalam empat baris atau larik d...
-
A. Pengertian Romansa Kata romansa berasal dari bahasa Perancis yaitu “romantique” yang berarti keindahan perasaan. Romansa...
-
Roman dikenal sebagai satu diantara karya sastra yang berupa fiksi atau rekaan. Pada masa lalu, keberadaan roman sangat diperhitungkan...